Showing posts with label Culinary. Show all posts

D’Raja Coffee: From Coffee Shop to Coffee Class then Coffee Franchise

Kini pada hampir seluruh umat, suasana dan citarasa dari sebuah tempat tongkrongan harus berjalan beriringan. Artinya, jika sebuah tongkrongan hanya mendewakan citarasa, maka pelanggan tetap akan merasa ada yang kurang. Apalagi saat ini swafoto (selfie foto) kian digandrungi oleh seluruh umat segala jenis usia ketika hendak mencari berbagai destinasi tongkrongan baik bagi keluarga maupun bagi relasi.

Tak pelak, bukan hal baru lagi bagi Kota Medan jika saat ini banyak bermunculan gerai kopi mulai dari yang benar-benar trully coffee shop, sampai yang hanya ikut trend saja, bisnis coffee shop kini bak jamur di tengah-tengah musim hujan. Padahal dulu, saat baru ditemukan di abad 10 Masehi oleh seorang sufi dari Yaman, Ali Bin Omar, rebusan kopi hanya sebagai obat penyakit kulit dan obat-obatan lainnya. Saat itu kopi mendapat gelar terhormat di kalangan masyarakat Timur Tengah, sehingga memberi kemakmuran bagi para pemilik kebun kopi, pengusaha kedai kopi, pedagang kopi, eksportir kopi, dan pemerintah di berbagai belahan dunia yang memiliki biji-bijian beraroma khas itu.

Selanjutnya, perjalanan kopi menjadi minuman dimulai lebih dari seribu tahun lalu di Ethiopia, dengan legenda cerita saat itu ada penggembala yang mencoba memakan buah kopi setelah mengamati bahwa kambing-kambing-nya tak tidur setelah memakan buah kopi liar di padang rumput tersebut. Sebuah literatur sejarah kopi juga menceritakan Sheik Omar, membawa kopi ke kota Al Mukha di negara Yaman pada tahun 1258. Barulah pada abad 15, kedai kopi pertama di dunia dibuka di Mekkah, sebagai tempat bersantai dan membahas politik sembari menikmati setiap reguk-teguk kopi. Waktu itu, kopi dimasak dengan merebus bijinya dalam air. Sekitar 100 tahun kemudian, praktik penggonsengan kopi dimulai di Turki. Maka, Kota Istanbul sangat dikenal dengan berdirinya ratusan rumah kopi.

Adapun biji kopi yang paling dikenal dan dikonsumsi orang sedunia, secara umum ada dua spesies yakni kopi arabika dan kopi robusta. Di Indonesia antara tahun 1696-1699, tanaman kopi awalnya hanya bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang VOC menguntungkan, VOC menyebarkannya ke berbagai daerah agar ditanam. Pertengahan abad ke-17, VOC mengembangkan area tanaman kopi arabika di Sumatera, Bali, Sulawesi, dan Kep.Timor. Kecamatan Pakantan di Mandailing Natal, adalah daerah perkebunan kopi arabika pertama milik VOC di Sumatera saat itu. Kemudian kopi arabika dibawa ke Tapanuli Utara (Lintong Nihuta dan sekitar Danau Toba) dan dataran tinggi Gayo (Aceh Tengah).

Masuk pada zaman modernisasi, gerai kopi yang dulunya hanya sekedar warkop kini “naik pangkat” dengan istilah baru-nya coffee shop. Didukung dengan menjamurnya berbagai mal, tempat ngopi kian bergengsi. Tak hanya di mal, kafe-kafe kopi di luar gedung plasa kian bertambah banyak. Setiap coffee shop berlomba menawarkan berbagai rupa kelebihan sebagai daya tarik para penikmat kopi agar gerainya disambangi. Tak pelak, melipir ke gerai kopi kini menjadi gaya hidup umat perkotaan.


Seperti D’Raja Coffee misalnya. Coffee shop yang mulai bergeming sejak tahun 2013 ini awalnya hadir karena kecintaan dan keseriusan dua bersaudara, yakni Rudy dan William pada kopi yang membuat mereka membuka gerai kopi kecil (baca: kopi tiam) yang berawal dari empat (4) meja. Ibarat pepatah proses tak akan mengingkari hasil, konsistensi ketekunan kedua bersaudara ini berbuah menjadikan kopi tiam mungil tersebut bertransformasi menjadi gerai 1 pintu ruko yang juga tak lama kemudian juga menjadi 2 pintu ruko.


Biji kopi yang pertama kali digunakan adalah biji kopi Toraja yang disajikan dengan metode manual brew. Dari sinilah nama D’Raja Coffee dibentuk. Drip Toraja Coffee disingkat menjadi D’Raja Coffee. Seiring berjalan waktu, melihat bahwa biji kopi Arabika tak kalah nikmat, perlahan biji kopi Arabika mendominasi menggantikan biji kopi Toraja di D’Raja Coffee. Lagi-lagi konsistensi dua bersaudara Rudy dan William dalam meracik kopi ternyata menuai penetrasi. Tak heran, saat D’Raja  Coffee melebarkan ekspansi di Jalan Bandara Kuala Namu (tepat di depan Hotel Wings), gerai ini kian menjadi incaran yang selalu dipadati setiap tamu yang baru turun dari bandara menuju Medan atau sebaliknya.

Masih berlanjut, persistensi D’Raja Coffee ternyata kian kokoh dengan dibukanya gerai ketiga di Ismud Park. Di tangan Denny Wu, keberadaan coffee shop 24 jam ini tak hanya menuai pelanggan setia, namun juga mendatangkan berbagai kalangan yang ingin menekuni dunia kopi dengan serius. Kelas Kopi-pun dibuka meski tidak formal digemakan. Silih berganti, selama setahun, D’Raja Coffee sendiri telah memberangkatkan belasan pegiat industri kopi ke negara Kangguru.

Tak hanya para pecinta kopi yang ingin terjun langsung sebagai pegiat industri kopi, para eksekutif yang ingin belajar membuat kopi juga berlomba mencemplungkan diri di D’Raja Coffee untuk belajar, mulai dari membuat Espresso sampai Latte Art. Meski tak pernah dibuka resmi, Kelas Kopi di D’Raja Coffee terus bergulir menghasilkan calon-calon barista andal yang siap bersaing di kancah internasional maupun para para pegiat kopi pemula.


Bukan cuma seduhan kopi, gerai kopi ini juga menyangrai dan menjual biji-bijinya bagi setiap pelanggan yang mencandu. Adapun beberapa biji kopi yang senantiasa bisa Anda minta untuk di-packing antara lain adalah Gayo, Mandheiling, Lintong, Toraja, Sidikalang, Robusta, dan Red Coffee dengan minimal masing-masing package per 250gr. Jika penasaran dan gemar menyesap aroma kopi yang disangrai, pelanggan bisa langsung berkunjung ke D’Raja Coffee Kuala Namu maupun D’Raja Coffee Cemara Asri untuk menyaksikan setiap proses sangrai green bean menjadi biji kopi yang siap melalang buana.

Berlanjut kemudian, persistensi dan konsistensi ini juga mengantarkan D’Raja Coffee menjadi brand yang dilirik sebagai industri waralaba yang menjanjikan di Kota Medan. Kehadiran awalnya sebagai kopi tiam semakin diperhitungkan. Dalam kurun waktu setahun selama 2018, ekspansi coffee shop ini mencapai 3 gerai dalam setahun, yakni D’Raja Coffee Palembang di Kota Palembang, D’Raja Coffee Centrium di Jl. Brigjend Katamso, dan D’Raja Coffee Gatsu yang terbaru di Jl. Gatot Subroto. Alhasil kini sudah ada enam gerai D’Raja Coffee di Pulau Sumatera.

Pegiat industri bisnis food and beverage kian melirik dan menilai setiap gerai D’Raja tak hanya berhasil memikat hati setiap pecinta kopi namun juga penikmat kuliner. Itu sebabnya, setiap kali Anda bertandang ke D’Raja Coffee, berbagai penganan dan  kudapan Nusantara maupun internasional bisa Anda temukan dalam menunya. Selain menyuguhkan rasa-rasa nikmat dalam setiap masakan, D’Raja Coffee juga berhasil membuat pelanggannya betah berlama-lama di dalam karena suasana yang diusung di setiap gerai.


Adapun gerai yang baru dibuka di awal Desember, yakni D’Raja Coffee Gatsu, hadir dengan sentuhan yang sedikit berbeda. Gerai ini mengusungkan sajian seafood sebagai penganan andalannya selain kudapan ringan yang sudah lazim menemani seduhan kopi. Dengan konsep tersebut, maka sangat mudah ditebak bahwa kehadiran gerai keenam ini tak hanya sekedar menawarkan suasana cengkerama bagi penikmat kopi dan penganannya, namun lebih dari itu agar pengunjung dan pelanggannya bisa menikmati berbagai sajian Nusantara dalam balutan seafood yang dikemas sebagai penganan keluarga.

Jadi ketika melipir ke mari, kita akan menemukan beberapa menu yang tidak akan dijumpai di gerai D’Raja Coffee lain, seperti ikan Gurami, Kerapu, Bawal, Udang, Kakap, Cumi, Iga, bahkan ragam tumisan sayur dalam berbagai racikan. Penganan berat ini memang sengaja dihadirkan di D’Raja Coffee Gatsu mengingat semakin tingginya minat warga Kota Medan dalam  berkuliner ria.

Meski baru dibuka, kehadiran gerai ini sudah tercium ramai. Tak heran, pengunjung dan pelanggan yang sudah mengenal betul cita rasa dan racikan D’Raja Coffee tak perlu mengulur waktu untuk segera menyambangi gerai ini saat baru beroperasional awal Desember 2018 kemarin. Kendati konsep penganan yang diusung adalah seafood, para pengunjung dan pelanggan tak perlu cemas saat merogoh kantong, sebab harga yang digadang cukup bersahabat, mulai dari Rp 15.000 per porsinya.




Konsep outdoor yang bagus juga ditawarkan di gerai ini. D’Raja Coffee kian menjadi tempat perhentian wajib yang tak akan mengecewakan. Kita juga bisa belajar membuat kopi di sini. Siapa tahu ada yang ingin serius membekali diri menjadi barista internasional dengan mengikuti Kelas Kopi-nya. Yang sudah pasti akan selalu membuat pengunjung dan pelanggan kembali terus, apa lagi kalau bukan cita rasa nikmati dalam seduhan dan penganan yang disuguhkan. Tertarik untuk mencoba?

Nah, bagi kamu yang tertarik untuk serius, atau yang sekedar ingin menikmati seduhan kopi dalam cangkir dengan suasana nyaman khas kedai kopi, atau yang suka ekspedisi kuliner ditemani harumnya aroma kopi, silakan pilih di gerai D'Raja mana yang ingin dijajaki lebih dulu.

Medan Napoleon Strawberry Si Manis yang Bikin Nagih

Medan 20 Oktober 2017- Medan Napoleon kembali mengeluarkan varian terbaru yang akan memperkaya cita rasa pilihan unuk Napoleonista, pecinta setia Bolu oleh-oleh kekinian yang satu-satunya berada di Kota Medan dengan 3 cabang kedai nya yang berada di Wahid Hasyim, Kualanamu dan juga Binjai. Jumat lalu berhasil mengeluarkan varian terbaru, yang siap di cicipi oleh pecinta Medan Napoleon semua.

Varian terbaru yang telah hadir di seluruh aoutlet cabang Medan Napoleon ini sendiri berasal dari buah yang masih dalam golongan buah Berry, yaitu Buah Strawberry. Buah yang di produksi di tanah lokal sumaera utara sendiri, berasal dari perkebunan buah di Berastagi.

Medan Napoleon Strawberry rasa keju


Varian ini sendiri hadir di sebabkan oleh animo masyarakat kota Medan yang cukup besar, berkat kehadirannya edisi Merah putih kemarin yang di dasari oleh dua rasa variannya Keju dan Strawberry. Maka hadirlah Strawbery sebagai varian terbaru, penambah varian dan memperkaya pilihan Napoleonista semua.

Medan Napoleon Strawberry keju

Event launching tempo haripun di bilang cukup sederhana, dengan promosi dan juga Fun Selling yang menarik perhatian beberapa pembeli sekitar. Berkisah tentang Medan Napoleon Strawbery, produk ini masih dalam bentuk tampilan yang sama dengan saudaranya. Berbentuk bolu gulung pastry, dengan  selai yang nikmat juga vla butter keju yang renyah.

Medan Napoleon Strawberry rasa keju


Harga yang di bandrol simerah manis ini berkisar 75.000 rupiah, menyamai harga pendahulunya yaitu Redvelvet serta Tiramissyou. Di harapkan kedepannya Napoleonista dapat terus menikmati satu yang baru dari Medan Napoleon, agar si manis merah yang mempesona ini dapat terus menjadi pilihan Napoleonista yang ingin membawa buah tangan oleh-oleh untuk keluarga dan orang tersayang.

Cafe Nyaman dan Instagramable Ala Kito Floral Medan

Terinspirasi dari tulisan teman-teman seputar review produk-produk yang nyaman dipakai, seperti review nya Mbak Erna, Saya pilih untuk me-review sesuatu yang nyaman juga, tepatnya sebuah tempat yang nyaman baik untuk bersantai ria maupun untuk diskusi. Sebuah Cafe di Medan yang bernama Kito Floral Cafe & Resto.

Berwal dari sebuah permintaan untuk memberikan rekomendasi kafe atau pun tempat makan yang nyaman di Medan untuk tempat pelatihan menulis, saya dan Ririn akhirnya mengubek-ubek instagram melalui berbagai hastag yang berkaitan. Salah satunya ketemulah dengan akun Kito Floral Cafe & Resto.

Kok namanya seperti tidak asing ya? Sebelumnya kami pernah mengunjugi Kito Art Cafe yang beralamat di Jl. Wahid Hasyim pada satu acara komunitas. Desain interior dan dekorasinya cukup unik dengan aura klasiknya. Lalu, apakah Kito Floral Cafe and Resto ini sama dengan Kito Art yang di Jl. Wahid Hasyim? Sama-sama "Kito" soalnya.

Penasaran, saya pun menelisik postingan instagramnya. Wah, ternyata Cafe ini baru buka sekitar 6 bulan lalu. Beberapa foto tentang suasana dan desain interior Cafe cukup membuat saya tertarik. Ditambah lokasi tempat yang cukup ramah akses, membuat kami akhirnya memutuskan untuk mengunjungi tempat ini.

Berlokasi di Jl. Gatot subroto No. 64, Medan, tepat di seberang Brastagi Supermarket, Kito Floral Cafe and Resto yang lahan parkirnya ckup luas ini, insya Allah tidak akan membuat nyasar orang yang pertama kali ke sana.

Siang itu cukup terik, dan saya tiba lebih dulu dari pada Ririn. Begitu melangkahkan kaki setelah membuka pintu, nyeess, ademnya AC langsung memelukku. Makin adem karena begitu masuk, saya langsung disambut oleh senyum pramusaji yang telah menanti di balik pintu.
Langkah pertama

Saya langsung jatuh hati dengan dekorasi interiornya yang mengusung tema " In the Wood" (di hutan dengan pohon-pohon besar) kalau saya pikir. Bawaan perasaannya seperti bisa bernafas dengan bebas dan lega. Mungkin efek perpaduan dari AC dan nuansa langit-langit yang dihiasi tanaman hijau merambat dan lampu-lampu yang auranya lebih mirip kunang-kunang. Rasanya bisa tahan duduk berjam-jam di sini.

Ditambah lagi interior kursi dan meja terkesan dibuat dari potongan batang pohon-pohon hutan. Saya yang mengambil lokasi duduk di pojok ruangan, sesaat berasa ada di hutannya para kurcaci negeri dongeng. :D  
Wups, I am somewhere in a fairy tale woods

Sembari menunggu Ririn tiba, saya memutuskan berkeliling-keliling Cafe. Ternyata Kito Floral ini luas banget. Terdiri dari beberapa tempat dengan tema yang berbeda-beda pula. Saya membaginya menjadi 3 bagian besar, bagian depan tengah dan belakang.
It's wooden everywhere

Jadi pertama kali masuk, kita akan disuguhi pemandangan seperti yang saya jelaskan tadi, hijau dan adem. Di sisi kiri ada space yang lebih dominan dengan dekorasi kayu, sedangkan sisi kanan dominan dengan dekorasi daun dan tanaman hijau menjalar. Dua space ini adalah bagian depan yang merupakan non smoking area.

Nah, selanjtnya bagian tengah, yang saya sebut juga sebagai bagian transisi. Iya, karena untuk ke lokasi ini kita harus melewati pintu. Selain itu fungsi dan statusnya yang saya pikir setengah-setengah. Maksudnya?
The Transition :D

Begini, di bagian tengah ini, terdiri dari sisi kanan dan kiri. Sisi sebelah kiri jika dikatakan smoking area, sepertinya bukan, dikatakan non smoking area, tidak ber-AC, tapi tetap adem. Sedangkan di sebelah kanannya adalah ruang kaca yang sepertinya untuk meeting room santai dan dilengkapi AC. Tak hanya fungsinya yang bertransisi, temanya juga. Tema bagian ini adalah bunga, yang seolah-lah transisi dari hutan pohon besar yang hijau menuju bagian hutan lainnya. Sensasi ini memang saya dapatkan sesaat ketika melewati pintu tadi. Wuihh...asik ya. That's why I called this space as a trasition space :D
Berapa banyak kira-kira yang pas lewat sini tapi gak niat foto? :D

Selanjutnya, coba bayangkan, saat kita berjalan-jalan di  hutan-hutan dalam kisah dongeng, kira-kira kejutan-kejutan apa yang bakal kita dapatkan? Bertemu hewan-hewan menakjubkan ala negeri dongeng ? atau tersesat ke tempat-tempat yang menyenangkan mata?

Kira-kira, mungkin konsep ini juga yang ingin disajikan Kito Floral. Jika kita lanjutkan perjalanan dari bagian tengah tadi yang dipenuhi nuansa bunga, kita akan disambut dengan nuansa semi out door di bagian belakang.

Di sebelah kiri ada bagian yang mengusung tema taman, dengan dilengkapi rumput hijau sintetik. Jadi seolah pengunjung akan merasa sedang duduk-duduk di taman belakang rumah yang asri, di bawah pepohonan rindang dengan bunga-bunga gantung dan lampu-lampu gantung yang cantik.
Di seberang sana ada jendela di bawah rindang pohon lho.

Ditambah lagi dengan suara gemericik air pancuran kolam yang berasal dari sisi sebelah kanan. Di atas kolam tersebut juga terdapat lokasi dengan dekorasi yang tak kalah menarik untuk bersantai. Menikmati aliran air sambil ditemani kicauan burung-burung dalam sangkar warna-warni yang tergantung di dinding bebatuan yang ditumbuhi lumut dan angrek liar. Berasa dimanaa gitu sensasinya.
Berapa banyak yang tahan gak ngambil foto di lokasi yang ini?

Lepas kolam, kita akan menemui sebuah space terakhir yang bertemakan "Autumn" alias musim gugur. Dengan dekorasi daun-daun maple yang berwarna oranye.
Yang rindu warna daun maple sesngguhnya bisa melepas rindu di sini atau malah makin baper?

Itulah akhir petulangan saya di hutan negeri dongeng.:D

Oiya, jadi dibelakang space autumn ini ada tempat untuk sholatnya juga. Untuk berwudhu-nya bisa di toilet. Ada masing-masing dua toilet untuk wanita dan pria di sisi sebelah dapurnya. Toiletnya didipisahkan oleh wastafel dengan kaca yang besar.

Nah, kembali ke dunia nyata, dan ternyata Ririn sudah tiba.
Setelah berpetualang di hutan negeri dongengnya Kito Floral, selanjutnya berpetualang di dunia rasa yang disajikan pada menu-menunya.
Pojok ini lokasi favorit siapa?

Kami kembali ke pojokan hutan hijau di bagian depan Cafe. Memanjakan mata dengan hijaunya pemandangan, dan memanjakan permukaan kulit dengan sejuknya AC.

Saya memesan Green Tea Parafait dan Nasi goreng Kebuli dengan tingkat pedas standar, sedang Ririn memesan 2 Scoup Ice Cream rasa vanila dan strawberry dan Nasi Goreng Tom Yam dengan tingkat pedas sedikit lebih dari standar.
Nasi Goreng Kebuli

Ternyata, untuk ukuran standar, nasi goreng Kebuli ini termasuk cukup pedas. Biasanya kalau pesan nasi goreng pasti minta agar dibuat pedas atau ekstra pedas. Namun di nasi goreng Kebuli, rasanya memang sudah cukup pedas buat saya. Ada irisan cabai rawitnya yang dicampur dengan nasi goreng. Jadi kalau untuk saya pedasnya sudahah pas. Bagi yang tidak suka pedas mungkin bisa memesan nasi goreng Kebuli dengan mengurangi tingkat kepedasannya.
Nasi Goreng Tom Yam

Nasi goreng Tom Yam juga tak kalah enak. Perpaduan rasa asam bumbu dan gurihnya seafood yang terdapat pada tom yam ini, buat nagih jika mencicipi hanya 1 sendok :D

Nah, kalau mau dibandingkan tingkat rasa pedasnya, antara nasi goreng kebuli yang pedasnya standar dan nasi goreng tom yam dengan pedasnya sedikit di atas standar, ternyata masih jauh lebih pedas nasi goreng kebuli lho. :D
Green Tea Parafait

Green Tea Parafait terdiri atas milk green tea, whiped cream, dan jelly rasa coklat. Sebenarnya saya agak-agak anti dengan whiped cream, tapi berhubung ketika pesan enggak tanya-tanya dahlu isinya apa saja, jadi ya berdamailah dengan whiped cream kali itu, diadukkan saja biar tak kelihatan :D. Buktinya, si Green Tea Parfait ini dihabiskan dengan cepat, tiba-tiba sudah habis aja :D
Vanila and Strawberry Ice Cream

2 Scoup Ice Cream rasa vanila dan strawberry ini, scoup-nya besar-besar. Untuk sendiri, 2 scoup ini cukup buat kenyang. Es krimnya lembut dan manisnya pas. Lain kali kalau ke sini lagi, saya bakal pesan es krimnya. Ada banyak pilihan untuk menu  es krim soalnya. :D
Ini dia menu di Kito Floral
Gimana harganya menurut kamu?

Suasana yang nyaman lagi memanjakan pikiran, perasaan dan kamera (pasti pulang-pulang memori smartphone-nya menipis), ditambah dengan sajian rasa yang memanjakan lidah, akan jadi lebih lengkap dengan adanya koneksi wifi yang lancar dan betaburnya keberadaan colokan. :D Kalau semuanya ini ada, udah la, maunya pindah kosan aja ke sebelah Kito Floral, biar tiap hari bisa "ngadem". Namun sayangnya, semuanya yang di atas tadi memang ada di Kito Floral, sedangkan di sebelahnya enggak ada kosan . Hehehe :D.    
Ia...Yang tiap sudutnya menarik kamera...

Jadi, kapan kita ke Kito Floral Cafe & Resto lagi?

Tulisan ini sebagai bentuk respon dari blogpost http://www.emak2blogger.com/2017/09/07/tips-review-produk-bayi/  #KEBloggingCollab untuk kelompok Liliana Natsir

Rasa Baru Medan Napoleon Tiramisu

Sudah berapa banyak rasa Medan Napoleon yang pernah kamu cobain? 3, 5, 7 atau 10 rasa? Eh rasa Medan Napoleon ada berapa sih?

Sejak awal dibuka Medan Napoleon yang mengusung tagline oleh – oleh kekinian kota Medan, hadir denan lima rasa yaitu Durian Green Tea, Cheese, Caramel, dan Banana Crezy . Lalu tiga bulan kemudian hadir rasa baru lainnya yaitu Extra Cheese Great Chocolate dan Red Velvet. Ketujuh varian ini dibandrol mulai Rp. 55.000,- hingga Rp.75.000,-.

Rasa baru medan napoleon

Nah di bulan April ini Mean Napoleon kembali meluncurkan rasa baru yaitu rasa yang belum pernah ada pastinya. Karena kalau rasa yang sudah pernah ada takkan di sebut rasa baru yak an? :D Rasa yang belum pernah ada tersebut adalah  rasa yang merindukanmu a.k.a. TIRA MISS YOU alias Tiramisu.
rasa baru medan napoleon

Pada Jumat sore, 14 April 2017, kami kebagian buat meramaikan rangkaian acara peluncuran Medan Napoleon Tiramisu yang bareng Irwansyah lagi yaitu Ngopi Sore Bareng Irwansyah di Arya Duta Hotel. 
harga medan napoleon tiramisu

Medan Napoleon Tiramisu ini dikatakan unik dan exclusive. Disebut unik karena memiliki rasa yang lebih kaya dari ketujuh rasa varian sebelumnya. Napoleon Tiramisu terdiri dari lapisan puff pastry dengan dream tiramisu yang creamy dan manis yang berbalut coffee cake yang lembut. Lalu disempurnakan dengan taburan bubuk kokoa. Paduan rasa manis, pahit dan aroma kopi berpadu dalam sebuah cake membuatnya unik di lidah dan ingatan.

Dikatakan exclusive karena kotaknya berbeda dengan ketujuh varian rasa lainnya. Tampilan kotaknya tampak mewah dengan beragam landmark kota medan yang tertera di sana.
harga medan napoleon tiramisu
Medan Napoleon Tiramisu Rp. 75.000,-

Pada kotak Medan Napoleon Limited Edition ini terlihat patung Guru Patimpus Kantor Pos Lapangan Merdeka dan Tugu Air Tirtanadi beserta penjelasan singkat masing-masing Landmark. Hal ini sebagai salah satu bentuk apresiasi dan kecintaan Medan Napoleon kepada Sumut.

Untuk saat ini Medan Napoleon Tiramisu masih diproduksi terbatas, namun akan sgera diperbanyak agar dapat dinikmati pelanggan tanpa batas minimum pembelian.

Para pecinta kopi sepertinya bakal menyukai bahkan merindukan rasa Tiramisu ini sesuai dengan pelesetannya Tira Miss You yang ngangenin, kalau kata mereka yang sudah coba. Apakah kamu salah satunya?

Menikmati Sensasi Musim Semi Jepang di Dokioo Dessert

Kalau kamu diberi pilihan antara menikmati dessert dan menikmati sensasi musim semi, kamu bakal pilih yang mana?

Nah, bagaimana jika kita diberi kesempatan untuk menikmati keduanya sekaligus? Saya sih pasti tak akan menolak.

Jadi beberapa pekan lalu, Ayu, seorang murid privat saya, waktu itu lagi les, menunjukkan postingan Instagram tentang dessert yang begitu cantik. Semangkuk Es serut sepertinya, dengan siraman mangga di atasnya, dilengkapi dengan topping potongan mangga yang begitu segar. Pas cuaca lagi panas-panasnya di luar. Ah cobaan puasa.

Kalau sesama pecinta dessert dipancing sekali saja dengan postingan yang seperti itu, bisa ditebak kelanjutannya, pasti gak bisa move on. Jadilah kami ngubek-ubek akun Instagram tadi. Dokioo Dessert. Alhasil belajarnya ditunda dulu demi menntaskan keterpesonaan dengan menu-menu di sana.
“Kapan-kapan ke sini yok, Kak” Ajaknya. 

Nah, kemarin sore, akhirnya kesampaian juga mengunjungi Dokioo Dessert ini. Meskipun minus Ayu, berhubung dia sedang mengunjungi rumah Neneknya. 

Awalnya sempat googling di google map tentang lokasi tepatnya di mana, tapi tak muncul. Yang muncul Dokioo Dessert yang ada di Jl. Sumatera. Sebenarnya ada dua lokasi Dokioo Dessert di Medan, di  Jl. Sumatera dan di Cemara Asri. Nah, yang di Cemara Asri ini yang tak muncul lokasinya. Padahal maksud hati memilih yang di sana karena lebih dekat dari lokasi saya. Namun karena memang sudah bertekad ke sana, akhirnya pergi juga dengan Bismillah.

Sesampainya di gerbang Cemara Asri, saya tanya satpamnya. Dan pak satpamnya tahu. Ternyata lokasinya tak jauh dari gerbang, dan tak masuk ke dalam komplek Cemara Asrinya. Tempatnya tepat di depan jalan, sejajaran dengan Masjid Al-Musannif, di sebelah Mak Yung Cafe.
Dokioo Dessert Cemara Asri
Pertama masuk terasa adem AC nya. Waktu itu di luar memang lagi panas. Saya pilih duduk yang di sofa. 

Pramusajinya datang membawakan menu. Mbaknya ramah banget. Ketika saya tanya menu favorit di Cafe ini, Mbaknya bilang “Volcano”. Pas saya lihat gambarnya, saya pikir itu juga sejenis es serut, dan saya kurang suka dengan yang banyak es nya. Akhirnya saya pilih Hanagataa, karena tertarik dengan isinya yang beraneka ragam, minim es serut dan ada eskrimnya. Perfect. Juga saya memesan menu yang namanya Cheese.
Hanagataa
Tak sampai 5 menit, pesanan saya hadir di meja. Hanagataa disajikan dalam mangkuk. Isinya terdiri dari Ice cream vanila, Purin (kalau saya bilangnya pudding agar-agar), Dango (kue beras Jepang), Taro Ball, Pearl, dan Star (rasanya seperti sereal emping jagung).

Sebelum makan Haganataa disiram dengan segelas kecil krim dengan rasa sesuai pilihan kita, ada Matcha, Oreo, Taro, Red Velvet, dan Milk. Saya pilih yang Matcha. 

Purin Pink
Purin Mangga
 Dalam Haganataa ada dua rasa Purin, yang pink rasa strawberry, dan yang g rasa mangga. 
Lalu Ada 3 buah Dango atau kue beras Jepang yang berwarna putih, hijau, dan merah muda. Ini pertama kaliya saya mencicipi Dango. Rasanya sedikit kenyal dan lembut,  dengan rasa manis-manis Jambu. Nagih. 3 kurang. Hehe. 
Begitu pula dengan Taro Ball. Entah kenapa namaya Taro Ball, padahal bentuknya tak bulat :D. Sensasi rasanya mirip-mirip dengan Dango. Kalau saya rasa, Taro Ball sedikit lebih lembut daripada Dango.

Sedangkan yang disebut Cheese isinya berupa sosis, irisan paprika hijau dan keju leleh, yang dibalut dengan kulit lumpia dan digoreng. Sausnya menurut saya seperti saus pada pasta spagethi, tapi yang ini lebih enak.
Perpaduan rasa manis dan asama di sausnya pas, yang dipadukan dengan bumbu yang saya pikir rasanya mirip seperti jintan hitam. Biasanya saya lebih sering tidak ccocok dengan rasa pasta pada spagethi, tapi yang ini saya suka, cocok di lidah.
Sensasi Chesee ketika dimakan terasa kriuk, rasa paprika dan sosisnya masih terasa segar, ditambah gurihnya keju yang meleleh. Saya membandingkan rasanya ketika dimakan tanpa saus dan dengan saus. Dan saya lebih suka ketika dimakan dengan saus, lebih terasa nikmatnya.

Setelah menikmati 2 menu ini separuh jalan, saya baru merasa kalau saya agaknya telah salah pesan menu. Sebab saya mulai merasa kenyang. Inilah efek kalau pergi sendirian, tak bisa berbagi, jadi mau tak mau kekenyangan :D 
Tapi rasanya kok malah ingin berlama-lama di cafe ini ya. Bukan Karena kekenyangannya juga sih, tapi karena musiknya yang buat betah dan gak mau pulang. “Pilihan lagu dan aliran musik Jepangnya itu lho... kok bisa pas kali sama selera musik awak” . Kan jadi ingin minta soft copy nya sama operatornya :D.
Dari segi desain interior, cafe ini cukup instagramable. Ada banyak nuansa yang membuat terasa banget musimnya. Jadi makin mendukung untuk berlama-lama menikmati nuansa musim semi ala Jepang di sini.
Makin nyaman lagi buat berlama-lama nongkrong karena banyak colokannya. Eh?! Fasilitas Wifi-nya juga bukan Wifi-id kok, dan koneksinya lancar. Hehe. Terus, passwordnya saya masih ingat sampai sekarang lho. Saya yakin kalau kamu ke sana, kamu pasti paham apa yang saya maksud. :D. 

Mengenai harga, menu-menu di Dokioo Dessert dibandrol dengan harga standart kafe kalau menurut saya. Bisa dipesan via go food juga. Ini dia daftar menunya. Hati-hati baper ya liat tampilannya :D
 
 
 
 

Nah kalau yang ini tagihan saya. Sampai di rumah saya baru sadar kalau ada potongan 30 %. Dan saya tak tahu kok saya bisa dapat diskon. :D.
Anyway, lain kali saya mau coba menu cantik lainnya juga, dan rencananya tak sendiri, tobat kekenyangan :D. Yok la, kapan kita ke Dokioo Dessert? 



Lokasi Dokio Dessert Medan:

Center: Jl. Sumatera No. 125
Spring: Cemara Asri, Ruko Golden Gate No 8B.
IG: @dokioo.dessert