Showing posts with label Traveling. Show all posts

Wisata Liburan Akhir Tahun di Minions Carnival Medan

Liburan akhir tahun sudah di depan mata. Aroma libur panjang juga sudah mulai menyeruak di berbagai sudut Kota Medan . Nah, buat kamu yang ingin mengisi liburan dengan orang-orang tersayang dan keluarga tapi maunya di dalam kota saja, pilihan wisata ini bisa bisa jadi alternatif.

Ada yang menarik di Halton Place tanggal  9 Desember 2018 nanti. Pasalnya, pada akhir pekan minggu kedua bulan Desember nanti, Parade Minions dan segenap perkumpulannya bakalan bikin heboh cluster Halton Place dengan segala pernak-pernik unik menggemaskan yang dihelat dalam event bersuasana liburan, Minions Carnival, yang digelar sedari pukul 10 pagi sampai selesai. Dalam acara tersebut, tak hanya menjumpai berbagai karakter Minions asli yang akan menampilkan berbagai kegemasan bagi putra—putri kesayangan Anda, namun juga bisa sekaligus berburu berbagai pernak-pernik unik Minions yang selama ini tentu tidak bisa Anda jumpai di Medan.


Itu sebabnya, Minions Merchandise Store juga akan hadir selama sehari penuh menemani Anda dan keluarga untuk memanjakan diri bersama kelucuan tim Minions yang dikemas dalam Minions Mascot yang berkeliling ke sana-kemari selama acara. Selain berha-ha-hi-hi dengan para Minions, selama acara berlangsung, Anda juga harus bersiap-siap menenami buah hati berlari ke sana ke mari ketika memilih berbagai wahana permaianan anak yang sudah disediakan selama karnival berlangsung.

Berlokasi di Perumahan The Grand Menteng Indah, cluster Halton Place, Minions Carnival nantinya dilengkapi dengan berbagai arena bermain, toko merchandise, food bazar, dan tentunya keberadaan Rumah Contoh Halton Place sebagai Rumah Contoh terbaik se Medan Tenggara. Cluster Halton Place ini sendiri merupakan cluster terbaru dari komplek Grand Menteng Indah yang berada di Jalan Panglima Denai. Proyek hunian berkelas ini sudah dihuni oleh sekitar 1500 kepala keluarga.

Karena bangunan serta desain interior dan ekseterior perumahan ini mengedepankan kualitas terbaik, tak heran cluster ini didaulat dan digadang sebagai perumahan termewah dan terbaik se Medan Tenggara. Dari segi lokasi, Halton Place juga sangat terjangkau dengan pusat kuliner China Town Asia Mega Mas, tempat ibadah akbar Mesjid Raya, bahkan jalur bebas hambatan Jalan Tol Amplas. Maka tak heran lokasi ini menjadi lokasi incaran karena memberikan berbagai kemudahan dan nilai investasi yang tinggi bagi Anda yang ingin mengambil hunian untuk diinvestasikan.


Adapun selama perhelatan Minions Carnival berlangsung nanti, para orang tua tidak perlu khawatir akan keselamatan buah hatinya. Sebab seluruh area akan diawasi oleh safeguard (penjaga wahana) yang sudah terlatih untuk menjaga dan mengawasi anak-anak yang bermain dalam arena nantinya.

Tak ketinggalan, sembari menemani buah hati Anda bersenang-senang, Anda sendiri juga nantinya akan menyaksikan berbagai fasilitas mewah perumahan ini, mulai dari Club House, Indoor Swimming Pool, Children Play Ground, Fitness Station, Party Deck, Sunset BBQ Paviliun, Green Sanctuary, Flower Garden serta Security Entrace System yang siap mengawal kenyamanan keluarga Anda dalam hunian.

Karena seluruh perhelatan Minions Carnaval ini dipersembahkan dengan GRATIS, maka Anda hanya tinggal melangkah masuk dan mengajak sebanyak-banyaknya orang-orang terkasih dan keluarga untuk bisa menikmati berbagai atraksi seru dari kawanan Minions plus berpose ria sepuas-puasnya dengan maskot Official Minions secara GRATIS, pada 9 Desember 2018 nanti. Langsung aja untuk info lengkapnya ke SINI (085297275999)

Wisata Mural di Medan Bersama Emily Young

Apakah kamu salah satu penggemar Emily Young Ryu? Ada kabar baik buatmu. Selebgram tenar bersuara emas yang pernah masuk 5 besar Indonesia Idol bersama Gisella Anastasia, dan juga rajin berbagi tips seputar masalah kesehatan dan kecantikan di postingan akun pribadi instagramnya ini,  kabarnya akan memenuhi undangan sebagai tamu istimewa dari Wiraland Property Group.

Kapan?
Wirland mengadakan Chill Out Party di Givency One Medan. Event ini  merupakan lanjutan acara dari Exclusive Socialite Gathering. Nah, akan ada dua acara keren pada tanggal 25 November nanti.

Exclusive Socialite Gathering diperuntukkan bagi para socialita di Kota Medan untuk bebas berinteraksi dan berbagi tips kecantikan juga tips properti pada siang hari. Pada acara ini juga Emily juga ditemani oleh Dr. Grace dari salah satu klinik kecantikan terbaik di Medan dan dipandu juga oleh MC kondang Bapak Herman Tristianto. Para undangan socialite tentunya juga akan dibawa keliling rumah contoh dan bisa berswa foto ria di Mural Art Garden Pertama di kota Medan.

Chill Out Party sendiri akan diadakan malam hari dengan tamu undangan yang datang dari pembeli, rekanan, dan juga para anggota Asosiasi Manajemen Indonesia cabang Medan. Tak kalah seru, acara ini akan dimeriahkan dengan Skycoustic Band, DJ dan Doorprize bernilai jutaan. Tamu undangan juga akan mendapat tips menarik dari bincang-bincang ala CEO Talk dari para pebisnis dan influencer kota Medan

Setiap rentetan acara yang telah dipersiapkan apik oleh Wiraland Property Group selaku penyelanggara sebagai apresiasi sekaligus persembahan dalam menyambut launching Rumah Contoh Tahap III, Rumah Contoh Terbesar dan Termegah di Medan.

Sebelumnya, setelah sukses dengan pembangunan dan penjualan Tahap 1 dan 2, perumahan Givency One Signature baru-baru ini kembali lagi meluncurkan hunian idaman terbaru bagi konsumennya lewat launching Rumah Contoh Tahap III sekaligus Mural Art Garden, yakni Taman Mural Pertama dan Satu-Satunya di Kota Medan yang akan digadang sebagai spot swafoto teranyar dan terhits di Kota Medan sepanjang tahun 2018. Anda bisa berfoto di lebih dari 40 spot foto disini. Instagramable pastinya!

Disebutkan di akun instagram pribadinya, sepekan sebelum acara Exclusive Chill Out Party nanti dihelat, Emily bakal menghabiskan akhir pekannya dan juga mengajak para undangan untuk turut hadir di acara launching Rumah Contoh Terbesar & Termegah di Kota Medan yang diadakan pada Minggu 25 November 2018 nanti, mulai pukul  02.00 siang, di Givency One Signature, Jalan Gaperta Ujung.

Acara launching Rumah Contoh tersebut juga digelar bersamaan dengan diresmikannya Mural Art Garden sebagai Taman Mural Pertama sekaligus Satu-Satunya di Kota Medan yang sudah dibidik dan digadang sebagai destinasi swafoto terbaik dan terhits sepanjang tahun 2018. Wah,  anothernew tourism site in Medan nih :).


Selama soft launching, Mural Art Garden ini sebenarnya sudah dibuka meski tidak untuk umum. Pengunjung yang ingin masuk ke destinasi swafoto ini harus melakukan follow terlebih dahulu pada akun resmi perumahan @givencyone_signature, barulah pengunjung dapat mengunjungi seluruh spot Mural Garden dengan menunjukkan instagram pribadi yang sudah melakukan following pada @givencyone_signature.

Perumahan Givency One Signature sendiri, berdiri di atas lahan seluas 50 hektar. Adapun Tahap I sudah habis terjual dengan pertumbuhan harga positif. Disusul dengan Tahap II, berbagai tipe hunian tersebut juga hampir habis diburu para end user dan sebagian investor. Tipe terbaru yang akan di-launchingnanti antara lain adalah Tipe Valentino B, Tipe Prada, Tipe Dior dan Tipe Chanel. Tipe Valentino B masih merupakan lanjutan tipe terakhir Tahap II yakni Valentino A.

Tipe Prada, dibangun di atas lahan seluas 7x12-15, hunian 3 ½ lantai ini memiliki luas bangunan seluas 145 meter persegi. Hunian ini memiliki 4 Kamar Tidur, 3 Kamar Mandi, 2 Garasi Mobil. Para milenial pasti suka dengan tipe Prada ini. Dengan harga yang hampir sama dengan apartemen mewah 2 kamar, lebih bijak untuk memilih sebuah rumah dengan 5 kamar dan tanah yang lebih luas.

Untuk tipe Dior, memiliki luas tanah  9x18-22 dengan luas bangunan sebesar 280 meter persegi. Hunian mewah 3 ½ Lantai ini memiliki 6 Kamar Tidur, 7 Kamar Mandi serta  2 Carport.

Adapun tipe terakhir adalah Tipe Chanel, dibangun di atas lahan seluas  9x15,5-34. Bangunan  3 ½ Lantai ini memiliki luas bangunan yang mencapai 302-390 meter persegi. Dengan luas tersebut, para undangan selama acara akan menemukan 6 Kamar Tidur dan 7 Kamar Mandi di dalam hunian megah dan mewah saat memasuki Rumah Contoh Tipe Chanel tersebut. Bahkan dalam rancangan rumah contoh ini,  tersedia akses tersindiri bagi para asisten rumah tangga. Pertama di Medan!

Makanya tak heran, saat mem-posting video himbauannya yang akan berakhir pekan di acara Exclusice Chill Out Party di Givency One pada Minggu 25 November 2018 nanti, Emily Young sangat antusias memaparkan rasa penasarannya dan tak sabar untuk segera berakhir pekan dalam acara Exclusive Socialite Gathering yang digelar di kawasan perumahan elit yang dilengkapi Mural Garden, Taman Mural Pertama & Satu-Satunya Di Medan.


Hal ini tentu akan menjadi kejutan manis bagi setiap undangan. Sebab, selain menikmati berbagai kudapan berkelas mulai dari high tea, welcome drink, appetizer, BBQ party hingga Cocktail, rentetan acara apik seperti sharing session, photo session, dan berbagai kejutan lainnya sudah siap untuk menjamu setiap konsumen setia maupun para sosialita dan undangan khusus yang akan hadir nantinya. Info Lebih lanjut langsung aja ke SINI (085373008800)

Destinasi Wisata Selfie Terbesar di Medan Banjir Pengunjung

Pernah dengar teori The Butterfly Effect? Disebutkan bahwa kepakan sayap kupu-kupu yang dilakukan bersama-sama pada saat yang sama mampu menimbulkan badai di suatu daerah.

Sama halnya dengan sebuah postingan di media sosial yang dilakukan oleh beberapa selebgram dalam kurun waktu yang sama mengenai hal yang sama, mampu membuat suatu tempat yang baru dibuka dibanjiri pengunjung hanya dalam waktu singkat.

Sun Flower Garden ini contohnya. Tak sampai setengah bulan setelah di-launching untuk umum, yaitu bertepatan dengan HUT RI ke-73, sudah 3000 pengunjung yang menyerbu lokasi wisata selfie ini.


Tampaknya garapan Wiraland untuk meramaikan destinasi wisata di kota Medan menuai sukses. Antusias warga Medan yang memang senang dengan aktifitas cekrek upload sepertinya tak dapat dibendung. Masing-masing berlomba-lomba untuk mengabarkan pada dunia bahwa ia telah sampai di sana.

Adalah respon yang wajar secara psikologis untuk cenderung tertarik dan ingin tahu pada hal besar yang sedang terjadi di sekitar kita ketimbang yang berada jauh dari kita. Apalagi ketika orang lain yang lebih jauh lokasi tinggalnya justru telah menyambanginya lebih dulu. Semacam ada rasa harga diri yang tersaingi. Makanya warga Medan pun berlomba-lomba menginjakkan kaki, mengabadikan aktifitas pencitraannya lalu memproklamasikan ke-eksis-annya ke media sosialnya.

Hai kamu, aku sudah ke sini. Kamu kapan?

Begitulah kira-kira.


Sebelumnya, ketika baru saja di-launching, kawasan  ini memang sudah dikunjungi secara khusus oleh kalangan selebgram dari berbagai latar belakang. Sebut saja seperti Winny Putri Lubis, Mamak Gardam dan Ucok anaknya, youtuber Tulang Tio, dan Maggie Kholine sudah mengambil kesempatan terlebih dahulu untuk berpose ria sebelum diserbu oleh warga kota Medan dan sekitarnya. Tak heran, ketika setiap up-date-an status para selebgram  ini bertebaran di akun jejaring media sosial masing-masing, warga Medan pun tak ingin kalah kekinian dengan para influencer tersebut.

Seperti yang sudah kujelaskan pada postingan sebelumnya di Destinasi Wisata Selfie di Medan ala Sun Flower Garden, ada 73 wahana foto di lahan seluas 2500 meter persegi yang menonjolkan konsep hijau dan asri ini.

Beberapa wahana foto terpopuler di antara para pengunjung yaitu Air Mancur, Angsa Cinta, Kupu-Kupu, Kepompong, Burung Merak, Love Bambu, Bangku Santai, Tol Jokowi, Rumah Pondok, Kepompong Anak, Kebun Bunga Matahari, Jam Dinding, Sangkar Burung Duduk, Anjungan Bambu, Bunga Matahari, Bingkai Kembar, Anjungan Kayu, Putus Cinta, Sayap Bidadari, Kursi Ayun, Bulan Sabit, dan Perahu Bambu.

Karena destinasi wisata tak berbayar ini letaknya di dalam perumahan River Valley Residence dengan konsep perumahan penghijauan terbaik seluas 50 hektar, maka para pengunjung tak perlu khawatir kehabisan lahan untuk parkir. 



Oh iya, ada satu penyakit Warga Negara Indonesia pada umumnya dan warga Medan pada khususnya jika berhubungan dengan tempat wisata dan fasilitas umum. Yaitu sering terbalik ketika mengartikan "Anggap seperti rumah sendiri". Harusnya ketika menganggap seperti rumah sendiri, bukan malah seenaknya memperlakukannya, namun menjaga sebaik-baiknya.

Sampahnya ya jangan dibuang seenak hati, pada spot-spot yang disediakan tak perlu ditambah-tambahi dengan ukiran-ukiran cinta pribadi, lalu budayakan antri dalam menciptakan foto-foto pencitraan diri :D

Destinasi Wisata Selfie Medan Ala Sun Flower Garden

Di zaman Milenial ini, siapa sih atau berapa banyak sih yang tahan untuk tak berfoto ketika mengunjungi tempat wisata? Bahkan yang lupa bawa hape sekalipun fotonya bisa lebih banyak dari kawannya yang bawa hape, karena semua kawanya pasti jadi fotografernya.

Jangankan ke tempat wisata, sekedar kumpul-kumpul makan kuaci saja pun foto-nya bisa menuh-menuhi memori. Apalah lagi kalau tujuannya memang ke tempat wisata foto, yang tujuan utamanya adalah berburu jepretan.

Maka, berbahagialah para pecinta pencitraan, selebriti di akun sosial medianya, dan insan perinstagraman di kota Medan, karena Wiraland Property Group akan memuaskan kehausanmu akan cekrek upload.



Nah, jadi tepat pada hari kemerdekaan Indonesia ke 73 kemarin, Sun Flower Garden resmi diluncurkan. Sun Flower Garden merupakan taman berkonsep asri seluas 2500 meter persegi yang berisi 23 wahana spot selfie yang membuat para pengunjung seolah-olah sedang berada di daerah perbukitan hits luar kota seperti Bandung, Bogor dan Jogjakarta.

Wahana apa saja yang ada di Sun Flower Garden?


Beberapa wahana spot selfie yang sangat digemari antara lain Air Mancur, Angsa Cinta, Kupu-Kupu, Kepompong, Burung Merak, Love Bambu, Bangku Santai, Tol Jokowi, Rumah Pondok, Kepompong Anak, Kebun Bunga Matahari, Jam Dinding, Sangkar Burung Duduk, Anjungan Bambu, Bunga Matahari, Bingkai Kembar, Anjungan Kayu, Putus Cinta, Sayap Bidadari, Kursi Ayun, Bulan Sabit, dan Perahu Bambu. Keseluruhan spot ini memiliki latar belakang nuansa asri dan hijau. 






Yah, untuk sebuah pencitraan foto yang keren, karena spot-nya sudah bagus, pastikan objek foto dan fotografernya bekerja sama dengan baik :D

Di mana sih lokasi tepatnya?


Nah, Sun Flower Garden ini terletak di lokasi River Valley Residence. Perumahan ini letaknya di daerah Simalingkar B, Pancur Batu, Medan.

Kalau bukan penghuni River Valley Residence boleh masuk gak?


Tenang, siapa saja boleh masuk kok. Karena memang tujuannya dibuka untuk umum dan sebagai penambah destinasi wisata di kota Medan, terutama bagi para generasi Milenial yang haus akan cekrek upload. Jadi masyarakat kota Medan dapat merasakan suasana asri seperti Kalibiru, The Lodge Maribaya, atau Bukit Simarjarunjung tanpa harus benar-benar pergi ke sana.

Btw, berapa harga tiket masuknya?


Don't worry, it is all free. Alias bebas biaya masuk. Entah kalau biaya parkirnya ya. :D

Nah, monggo dirasakan sendiri sensasi menciptakan foto-foto pencitraan di River Valley Residence. Kalau sudah puas cekrek-cekrek bisa jalan-jalan sambil lihat-lihat jenis perumahan di sana. Barangkali terlihat yang ingin dilihat.


Baca Juga: Destinasi Wisata Selfie Terbesar di Medan Banjir Pengunjung

 


Ada 9 Rumah Contoh di perumahan River Valley Residence yang siap disambangi. Kesembilan Rumah Contoh ini antara lain adalah Tipe Crystal (Tipe 36), Tipe Jasper (Tipe 58), Tipe Ruby (Tipe 67), Tipe Topaz (Tipe 78), Tipe Opal (Tipe 36), Tipe Sapphire (Tipe 38), Tipe Emerald (Tipe 42), Tipe Beryl (Tipe 42), dan Tipe Bacan yang merupakan tipe terbaru. Kabar baiknya keseluruhan tipe ini masih memiliki promo Subsidi DP serta GRATIS BIAYA KPR & PAJAK bagi setiap masyarakat yang ingin memiliki hunian. Info lengkapnya silakan langsung cek di wiraland.com aja :D

Jadi kapan kita ke sana? :D

5 Tempat Wisata Romantis di Jogja yang Wajib Dikunjugi Saat Honeymoon

Tak terasa sebentar lagi musim liburan. Kalau sekarang? Sekarang masih musim nikah dan walimahan. Berarti gak jauh-jauh dari musim honeymoon-an. Kayak si Akak yang 3 pekan lalu baru sah punya gandengan halal. Sepekan kemudian dah terbang aja jalan-jalan di tanah Jawa. Entah kalau Jogja juga salah satu destinasinya.

Karena katanya di Yogyakarta itu banyak destinasi wisata dan tempat-tempat yang romantis. Buktinya ada banyak lagu atau puisi, bahkan novel yang diilhami oleh keromantisan kota Yogyakarta. Yang sering nonton FTV pasti setuju. Pas lah untuk yang lagi honeymoon.

Nah ini dia 5 tempat-tempat romantis yang ada di Yogyakarta. Bener gak sih Kak Ky?

Taman Pelangi


Tempat wisata Jogja
sumber:foto.metrotvnews.com
Lokasinya tak jauh dari Monumen Jogja Kembali. Di sini yang khasnya ada beraneka bentuk lampion cantik warna-warni. Ketika malam datang, suasananya pasti beda sensasinya.

Nah, Kalau malam, biasanya ada live music juga. Sambil duduk-duduk pacaran di tepi kolam menikmati pemandangan, bisa juga sambil menikmati minuman hangat. Atau kalau lagi ingin nyanyi buat sang istri atau sekedar baca puisi, bisa juga ternyata menyewa panggung yang memang udah disiapkan. Pasti seru banget itu ya kan.

Bukit Bintang


wisata romatis yogyakarta
sumber:jogjaempatroda.com
Kalau suka menikmati pemandangan dari ketinggian, di Jogja ada Bukit Bintang. Letaknya di Wonosari. Tempat ini cukup populer dikalangan anak muda karena untuk ke sini, biayanya gak mahal alias terjangkau.

Selain itu di Bukit Bintang ini juga banyak pedagang yang menawarkan makanan atau jajanan, seperti bakso, jagung bakar, mie kuah, dan masih banyak lagi. Sambil jalan-jalan malam, sambil kulineran.

Alun-Alun Kidul


tempat wisata romantis jogja
sumber:tempat.co.id
Alun-Alun Kidul, atau yang biasa disingkat jadi Alkid ini, bisa dikunjungi pada pagi dan malam hari. Menurut informasi dari laman Traveloka Aktivitas & Rekreasi, ada banyak kegiatan dan juga hiburan yang tersedia di tempat ini.

Pada pagi hari biasanya ada banyak orang yang berolah raga atau sekedar jalan-jalan santai di sini. Kalau di Medan kayak di Lapangan Merdeka kali ya. Bedanya, kalau malam, di sini ada odong-odong dan kereta lampu hias yang bisa dinaiki.

Pantai Goa Cemara


pantai romantis di jogja
sumber:sewamobildijogja.net
Nama pantai ini diambil dari pohon cemara yang memang banyak tumbuh di kawasan pantai yang saking rimbunnya hingga membentuk menyerupai goa. Meskipun terbilang tempat wisata baru, namun keindahan Pantai Goa Cemara ini sudah tersebar hingga luar Jogja juga ternyata.

Keistimewaan lain dari pantai ini adalah adanya mercusuar dengan tinggi kurang lebih 40 meter. Mercusuar ini juga dibuka untuk umum, namun dibatasi hanya dua orang saja yang boleh masuk. Yang udah halal kemana-mana berdua, langsung eksekusi lah sono.

Secret Garden Coffee and Chocolate


kafe romantis di jogja instagramable
sumber:travelingyuk.com
Setelah puas berkeliling ke tempat-tempat wisata yang memanjakan mata, maunya lanjut ke tempat yang juga memanjakan perut juga. Ada gak sih tempat kuliner tapi nuansanya tetap romantis? Ada. Coba kunjungi Secret Garden Coffee and Chocolate. Kalau dari sumber yang awak baca, tempat ini memenuhi 2 syarat tadi, tempat kuliner Jogja dan nuansanya wajib romantis.

Seperti namanya, “Secret”, tempat ini memang sedikit sulit untuk ditemukan. Berlokasi di dalam gang area Wirobrajan, Secret Garden Coffe and Chocolate menawarkan nuansa Jawa klasik dengan kombinasi bangunan gaya modern ditambah dengan adanya sebuah taman indah nan asri, menjadikan kesan romantis begitu kental.

Untuk hidangan, Secret Garden Coffe and Chocolate menawarkan beberapa macam menu andalan seperti Secret Coffe, Chocolate Secret Original, Secret Purple, Secret Nutella Roll, dan masih banyak lagi.

Selain menu andalan, ada satu menu yang menjadi primadona para pengunjung, yakni Nasi Goreng Keju.

And what about the price? No need to worry. Everything is affordable.
Soal harga tak perlu khawatir, semua menu terjangkau.

Itulah beberapa tempat wisata di Jogja yang bernuansa romantis yang cocok untuk honeymoon.

Nah, teruntuk Kakak awak yang baru balik honeymoon, dua kawan awak yang esok mau melangsungkan akad nikah, seorang kawan awak yang bakal melepas masa lajang di bulan Maret, dan sepasang kawan awak lagi yang didoakan segera sah sebelum lebaran tahun ini, bisa lah nanti mengunjungi 5 tempat romantis ini nanti kalau ke Jogya ya :D

Metamorfosis Menabung

Namaku Alliya Okahara. Dan aku sangat suka travelling. Padahal sejak kecil aku paling tak suka bepergian dengan kendaraan. Tak sampai 5 menit dalam bus ataupun mobil, aku pasti mulai terkena sindrom mabuk darat; perut mulai mual, kepala dan pandangan terasa berputar, perasaan dingin kemudian datang menyergap seluruh tubuh, lalu di menit kelima belas, aku memindahkan seluruh isi lambung ke dalam kantong plastik yang sudah disediakan ibuku.

Makanya, aku selalu benci jika lebaran tiba. Karena kami sekeluarga biasanya mudik ke kampung halaman orang tuaku di Batubara. Artinya, kami pasti naik kendaraan.

Tapi sejak SMA, sindrom-sindrom itu tak lagi menghampiri, mungkin karena tubuhku telah terbiasa, berhubung tiap hari aku naik angkutan umum untuk mencapai sekolahku.

Nah, hobi jalan-jalan ini mulai muncul ketika kuliah. Mungkin karena pengaruh teman-teman dekatku, Heni dan Bitha, yang suka jalan-jalan. Lama-lama aku juga jadi menyukainya. Beberapa kali kami kerap berakhir dengan jalan-jalan dadakan alias tidak direncanakan sebelumnya, biasanya pada akhir pekan dan ketika stok tabungan mendukung. Namun, kami tak segila mereka yang karena suka jalan-jalan lantas tak sadar jika stok tabungan telah habis di pertengahan bulan. Mau makan apa nanti?

Sejak saat itu, kami, aku khususnya, sengaja menyisihkan sebagian kiriman bulanan untuk ditabung buat modal jalan-jalan.
Sumber: azntourtravel.wordpress.com
Awalnya kami mengunjungi tempat-tempat wisata yang dekat dan terjangkau kantong, seperti Parapat, Danau Toba, Samosir, Brastagi, Tebing Tinggi dan Inalum. Namun kemudian di libur semester 6, kami memutuskan untuk mengeksplorasi Sabang, destinasi terjauh pertamaku. Aku ingat saat itu tabunganku cukup lumayan karena ditambah beasiswa yang baru cair.

Mulai saat itu target tujuan destinasi kami perluas. Tujuan liburan akhir tahun depan adalah menjelajah luar negri. Jepang, negeri impianku saat itu. Negara yang mengingat namanya saja sudah menimbulkan efek bahagia. Pasti ini efek anime yang kutonton dengan begitu gila dan manga yang kubaca dengan begitu rakus. 

Kami pun mulai giat menabung untuk mewujudkan impian kami. Mengencangkan ikat pinggang demi menyisihkan lebih banyak dari uang bulanan, menghemat pengeluaran, juga mencari tambahan pemasukan dengan mengajar privat dan mengajar di kursus bimbingan belajar.

Setelah lulus kuliah, aku bekerja di sebuah NGO. Gajinya cukup lumayan untuk melanjutkan hidup dan juga masih bisa ditabung. Meskipun subsidi dari orang tua telah berhenti, namun mimpi menjelajah Jepang tetap hidup. Hingga di akhir tahun itu, mimpi itu harus ditunda, karena ternyata tabungan kami belum cukup. Kami memutskan untuk menjelajahi 3 negara tetangga dengan budget yang ada. Menjelajahi Thailand, Malaysia, dan Singapura dalam dua pekan.
Pengalaman keluar dari negeri sendiri ternyata mengajarkan banyak hal. Aku merasakan langsung makna dari pepatah ”Hujan batu di negeri sendiri lebih baik dari pada hujan emas di negeri orang”. Seenak-enaknya di negeri orang, masih tetap lebih enak di negeri sendiri.

Perjalanan itu pulalah yang memunculkan rasa cinta tanah air dari dalam diriku. Menyadarkanku bahwa Indonesia itu tak kalah keren, bahkan jauh lebih keren. Lalu saat itu aku memutuskan untuk mengganti target jalan-jalanku. Keliling Indonesia dulu, baru keliling dunia. Artinya aku harus lebih giat menabung lagi dan lagi untuk mewujudkannya. Namun Jepang tetap menjadi negara tujuan pertama jika ke luar negeri nanti. Hehe.

Suatu hari, saat usiaku 22 tahun, aku mengisi kelas percakapan bahasa Inggris seperti biasa. Topik diskusi kali itu adalah travelling.

“What country do you wish to visit the most?”  Tanyaku pada mereka.

“France”

“Dubai”

“Japan”

“Canada”

Jawaban mereka beragam. Hingga jawaban seorang murid membuatku tertegun.

“Mecca, Miss” katanya. “I’d like to visit it with my family for hajji and umroh”.

Wah. Hal yang tak pernah terlintas di benakku. Ada rasa malu saat otakku mengulang kembali kata-katanya. Mengingatkanku bahwa tujuan jalan-jalanku dan tujuan jalan-jalannya benar-benar berbeda. Tujuanku Jepang, Tujuannya Mekah. Tujanku bersenang-senang, tujuannya beribadah.

Setelah kupikr-pikir, diusiaku yang 23 tahun ini, tujuan jalan-jalanku adalah untuk bersenang-senang, dan menaklukkan destinasi. That’s all. Hampa. Sedangkan ia, diusianya yang 19 tahun, tujuan jalan-jalannya sangat mulia.

Ah, aku harus memperbaiki niatku. Bukankah Mekah adalah tempat yang malah disarankan untuk dikunjungi? Ralat, Bukankah Mekah adalah tempat yang wajib hukumnya dikunjungi bagi yang mampu? Lalu kenapa malah memampukan diri  untuk keliling dunia, sementara satu tempat yang suci ini kuabaikan nanti-nanti?

Baiklah, aku memantapkan hati untuk memperbaiki kembali niatku, Negara tujuan pertama yang akan kukunjungi adalah Mekah. Jepang baru boleh dikunjungi setelahnya, dengan catatan jika dengan biaya sendiri. Kalau ada yang mau memberi subsidi tentu takakan ditolak. Hehe.

Selanjutnya ketika lebaran tahun itu, aku kembali berkumpul dengan sanak saudara di kampung halaman ayah dan ibuku di Batubara. Siang itu, kami tujuh bersepupu duduk-duduk di samping rumah Uwakku. Bertukar cerita tentang kisah-kisah kuliah, pengalaman kerja, hingga bahasan soal nikah. Tiba giliran Hendra, adik sepupuku , bicara.

“Kakak, Kapan, Kak?”

 Ah pertanyaan ini.

“Maunya sih sekarang, Tapi KUA belum buka”. Kataku tersenyum getir. “Dirimu, rencana mau nyambung ke mana?” Tanyaku mengalihkan topik.

“Rencana mau ambil Akuntansi USU, Kak. Nanti mau sambil kerja. Biar bisa bantu-bantu Mamak juga. Jadi pas tamat kuliah nanti, udah ada kerjaan, jadi bisa sambil nabung buat naik-hajikan Mamak sama Papa.”

Kalimat terakhirnya ini entah kenapa tiba-tiba membuatku sulit bernafas. Aku merasa tertampar. Dadaku sesak. Ingin menangis rasanya.

Di 23 tahun usiaku, otakku dipenuhi dengan kerja dan menabung untuk jalan-jalan, walau baru-baru ini tujuannya jadi Umroh. Sementara dia, di 18 tahun usianya, otaknya dipenuhi dengan kerja dan menabung supaya bisa menaik-hajikan orang tuanya. Aku? Ah, begitu banyak hal-hal yang kulupakan dan kuabaikan. Apakah selama ini aku hidup terlalu egois? Apa sebenarnya tujuan hidupku?

Beberapa hari setelah itu, aku menyusun ulang dan memantapkan niatku. Aku sadar bahwa hidupku tak hanya milikku saja. Orang tuaku, mereka juga berhak atasku.

Maka, mulai sekarang tujuanku adalah mengusahakan dengan semaksimal mungkin  dan menabung untuk menyampaikan orang tuaku mengunjungi tanah suci.

Aku menyadari cita-cita dan niat-niatku terus berubah hingga saat ini. Apakah berarti aku adalah orang yang plin-plan, yang kerap goyah ketika berbentur dengan cita-cita orang lain, yang tak bisa menjadi diri sendiri? Namun, aku tak merasa menyesal karena telah berulang kali merevisi formula tujuan hidupku. Mungkin memang beginilah cara Sang Khalik menunjukkan jalan untuk membuka mata hatiku. Semoga aku bisa terus istiqomah. Aamiin.

Menabung tak lantas mengubah masa depanku menjadi lebih baik, namun menabung memang benar membuka cara pandangku  untuk menjadikan masa depan menjadi lebih baik. Seperti aku dalam pencarian tujan hidupku. Bisa kukatakan bahwa menabung telah mengantarkanku lebih dekat dengan pada tujan hidupku yang sebenarnya. Meski siapa sangka kalau ternyata dalam beberapa bulan ke depan, cita-cita yang sudah ku azzamkan ternyata terpaksa harus di revisi lagi. Man proposes, God disposes. Manusia berencana, namun Tuhan yang menentukan.

Bersambung.

Cerita ini didukung oleh Bank Sumut
#ayokebanksumut
#banknyaorangsumut

Jalan Jalan ke Az Zakiyah di Hari Gizi Nasional

Kapan sih hari Gizi Nasional? Ternyata Hari Gizi Nasional jatuh pada tanggal 25 Januari tiap tahunnya. Saya juga baru tahu gara-gara ikutan talkshow di peringatan Hari Gizi yang digelar oleh Az-Zakiyah Islamic School bekerja sama dengan PG/TK Balita Schooling pada Selasa, 28 Februari 2017 lalu.

Jadi ceritanya, Selasa lalu saya jadi double agent, paginya jadi bagian Az Zakiyah, menjelang siang jadi bagian Blogger Medan menggantikan Kak Rizky Nasution yang sedang ada tugas negara :D. Jadi paginya masuk dari gerbang belakang, menjelang siang masuk lagi dari gerbang depan :D. 

 
Untuk ukuran hari Selasa yang merupakan hari kerja, orang tua yang hadir cukup banyak  ternyata. Tak hanya para bunda, para ayah juga banyak yang hadir.

Ketika sampai di gerbang depan ketemu Nesia yang sering menang lomba foto, Ririn Wandes yang sering menang lomba live tweet, dan Mueza yang saya kurang tahu dia spesialisasinya apa (Gomeeen. Jarang jumpa soalnya. Dia bawa kamera digital, jadi jago foto sepertinya :D ) yang sedang antri.

Sembari menunggu antrian di meja registrasi, mmpung stand foto booth lagi sepi, disempatkan berpose untuk stok lomba foto on the spot yang berlangsung sampai jam 12 siang. Belum lagi masih ada Susan (yang lagi nyasar) yang juga spesialisasinya di bagian fotografi. Dan saya yakin pemenang lomba fotonya pasti bakal disabotase oleh anak-anak BlogM. Wkkk

Acara dimulai dengan rangkaian senam ceria. Konon semua senam ini hanya ada di Az Zakiyah saja lho. Yang bener?

Iya. Jadi ada 4 senam yang dilakukan bersama, yaitu senam dengan musik berlagu India (saya lupa nama senamnya), senam Kiyomi (kalau saya bilang) dengan musik berlagu korea, senam Kun Anta dengan versi bahasa Indonesia, dan terakhir Senam Bambam Bole yang merupakan salah satu soundtrack film 3 Idiot. Senam yang terakhir ini lebih mirip tarian dari pada senam. Seruuu.

Melihat para siswa, orang tua, guru dan undangan melakukan senam dengan bahagia, jadi ingin ikutan juga. Semoga ketika di sekolah sedang senam BamBam Bole lagi, saya juga sedang di sana dengan jadwal kosong. Aamiin :D

Nah, setelah senam, para siswa dan undangan dipersilahkan untuk minum susu MILO yang tersedia di stand MILO. Asik ya melihat balita sekecil ini mengantri. Mereka saja terbiasa mengantri dengan tertib, orang dewasa tak boleh kalah dong sama mereka. Maluuu.

Ternyata MILO-nya dingiinn...Tau aja kalau cuaca bakal cerah hari itu. Lihat ramalan caca ya paginya. Kan jadi segeeer minumnya :D

Rangkaian acara selanjutnya adalah talkshow dengan tema Aku Cinta Tubuhku. Sembari menunggu talkshow, saya main-main ke stand-stand yang ada di bawah pohon rindang. Ada stand untk donor darah dari PMI, ada stand untuk cek kesehatan dari Akbid Widya Husada, ada stand herbal HPAI, juga ada stand wirausaha anak kelas IV yang menjual aneka makanan dan minuman.

Anak-anak ini memang sudah terbiasa untuk jualan sehari-hari di sekolah. Ada-ada saja deh yang dijajakan mereka. Guru-gru di Az Zakiyah tiap hari pasti wisata kuliner di sekolah :D

Nah, pada acara talkshow, dihadirkan tiga pembicara. Pembicara pertama adalah dr. Fachri Widyanto, S.pa, M.Ked, spesialis anak yang ternyata juga adalah Kepala Yayasan dan juga merupakan orang tua salah seorang murid. (Triple agent ternyata bapak ini :D).

Dr. Fachri menegaskan pentingnya gizi seimbang pada anak. Di Indonesia kini banyak anak yang kurang gizi namun banyak pula yang kelebihan gizi, seperti makin banyaknya ditemukan kasus obesitas pada anak. Begitu ungkap dr. Fachri. Salah satu penjelasan yang sangat lekat diingatan saya karena saya tak bisa begitu sedangkan orang-orang di sekitar saya banyak yang begitu :D. “Orang golongan darah O sangat cepat sekali menyerap makanan, makanya kalau makan akan cepat berdampak pada berat badan. Cepat naiknya tapi menurunkannya setengah mati.” Begitu kata beliau.

Pemateri kedua ada Agustini, S.Si, Apt., seorang praktisi herbal. Beliau juga double agent seperti saya, bedanya beliau merangkap sebangai pemateri dan orang tua siswa :D   “Jadikanlah makanan seperti obat dan obat seperti makanan”, begitu tag line yang beliau sampaikan. Madu misalnya. Madu merupakan obat. Menjadikannya makanan sehari-hari tentunya banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh.

Pembicara terakhir adalah Fitri Ardhiani, SKM, MPH, ahli gizi. Hanya beliau nampaknya yang single agent :D. Beliau juga berbicara tentang gizi seimbang pada makan yang kita konsumsi tiap hari. Menganalogikan gizi seimbang dengan mengangkat filosopi tumpeng. Di paling dasar ada daun pisang yang melambangkan kebersihan dan kehigienisan. “Cuci tangan pakai sabun sebelum makan nampaknya sepele namun dampaknya luar biasa” Kata Bu Fitri. Di tempat teratas tumpeng merupakan bagian yang paling kecil, jika pada makanan merupakan  bagian yang di tempati oleh garam, gula dan minyak. Jadi per harinya, tubuh manusia hanya membutuhkan kurang lebih 2 sendok makan minyak, 2 sendok gula dan 2 sendok teh garam. Whaattt?

Kalau gula dan garam okelah, kalau minyak? Makan gorengan kan gak cukup satu :’). Gorengan oh gorengan.

Oiya, sembari talkshow, ternyata juga sedang berlangsung lomba masak yang diikuti oleh bunda para siswa dengan bahan dasar tahu dan tempe. Jadi beberapa saat setelah talkshow selesai, acara lomba masak juga selesai. Nah, ini saat yang paling enak, karena juri masaknya adalah ketiga pembicara, para  blogger Medan dan media, para orang tua siswa, para siswa dan semua undangan alias semua yang hadir adalah juri :D.


Dari bahan utama tahu dan tempe, para bunda ini menghasilkan steak tempe, burger tempe, gado-gado, bola-bola mie, sate tahu tempe, dan dimsum tahu. 


Kreasi para bunda ini enak-enak. Kalau saya sih jatuh cinta sama dimsum tahunya. Enaaak. Padahal biasanya tak terlalu suka.

Acara terakhir adalah pengumuman pemenang, baik doorprise, lomba foto maupun lomba masak. Dan benar intuisi saya bahwa pemenang lomba foto didominasi oleh para blogger Medan :D

Az Zakiyah Islamic Leadership School kerap kali mengadakan acara yang melibatkan siswa dan para orang tua sebagai bentuk lain dari kegiatan pembelajaran. “Tiap bulan pasti ada,” kata Siti Zubaidah S.Pdi., Kepala Divisi Pembelajaran, yang akrab disapa Bunda Zu. “Bukan kami namanya kalau belum capek.” Tambahnya lagi.  Hanya saja baru kali ini kegiatan serupa dibuka untuk umum.

Mengusung moto Sekolah yang Ramah anak Ramah Otak, Az Zakiyah menerapkan sistem pendidikan berbasis Islam dengan pendekatan Multiple Intelligent (MI). Yang saya sukai dari sistem MI adalah bahwa sekolah sadar betul bahwa tiap anak punya karakteristik yang berbeda, hingga perlakuan ke tiap anak juga berbeda. Angka tidak menjadi tolak ukur untuk ketuntasan pembelajaran karena ada banyak hal yang tak bisa diukur dengan angka. Indikator keberhasilan tak melulu soal angka bukan?

Nah, untk lebih jelasnya tentang Multiple Intelligent (MI) itu apa bisa googling deh, atau langsung saja mengunjungi Az Zakiyah di Jl. Metrologi IV Ujung, Pancing-Medan. You are Welcome there. 

Jalan-Jalan ke Pesantren Robbani Lewat Negeri Para Bintang

Tahukah kamu kalau di Medan ada pondok pesantren yang bernama Robbani? Atau hanya saya yang terlalu kudet hingga baru tahu keberadaannya setelah baca novel Negeri Para Bintang ini? Konon, dari Amplas ke lokasi bisa diakses dengan angkot 97. Begitu keterangan yang saya dapatkan di novel ini. :D

Jujur, banyak sekali hal-hal yang baru saya ketahui karena baca novel setebal 195 halaman ini. Salah tiga diantaranya adalah keberadaan ponpes Robbani, angkot 97 (sebagai angkoters yang telah malang melintang di dunia perangkotan kota Medan, setahu saya adanya M 97 :D), dan preman Amplas yang menjunjung tinggi solidaritas kampung halaman ketika memalak korbannya. Mengenai kisah preman amplas ini bisa ditemukan mulai dari halaman 166.
Form Lingkar Pena
Negeri Para Bintang
 Mengangkat lokalitas kehidupan pesantren dipadukan dengan esensi alam dan kehidupan masyarakat Siantar, Penulis, Abdillah Putra Siregar, mencoba untuk mendekatkan pembaca dengan kehidupan Rumi, putra kelahiran Siantar yang “dipaksa” menjalani kehidupan pesantren oleh ayahnya begitu lulus SMP.

Saya sangat sebal dengan karakter Rumi yang selalu mengambinghitamkan otaknya yang selalu sakit kala belajar lama-lama, hingga ia lebih mewajarkan untuk tidak belajar saja. Selalu saja cari alasan yang mengatasnamakan ketidakmampuannya atau keterbatasan otaknya untuk melegalisasikan kemalasannya. Belum lagi tabiat pasrah dan suka menunda-nundanya. Benar-benar kesal menyaksikan kelakuannya ini. Mungkin karena saya sangat mengenal perilaku-perilaku ini dalam dalam diri saya. Seperti lihat diri sendiri jadinya. Jadi rasanya sebal bukan main. OK curcolnya di skip. :`D

Bagi saya yang belum pernah  mengecap ilmu di pondok pesantren (siapa tahu di masa depan ya kan, jadi pengajarnya atau istri pengajarnya atau menantu pengajarnya atau malah jadi pendirinya. Aamiin :D) dan pengetahuan bahasa Arab yang sangat luar biasa terbatas, hanya bisa menebak-nebak kira-kira – seperti juga halnya Rumi – apa yang para ustadz itu tanyakan dan katakan ketika mewanwancarai Rumi pada saat ujian, atau yang dikatakan Ustadz Fahri saat Rumi terlambat mengikuti kelas gara-gara ia tidur setelah sholat subuh. Soalnya pakai bahasa Arab.

Hal yang unik menurut saya adalah titik balik seorang Maulana Jalaluddin Rumi yang memutuskan untuk berubah dengan mencari tahu siapakah sebenarnya orang yang namanya diadopsi bulat-bulat oleh orang tuanya hingga kini menjadi namanya. Banyak orang yang tahu makna namanya sejak ia kecil, namun banyak pula mereka yang baru tahu makna namanya ketika jatah hidupnya telah lama ia hirup. Betapa benar sebuah nama adalah doa, hingga ia bisa merubah kehidupan pemiliknya. Jika mereka katakan apalah arti sebuah nama, saya pastinya tak termasuk dalam perserikatan mereka :D 

Oh iya, saya tidak tahu dengan kamu. Tetapi pada lembar awal novel ini, saya sering harus membaca paling tidak dua kali ketika bertemu dengan frasa “calon santri”. Pasalnya selalu terbaca “calon istri”. Mungkin karena saat itu saya membaca novel ini sambil dalam perjalanan ke walimatul ursy teman saya. Jadi eagak-agak terpengaruh kosa kata alam bawah sadar sepertinya. Padahal hingga akhir novel tak ada satupun kata “calon istri”. :D

Nah kalau kamu? Ataukah kamu malah terperangkap membaca “calon santri” menjadi “calon istri” setelah membaca tulisan review ini? :D 

Nah, terlepas dari pertanyaan itu, yang iyanya, setelah baca novel ini, saya jadi ingin jalan-jalan ke Ponpes Robbani ini. Kira-kira kalau dari Aksara, angkot berapa yang sampai ke sana ya? :D

Gara-gara #MedanBlogFest : Kuliner Medan ini (Ternyata) Terkenal

Kok Bisa? Emang #MedanBlogFest itu apaan, Kak? Kayak Medan Fashion Week Gitu ya?

Ahai, bukan bukan. #MedanBlogFest itu sejenis festival buat para blogger di Medan. Kegiatan ini merupakan gawean Blogger Medan sebagai rangkaian acara anniversary Bloger Medan yang ke 2. Mengusung Judul “BLOG FEST 2 YOU” pada Medan Blog Fest ini, Blogger Medan atau akrabnya disapa BLOG-M berupaya untuk mengenalkan  Medan ke seluruh penjuru dunia.

Wew...Dunia deng. Emang kegiatannya ngapain aja Kak?

Nah, kegiatannya buanyak. Rangakaian acaranya dimulai sejak Desember 2016 hingga puncaknya Februari 2017. Di bulan Desember Blogger Medan Jalan-jajan. Jalan-jalan sambil menyambangi kuliner Medan (yang ternyata) antik, dan juga Jalan-jalan sambil belajar di wisata Mangrove.

Sedangkan di bulan Januari, Blogger Medan featuring beberapa komunitas akan mengunjungi beberapa sekolah di Medan untuk edukaasi seputar internet, menulis, doodling dan juga blog. Nah, kamu kemarin katanya mau belajar doodling ya kan?        

Waaa....Ke sekolah aku juga dong Kaaaak. Plis Plis Pliiis.

Kamu kan 4 tahun lalu udah tamat Dek Manis. --_--

Aiiyaa Kakak, Kan jadi ketauan range umur Awak. Yaudah la, Awak mengalihkan pembicaraan aja. Jadi gimana tadi ceritanya kok bisa gara-gara Medan Blog Fest ini, ada kuliner Medan yang jadi terkenal?

Well, sebenarnya sebelum ada Medan Blog Fest, kuliner yang akan kita bahas ini emang udah terkenal sih. Tapi ya gara-gara ada Medan Blog Fest, pasti menyebabkan mereka tambah terkenal, secara yang ikutan acaranya bakal nulis di blog atau di sosial media. Ya Kan?

Tapi bedanya buat saya adalah, that I don’t even know that they are this famous. Sama sekali tak tahu kalau para makanan ini ternyata seterkenal ini. Jadi gara-gara ikutan Medan Blog Fest inilah baru tahu. (A..Ha..Ha..) Satu lagi bukti nyata benarnya  artikel saya sebelumnya bahwa Blogger Medan Membunuhmu Pelan-Pelan.

Waa... ternyata Kakak katrok juga ya (Kok Awak merasa agak-agak bahagia ya.)

Ehem... Mau gelar “Dek Manis” nya di pensiunkan dini ya?

Waa...ampun Kak. Hehe. Tapi Awak jadi penasaran, Jangan-jangan kuliner yang yang bagi Awak nge-hits banget sejak dulu ini, Kakak juga belum pernah coba, or worse, belum pernah dengar.  OMG.

Apaan Emang?

Maidanii Pancake Durian


Aha, Maidanii rupanya. Yang di samping Bandrek Sahib kan? Kalau ini mah, udah sering dengar, udah beberapa kalai nongkrong di kafenya malah, lewat depan kafenya pun bisa dibilang hampir tiap hari. Secara angkot Kakak pasti lewat. Kan kosan Kakak berada di jalan yang sama, Jl. HM Yamin. Dekat Pula. Jalan kaki juga nyampek ^_^.

Hmm, Jadi bagi Dek Manis Maidanii Pancake Durian ini ngehits ya?

Iya Kak. Pertama kali ke Kafenya bahkan ketika masih di Jl. Perjuangan. Waktu itu Ramadhan, dan kami bareng temen kantor bela-belain jam 5 reservasi tempat, takut gak dapat tempat. Nah di situlah pertama kali nyobain pancake duriannya.

Sebelumnya Awak gak suka pancake durian Kak, karena pernah nyobain ntah di mana (lupa) dan rasanya aneh menurut Awak. Tapi waktu nyobain pancake duriannya Maidanii, barulah Awak ngerti kenapa tag linenya “Lumer di Mulut Pecah di Lidah”, karena pas dimakan emang begitulah sensasi rasanya.        

Photo by Maidanii Pancake Durian
Sejak itu, Maidanii Pancake Durian jadi makanan kesukaan Awak no 2 setelah makanan kesukaan Awak no 1 yaitu durian.  Hehe. Rasanya juga ada yang coklat, strawberry, dan  pandan. Tapi Awak lebih suka yang original. Lebih terasa duriannya.

Menurut Awak sih, di Medan ini yang ngaku penyuka durian, kayaknya gak ada yang belum pernah dengar Maidanii Pancake sih Kak. Kalau pun aksenya jauh, kayak temen Awak di Martubung sana, Ia pakai jasa layanan Go Food waktu semua orang di timelinenya pada ngomongin tentang Sop Durian Maidanii. Mungkin gara-gara tulisan Kakak tentang Sop Durian Muliner Khas Medan ini. 

Iya terakhir kali Kakak ke sana, emang bener banyak abang-abang Gojek yang bolak balik ngantri. Kebetulan waktu itu duduk dekat bagian kasir, jadi terdengar juga yang dipesan para abang Gojek itu. Selain menu durian banyak juga yang pesan nasi goreng, ayam penyet dan ifu mie. Karena di Maidani Pancake Durian gak hanya jual yang ada duriannya.

Nah, Kalau Maidanii Pancake Durian kan udah terkenal, Awak udah kenal lama dan Kakak juga udah lama kenal. Lalu gimana cerita si para kuliner yang gara-gara Kakak ikut Medan Blog Fest, Kakak baru tau kalau mereka ternyata terkenal? Makanan apa sih mereka itu? Jangan-jangan emang cuma Kakak aja yang gak tahu? (evil)

Ahai...bisa jadi :D. Bisa jadi kamu juga gak tahu kalau mereka-mereka ini terkenal. Baiklah siap-siapin pop corn atau camilan ya. Pintu teater 4 telah dibuka. :D

Jadi begini, Minggu Sore, 4 Desember 2016, tepat jam 2, Kakak menginjakkan kaki di samping Masjid Raya. Berdasarkan pengummannya sih titik Kumpulnya di sana jam 2. But I saw no sign of Blogger Medan there. Tak ada tanda-tanda adanya wajah anak Blog M. Jadi Kakak pun jalan-jalan lah dulu. Tak lama ada sosok yang penampakannya seperti Wina berkelebat dengan motonya. Aih, ternyata memang Wina. Singkat cerita, Kakak pun diangkut ke TPA (Titik Perkumplan Awal) sebenarnya. Ternyata beberapa personil udah ngetem di dekat tempat yang entah apa disebutnya ini. Dekat tempat orang-orang berjualan di samping Masjid Raya.

“Rujaknya di mana?”

Pertanyaan yang pertama kali Kakak tanya ketika tiba. Karena sore itu agendanya adalah menyambangi Rujak Kolam dan Bika Padang. Nah, ini dia 2 kuliner legendaris yang Kakak baru tahu kalau mereka ternyata terkenal.

Satu-persatu peserta tiba di lokasi, makin lama makin ramai, seramai gumpalan awan kelabu di atas kepala kami, makin lama makin hitam memberat. Mendung menggantung dan angin mulai membawa aroma hujan.

Setelah daftar hadir terisi, name tag telah terdistribusi, dan tiba saat untuk pergi beraksi, saat itu pula rinai hujan memilih untuk memeluk bumi, hingga kami pun mengungsi ke tenda-tenda yang telah tersedia bukan untuk kami.

“Kami numpang teduh ya, Pak”

Allahumma Soyyaban Naafi’an

Bika Padang (Tek Bika)


Mungkin sekitar sepluh menit berlalu dan hujan telah reda. Konvoi pun dimulai. Tujuan pertama adalah Bika Padang.

Loh Kok konvoi kak? Kakak kan tadi naik angkot?

Iya, dibonceng Kak Ririn. Sukurnya sore itu Ia tak naik angkot juga berhubung SIM-nya sedang diurus.

Baiklah, kembali lagi ke Bika Padang. Sesampainya di lokasi yang dimaksud, kembali hujan menyapa kami di sana. Kami pun berteduh kembali sambil bercengkrama dan kemudian secara tak sengaja mewawancarai yang patut diwawancarai.

Allahumma Soyyaban Naafi’an
Lokasi Tek Bika

Dan saya baru sadar ternyata tempat Bika Padang ini sering dilewati, bahkan baru saja di lewati, berhubung angkot 41 yang membawaku dari Aksara ke Masjid Raja memang lewat jalur ini. Jl. Amaliun. Letaknya disebelah Gg. Damai. Dan Kakak ingat pernah beli kue di sini sekitar setahun lalu bersama rekan kerja ketika kami lewat. Ya ampuunn... ternyata udah pernah makan, tapi tak tahu yang di makan itu adalah sesuatu yang antik :D

Maksudnya antik  Kak?  

Antik karena makanan ini aslinya bukanlah dari Medan, tapi Padang. Antik Karena makanan ini sudah ada sejak puluhan tahun, kurang lebih 25 tahun di Medan. Antik karena resepnya turun-temurun. Antik karena cara pembuatannya benar-benar antik, masih menggunakan cara memasak secara tradisional. Antik karena alat masaknya juga antik. Alat masaknya pasti tak ada di jual dipasaran, melainkan dimodifikasi sendiri.
Atas bawah pakai sabut kelapa euy 

Selain itu bahan bakarnya juga antic. Tak banyak yang memakai sabut kelapa sebagai bahan bakar. Bahkan untuk yang dikatakan cara memasak tradisional pun, orang lebih sering memakai arang dan kayu bakar. Tapi sabut kelapa, benar-benar mengingatkanku pada acara masak-masak jaman dulu.

Waa...pantesan dikatakan antik. Be Te We Kak, namanya memang Bika Padang?
Bu Normalis (yang kanan pastinya ^_^)

Kalau kata Buk Normalis (pemilik usaha Kue Bika) di Padang, tepatnya di Kutabaru, Bika ini disebut Bika Mariana. Kalua di Medan Namanya Bika Normalis, sesuai nama penjualnya, tapi orang lebih mengenalnya dengan Tek Bika.

Ooo... Terus bahan dan cara pembuatan Bika Padang gimana Kak?
Penampakan Bika Padang

Bika Padang baik wujud maupun rasanya sangat berbeda dengan bika yang biasa kita kenal, Bika Ambon. Bika Padang ini terbuat dari tepung beras, kelapa, gula, air, vanili, sedikit pengembang dan garam. Perbandingannya untuk 1 kg tepung adalah 1 kg gula, dan 3 kg kelapa (Oiya, kelapanya harus bebas dari yang hitam-hitam kulit kelapanya ya). Bisa untuk 80 porsi.

Cara memasaknya juga sangat mudah. Buk Normalis bilang, campurkan saja semua bahan lalu aduk hingga rata. Setelah itu bagi-bagi adonan ke wadah yang dialasi daun pisang yang telah dibentuk mangkok. Panggang selama 15 menit. Panas api dari atas dan bawah belanga harus sama kuat agar tak ada yang gosong atau kurang masak.
Cara Makannya disarankan seperti Kakak ini ya... Sambil duduk dan pakai tangan kanan :D

Aseek...Ntar lagi kan Kakak pulang kampung. Buat yok Kak?

Ayok...Bahannya lengkap di rumah. Soal rasanya dijamin lah. Dijamin beda dengan aslinya. Hehe. Secara yang buat beda tangannya :D

Nah, kalau ingin rasa aslinya langsung aja ke tempatnya Tek Bika di Jl. Amaliun di samping Gg. Damai. Harga per porsinya Rp. 2000,- saja. Buka mulai jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Kalau mau pesan juga bisa dengan Bang Ilham (085358959042).

Hmmm...Awak ngerasa aslinya dulu atau ngerasa buatan Kakak dulu ya? :D Baiklah...sudah diputuskan. Awak akan dengerin cerita lanjutan Kakak dulu aja tentang kuliner yang satu lagi. Rujak Kolam ya kan?

Gitu pun boleh.

Rujak Kolam Takano Juo


Setelah pamit dengan Buk Normalis, Bang Ilham dan para bapak yang duduk bareng tadi, Kami Lajut ke TKP selanjutnya, Rujak Kolam Takano Juo, setelah sebelumnya menitipkan motor di garasinya Amel lalu Jalan kaki Ke Masjid Raya buat menunaikan sholat Ashar. Jadi ceritanya Lokasi Rujak Takano Juo ini di antara Masjid Raya dan Rumah Amel dan di belakang kolam yang dulunya merupakan tempat mandi para keluraga kerajaan Deli.

Di deretan jalan itu ada beberapa penjual rujak. Rujak Takano Juo ini berada di paling pinggir persimpangan, yang pertama kali ketemu kalau dari persimpangan Masjid raya.
Buahnya buanyaak

Takano Juo itu bahasa padang ya kan Kak? Kalau diartikan satu-satu jadinya terkenang juga.Hehe.

Yups, benar, emang ini rujaknya yang punya orang Padang. Kalau kata ibu pemiliknya, Takano Juo itu kalau dibahasa-Medan-kan jadinya “Teringat Aja” alias gak lupa-lupa a.k.a tak terlupakan.

Entah kenapa sore itu ungkapan Inggris ini terasa banget. Pick up the rain. Yang kalau dibahasa-Indonesiakan jadi panjang kali lebar artinya. Pas pergi cuaca aman-aman walaupun udah mau hujan, dan pas udah sampai tempat tujuan barulah hujannya turun sederas-deranya. Kira-kira begitu artinya. Pas balik dari Masjid Raya aman, pas udah nyampek di Rujak Takano Juo barulah hujan kembali melepas rindnya pada kami. Deras.

Allahumma Soyyaban Naafi’an
Hujan tetap setia menemani yang setia mengantri kok

Makin hujan malah makin ramai

Namun derasnya hujan tak menyurutkan ramainya antrian untuk mendapatkan rujak legendaris ini.

Kok segitunya ya ngantri rujak Kak. Enak kali apa sih?

Hmm...Kakak pun penasaran. Apakah sebanding perjuangan mendapatkannya dengan rasa yang didapatkan? Dan jawabannya I, Ye, A. IYA. It’s worth it. Sepadan. Kalau Kakak sih ya, suka sama bumbunya. Enak. Baru kali ini mau mengganyang bumbunya doang. Biasanya kalau makan rujak pasti request ke penjualnya agar bumbunya dikiiiit aja, atau gak usah pakai bumbu sekalian.

Kalau gak pakai bumbu rujak namanya ya bukan rujak kali Ka’e...
Bumbunya khas bentuk dan rasanya

Bumbu rujak ini dibuat dari cabai, bawang, terasi, kacang tanah, gula aren, garam dan pisang batu, yang digiling dengan batu gilingan. kuahnya kental, terus kacangnya ada yang digiling halus ada yang agak kasar dan ada yang tak digiling sama sekali. 
Ini Enak. Udah Itu aja :D
Buahnya apa aja Kak?

Buahnya macam-macam. Ada jambu kelutuk, jambu air, kedondong, mangga, timun, nenas, bengkoang, belimbing dan papaya. Rasa buah yang paling disukai saat itu rasa jambu air dan nenasnya. Manis. Mood waktu itu lagi tertarik dengan yang berair dan manis. Dan ketika Mood bertemu dengan kesempatan yang berbalut ranumnya cuaca, inginnya jadi berlama-lama. Maka, ketika teman-teman yang lain udah pada selesai makan dan mulai ikutan games buat mendapatkan stempel, Kakak masih asik melicinkan daun pisangnya dari bumbu rujaknya.

Games-nya ngapain Kak?
Lupa nanya nama Ibu penjualnya siapa. Gomen.

Para peserta tur harus mengambil satu gulungan kertas yang berisi pertanyaan seputar Rujak Takano Juo. Peserta dipersilahkan menanyakan jawabannya pada Ibu pemilik usaha rujak Takano Juo. Pertanyaannya beda-beda. Dan pertanyaan yang Kakak dapat adalah “Buah apa yang paling diminati pelanggan?” Coba tebak apa.

Apa ya, Kalau  Awak liat fotonya yang paling banyak jambu air dan nenas. Hehe.

Sihiy...Dek Manis cerdas ^_^. Yap benar. Ibu penjualnya juga bilang begitu.

Siapa dulu Kakaknya :D. Oiya Kak, harga seporsinya berapaan?

Untuk 1 porsi dibandrol Rp. 18.000,- dan itu porsinya banyak kalau untuk 1 orang. Kalau mau ke sana baiknya selain hari Jum’at, tutup. Buka mulai jam 10 pagi sampai jam 11 malam.
2 saja ikhlas :D

Teringatnya kok Kakak dapat 2 stempel? Kan gamesnya 1 kali?

Jadi harusnya diakhir acara dapat 3 stempel kalau mengikuti selurh rangkaian kegiatan. Dapat 1 stempel karena ikut ke Tek Bika, dapat 1 stempel lagi kalau jawaban gamesnya benar, dan dapat 1 stempel lagi kalau upload foto (selfie) di lokasi yang ditentukan panitia di akun instagram. Dan Kakak ikhlas dua saja cukup, berhubung sedang fakir kuota saat itu. Lagian kalau pun dapat zakat wifi, pasti bukan foto selfi diriku yang terupload. Never.
Everyone looked happy

Jadi acara Blogger Medan Jalan-jajan hari itu ditutup dengan foto bareng menjelang magrib.
Perjuangan dapat scene ini puanjang. Akhirnya... :D

Dan kakak-Kakak ini berhasil menemukan kesenangannya di penghujung senja.

Ke Mangrove Kakak ikut?

Inginya turut. Tapi udah keburu dicarter buat jadi Tim Amin FLP ke binjai  di waktu yang sama. Semoga lain kali bisa ikutan wisata bareng Medan Wisata :D

Berarti selanjutnya rangkaian acara Medan Blog Fest 2 You adalah Blogger Medan Road to School. Akankah kita bertemu di sekolah Kamu? :D

Catatan: Dek Manis di cerita ini tidak sama dengan Dek Manis nya FLP Medan ya :D