Keunikan Orang yang Ditemui Saat Traveling
Siapa sih yang gak suka jalan-jalan. Baik traveling solo atau barengan
ada plus minusnya masing-masing. Tinggal bagaimana menyikapi dan niatnya saja. Karena
sering kali banyak kejutan yang muncul saat traveling. Mulai dari fakta unik tempat
yang kita kunjungi, masyarakatnya, orang-orang yang ditemui, bahkan mungkin
teman seperjalanan kita.
Mau dikasi caption apa ya... :D |
Nah, ini adalah beberapa keunikan orang yang saya temui saat traveling ke
beberapa tempat. Ada yang tahu di mana?
1. Mas-mas pengendara motor besar berhelm Hello Kity
Jadi ceritanya sore itu lagi di angkot. Lagi
asik amat-mengamati. Angkot yang ditumpangi berjalan beriringan dengan si motor
besar yang dikendarai oleh Mas-mas keren berhelm putih. Namun karena ia
buru-buru sepertinya, ia pun mendahului angkot kami. Dan eh, barulah kelihatan
ternyata helmnya si Mas bercorak Hello Kity di bagian belakangnya. Dan di
bagian boncengannya ada satu lagi helm pink yang juga bercorak Hello Kity.
Pantesan si Mas-nya buru-buru. Waktunya jemput.
2. Teman seperjalanan yang wajib foto di setiap tempat yang ada bacaannya
Untuk traveler yang gila foto, saya mah maklum-maklum
saja. Bagi traveler yang satu ini semua foto harus ada wajahnya dengan
kacamata hitamnya.
Waktu itu, setelah seharian sudah kami berputar-putar (dengan motor
pinjaman) mengunjungi semua tempat wisatanya, foto sana-sini hingga baterai
kamera low dan memori full, kami bertiga mengunjungi salah satu pantai di
kawasan Sumatera dengan motor. Bersantai mengilangkan lelah seharian. Senja. Kami
pun pulang.
Di tengah perjalanan pulang, si Kakak ini akhirnya memaksa kami
untuk balik lagi. Katanya ia harus foto di batu yang ada bacaan nama pantainya
tadi. (Tepok jidat). Akhirnya kami balik lagi ke sana pemirsa. Demi bisa foto, ia
rela menghapus beberapa fotonya. Seccara 3 kali jepret gak cukup.
3. Maskot berbayar
Dari awal sih tujuannya selain mau mengunjungi, pastinya mau foto dan mencari foto di situs wisata sejarah ini. Pas lihat banyak
yang foto dengan maskot-maskot berkarakter Mickey Mouse, Doraemon, Sponge Bob dan teman-temannya, dua
teman seperjalanan yang hobi foto ini pun tak mau ketinggalan.
Nah setelah puas
beraneka gaya, kami pun beranjak. Eh tiba-tiba saja si maskot tadi menarik
ujung baju teman saya. Si maskot pun akhirnya berbicara. “Yuk, bayarannya?”
(Yuk, baca: Kakak). Lha, kirain gratis.
4. Abang-abang supir pick up yang baik hati
Hampir senja. Kami baru saja turun dari dari
makam yang letaknya di ketinggian kurang lebih 700 anak tangga. Ketika pergi tadi pagi, kami menyewa dua becak motor. Janji akan dijemput kembali petangnya. Hampir 15
menit menunggu, sang becak tak kunjung datang.
Dalam penantian, kami lesehan di
pinggir jalan. Duduk-duduk pada kanan-kiri undakan titi. Meskipun jalan
beraspal mulus dan bagus, kota ini tidaklah memiliki angkot.
Hampir magrib. Becak
yang ditunggu tak kunjung datang. Lalu sebuah mobil pick up berwarna hitam melewati
kami. Tak lama kemudian mobil itu kembali lagi, mundur. Sang sopir
mengatakan sesuatu dalam bahasa daerahnya. Teman saya yang asli orang sana meladeninya berbicara.
Saya mengerti setengah-setengah. Intinya ia menawarkan untuk
ikut naik pick up nya. Kami pun akhirnya diantar ke tujuan.
Di perjalanan terlihat di sebelah barat, matahari berbentuk aneh. Ternyata sedang ada
gerhana parsial. Ada-ada saja memang
kejutan di kota ini. Rekomendasi dah buat semua manusia penggemar jalan-jalan. Wajib kunjung lokasi ini.
5. Warga (se)kampung yang gak ngasi pulang sebelum makan di rumahnya
Enak banget kan. Seccara sang mahluk yang datang ke rumah
mereka itu statusnya ada yang sebagai keponakan, cucu, sepupu, pariban, teman
dari ibunya, teman dari ayahnya, temannya, apalagi tetangganya. Satu kota bagaikan
semua penduduknya itu saudaranya semua dari ujung ke ujung. Tiap berkunjung,
atau sekedar sapa, pasti di-stop, disuruh masuk dulu ke rumahnya, lalu disuruh
ke dapur. Makan.
Di jam sarapan ada saja yang mengantarkan kue-kue khas daerah ini ke rumah si kawan ini. Makan
siang tinggal pilih mau makan di mana. Makan malam, camilan, tinggal tunjuk. All
is free. Yang (gak) enaknya, hari pertama mendarat di sana. Makanan aneka rupa berjibun
berdatangan. Kami sampai sesak nafas karena kekenyangan.
Pengalaman ini bukan hanya
karena penduduk daerah sana yang ramah-ramah, tapi juga karena siapa teman
perjalanannya juga. Taklah lebay jika dikatakan si teman kami ini cukup populer di kota kelahirannya. Hampir tak ada warga sana yang tak kenal dengan si Dahlia ini di masanya.
6. Mbak-mbak yang suka buat nyasar
Beberapa tahun lalu, ketika masih unyu-unyu, smartphone masih langka dan internet masih mahal di tangan mahasiswa, kami
nekat jalan-jalan dengan info yang kami ingat setelah baca di internet
berkali-kali dan sekumpulan catatan kecil yang kami bawa.
Sayangnya tak satupun catatan
kami memuat info rute metro di sana. Alhasil, setelah beli kartu di
mesin penjual kartu otomatis, kami pun membaca lekat-lekat rute mana saja yang akan
kami lewati untuk sampai ke tempat tujuan.
Kami pun naik, sambil tak henti memperhatikan
lampu rute pada layar dinding metro. Mungkin karena hanya kami berempat yang
begitu tertarik dengan rute si metro, seorang mbak-mbak berambut pendek iseng menyapa.
Butuh beberapa saat agar kami
mengerti apa yang dikatakannya. Intinya dia bilang jika ingin ke tujuan kami,
kami harus berhenti di stasiun selanjutnya, dan berganti metro di jalur sebelah, lalu berhenti di stasiun ke-3 yang merupakan pemberhentian terakhir. Kami pun langsung percaya
saja, takut kelewatan lalu nyasar.
Di stasiun selanjutnya, kami bergegas turun. Saat
pintu akan menutup, jelas-jelas kami melihat si mbak tadi tersenyum aneh. Langsung
deh terbayang figur psikopat yang sering nampil di film holywood saat itu juga. Perasaan
kami tak enak. Namun pauknya saat itu, kami turuti juga petunjuk si mbak. Kami
lebih percaya dengan si mbak daripada kata hati kami. Hah.
Kami menyeberang ke jalur sebelah. Lalu naik
metro dengan arah berbeda. Di stasiun ketiga, kami turun. Dan ternyata itu
bukan nama stasiun yang kami tuju. Kami lihat lagi papan keterangan lekat-lekat. Ternyata rute
yang kami pilih pertama tadi sudah benar. Barulah benar-benar sadar kalau kami dikerjai psikopat.
7. Penduduk yang rata-rata gak bisa bilang “er”
Jika traveling ke manapun, sebisa mungkin
pelajari dahulu kebudayaan, dan kebiasaan sehari-hari penduduknya. Apa lagi traveling ke beda negara. Nah, inilah yang pada saat itu masih kami amalkan
setengah-setengah. Kurang research. Yang di-research tempat-tempat wisatanya saja sih.
Beginilah
jadinya. Supir taksi yang kami tumpangi tak bisa mengidentifikasi tujuan kami
ketika kami mengatakan nama tempat tujuan dengan bahasa inggris yang baik dan
benar. Kami mengucapkan “road” (jalan) dengan fasih. Sampai 20 kali, sang supir tetap
tak mengerti. Kami pun bingung. Sukur waktu di bandara kami sempat nyaplok peta wisata
gratis. Kami pun akhirnya pakai bahasa tarzan sambil nunjukin tuh peta. Sampai di
sana, kami lihat plang marka jalan. Jelas-jelas ditulis pakai bahasa Inggris “ROAD”.
Esoknya setelah lelah berkeliling situs wisata
dan berbelanja souvenir, kami hendak pulang dengan jasa sejenis becak la kalau
di Medan. Hal yang sama terjadi, sang supir juga tak tahu di mana tempat yang
kami maksud. Akhirnya kami sebutkan saja nama jalannya tanpa pakai kata “ROAD”.
Aha ia langsung faham. Dan ia mengulang-ulang
tujuan kami. Yang kami tangkap ia mengucapkan kata “ROAD” menjadi “LOAD” (seperti
orang Medan mengucapkan “lut” pada kata “mulut”. Pakai logat Medan ya, bukan pengucapan bahasa Indonesia yang baik dan benar😁).
Kami pun akhirnya ngomong pakai bahasa
Indonesia dengan uwak itu sambil pakai bahasa tarzan. Uwak itu pun
ngoceh-ngoceh dengan bahasanya sambil bareng-bareng kami ketawa-ketawa gak
jelas. Akhirnya sah sudah bahwa bahasa Inggris memang tak berguna di sana.
8. Cowok-cowok pada pakai pink mah biasa
Kalau adik laki-laki saya, ada corak warna pink-nya sedikit
saja, mau tas, sepatu, apalagi baju dan celana, pasti takkkan dipakainya. Kalau
di Medan, lelaki juga rata-rata pada ogah pakai sesuatu yang ada nuansa
pink-nya.
Paling sering sekarang ini lihat lelaki pakai pink pas nikahan. Ehm,
maksud saya si pengantin pria. Bisa jadi karena terpaksa, mau tak mau, atau
yang 'ya udah la ikhlas saja'.
Yang datang ke pesta pakai pink pastinya wanita. Kalau
lelaki...? Sepertinya pernah jumpa sekali, kemeja soft pink yang hampir kelihatan
putih. Lagi pula wanita cenderung bilang “Iii...cowok pake pink” (maknanya
agak-agak gimanaaa gitu).
Nah, kalau di sini, pertama kali jumpa pasangan
muda lelaki dan perempuan di satu bus. Mereka kompakan pakai kaos pink
ngejreng. (Mungkin mereka lagi bulan madu ya).
Selanjutnya ketika sampai di tempat
tujuan. Saat itu kami ngobrak-ngabrik pasar dulu pagi-pagi, cari sarapan. Eh, banyak
yang pake kaos dan baju berwarna pink. Dan rata-rata yang pakai adalah lelaki.
Kemudian waktu kami keliling kotanya, tak hanya
manusianya saja ternyata yang ber-pink ria. Banyak bangunan, rumah, jembatan layang,
mall, bus kota, taksi, becak, bahkan nasi gorengnya pun berwarna pink ngejreng.
Oh
My God. Sepertinya negara ini pecinta pink. Entah kenapa bendera negaranya tak ada
nuansa pink-pink-nya.
Nah, itu dia beberapa keunikan orang yang saya
temui saat traveling. Ada yang bisa tebak di mana-mana lokasi dari 8 poin di atas?
Dimana2 lah tiwi. Ngeri kali perjalananmu yah udah keujung2 sono salam lah sana uwak2 lut itu zixixi
ReplyDeleteAhaha...uwak2 lut ya kak...😎
Deleteitu mbak-mbak kok iseng banget ya ngasi petunjuk yang salah. isengnya kebangetan hahhaaa...
ReplyDeleteHobi keknya itu mbak-mbak nya
DeleteItu dijejali macem2 makanan sama orang sekampung seru juga, mayan kan dapet gratisan hahaha ;).
ReplyDeleteIya kak...wisata kulinerannya freeeeee....makin enak lah rasanya. 😁
Deleteasyik mbak aku juga suka traveling
ReplyDeleteIyakan... Gimana, pasti ada orang2 uniknya juga kan?
Deleteketemu orang yang suka foto2, terus minta kita sebagai tukang potretnya, tapi kalau diminta gantian hasil fotonya bikin errrr...... gitu rasanya aduhai banget deh. hahahhaa
ReplyDeleteNah...itu juga...padahal udah gaya keren2 ya...eee...gak sesuai dgn ekspektasi. Yg blur la , yg kepotong la...aduuuh banget la
DeleteAhaaa maskot berbayar !! Ini aku sebenere suka ma kartun kartun itu, mau ambil foto dari jauh kelihatan maskotnya e tetep aja gaenak hihi
ReplyDeleteAhaha...itu kalau udah tahu berbayar biasanya gitu yakan....jadi kreatif kitanya...tapi ya gitu la hasilnya
Deletemacem macem yahhh orang orang yang ditemui ini :D
ReplyDeleteIya...begitulah fitri😁
DeleteBapak2 pake mobil hello kity beberapa kali lihat di Jogja. Maskot berbayar itu aku lihat di beberapa kota, tapi di mall suwer aku pikir hiburan yg digratiskan, ternyata bayar 1 foto 25rb. Mihil amat.
ReplyDeleteWah...kalau itu emang mahal bangeett...
Deleteyang pasti banyaknya selfi di papan penunjuk tempat wisata yang paling banyak
ReplyDeleteNah itu juga...bekal buat pas keliling2 biar gak nyasar kali (possitive thingking)😎
Deletegak bisa bilang R? daerah thailand ya kak :D *tebak tebak*
ReplyDeleteDaaaannn....Iyyah benaarrr. Selamat. Anda mendapatkan ucapan selamat 👏👏👏
DeleteMaskot juga butuh makan Kak hehehe..
ReplyDeleteIya pulak sam.
DeleteNo.3 itu bukittinggi ya kak? :D
ReplyDeleteYeay...wina benaaarrr ;D
Deleteyg no3 di sumatra selatan ya mbak :D? Yg manggil 'ayuk' biasanya org sana..
ReplyDeletetrs yg no5, ini mirip bgt tradisi di kampungku, sibolga.. apa di sana :)?
Fanny asal Sibolga ya...
DeleteNo 3 n 5 hampir tepat... Clue nya adalah "tetangganya" 😁
Ahaha...bang pick up...bukan awak yg bilang ya 😎
ReplyDeletePauk, sudah lama gak denger kata itu.#hahaha dari Sumut juga ya? Btw, yg no 6 Kalo boleh nebak, mbak mbaknya itu kejadian di Malaysia ya? Salam kenal lagi
ReplyDelete