Showing posts with label My Thoughts. Show all posts

10 Harapan Setelah Ramadhan

Dua hari lalu, 6 Juni 2016, muncul notifikasi di Instagaram. Ternyata ditantang oleh Lynur untuk menuliskan 10 Harapan Setelah Ramadhan. Sebuah program untuk Blog M Keroyokan Spesial Ramadhan.

Baru sadar, ternyata sebelum tantangan ini mendarat,

Menyikapi Majikan yang Zhalim


Akhir-akhir ini saya kerap mendengar-dengar suatu topik yang sama dibahas oleh orang-orang yang saya temui di angkot, di warung bakso, dan di sosial media. Mereka membahas masalah di kantornya yang berhubungan dengan gaji mereka.

Menyikapi Majikan yang Zhalim

Yang pertama adalah seorang staf di suatu lembaga pendidikan yang menyandang kata internasional

Man Shabara Zhafira



Man Shabara Zhafira.  Siapa bersabar akan beruntung, begitu kira-kira artinya pepatah arab ini.

Sabar juga ada batasnya. Begitu sering kata orang. Namun benarkah sabar ada batasnya?

#BahagiadiRumah = Saling Berbagi dan Menyayangi



Kebiasaan scrolling-scroling ke bawah timeline Facebook, saya nemu link yang sharing tentang NOVAVERSARY ke 28. Wow untuk wanita itu adalah suatu usia yang lagi cantik dan  produktif  banget kalau menurut saya. Semoga Tabloid Nova juga semakin cantik dan semakin produktif menginspirasi Indonesia ya.

Cantik dan produktifnya seorang wanita pastinya tak lepas dari tempat kediamannya yang nyaman yang menyebabkannya bahagia. Atau mungkin sebaliknya, cantik dan produktivitasnya tercermin pada rumah tinggalnya.


Baru-baru ini saya membaca sebuah artikel yang kurang lebih menyatakan bahwa orang yang bahagia

Perbedaan Host, Presenter dan MC

eritanya tadi pagi nonton “Pagi-Pagi” di NET. Nah salah satu bintang tamunya adalah Sonny Tulung.  Hayo, pada tahu gak?

Ada yang tahu Kuis Family 100?

Sampah di Medan


Membahas topik sampah di Medan tak akan ada habisnya. Masalah sampah ini mungkin bisa dikatakan menempait peringkat pertama dari semua masalah yang dihadapi kota Medan ini.

Jumlah sampah yang terus naik tiap tahunnya dengan penanggulangannya yang bisa dikatakan jalan di tempat adalah masalah klasik yang memiliki bom waktu.
Beruntung Medan tidak seperti

Golongan Darah kamu Apa? (Pengantar Kepribadian)



Dari percakapan malam tadi di warung bakso Mas Ragil.

Memang tak ada habisnya jika membahas manusia dengan tingkah lakunya. Berbeda-beda pastinya. Namun ada pola-pola yang sama secara umum terjadi. Seperti siklus yang yang bisa diketahui apa yang terjadi di tahap selanjutnya. Ah berat amat bahasanya.

Topik pembahasan kami mengenai psikologi, tepatnya tentang tipe-tipe kepribadian. Bermula dari pertanyaan “Kak Ririn itu golongan darahnya apa?” 

Mengulang tanggal lahir, So What?


Melihat tanggal yang baru saja saya ketik, teringat kembali tanggal apa hari ini. Hari ini, 20 April 2016 merupakan berulangnya tanggal lahir ayah. Bukannya tak tahu, bahkan sejakawal bulan april saya sudah menyadari, dan pagi tadi diingatkan oleh notifikasi di Facebook. Dan sampai malam ini pun saya tidak menelepon rumah.

Hmm... entah sejak kapan, saya tak lagi mengucapkan selamat ulang tahun kepada siapapun. Atau lebih tepatnya berusaha untuk tidak mengatakan atau memberikan selamat pada yang berulang tahun. Mungkin karena pemikiran saya telah terjamah buku-buku dan terori-terori konspirasi yang berakar mula pada tradisi kaum pagan.

Bukan berarti saya tahu dan faham benar akan mana yang benar-benar benar dan benar-benar salah. Hanya saja karena logika dan agama berpadu, mencari kebenaran bukan pembenaran. Maka hati dan pikiran sebagan masih ragu dan sebagian yakin akan suatu hal, yaitu fakta dan  sebab akibat. Maka saya memilih untuk tidak mengikutinya. Bukankah suatu kaum yang menyerupai kaum yang lain termasuk dalam kaum tersebut? Ah, betapa bahasan yang ribet.

Baiklah, kembali pada ayah yang mengulang tahun lahirnya dan saya yang tak kunjung meneleponnya. Intinya adalah mendoakan seseorang untuk kebaikannya tak harus dikhususkan karena ia sedang mengulang tanggal kelahirannya.

Menjalin silaturahim tak mesti karena ada suatu peristiwa spesial. Memberi hadiah, tersenyum, bersedekah, berbagi, tak sepantasnya hanya dikhususkan karena ada suatu hari spesial yang dipercaya patut dirayakan. Apalagi jika budaya tersebut bukanlah budaya Islam. Bukankah semua itu bisa dilakukan kapan saja. Atau lebih tepatnya bukankah hal tersebut sebaiknya dilakukan kapan saja bahkan semakin sering semakin baik bukan?

Nah, menghindari hal “pengkhususan” itulah alasan utama saya untuk tidak mengucapkan dan merayakan pengulangan tanggal lahir alias ulang tahun. So, I don’t celebrate birthday, nor mine nor yours.

Jadi, maaf jika saya tidak menelepon atau sms, mengucapkan atau hadir dihari atau acara yang kamu anggap spesial. Bukan berarti sombong atau tidak menghargai, bukan berarti tidak setia kawan atau tidak peduli, bukan juga berarti melupakan (karena zaman ini ada facebook yang mengingatkan. Atau mungkin karena memang saya tidak tahu). Namun saya sedang berusaha untuk melakukan hal yang saya yakini benar sampai saat ini.

Rumah Kedua, Rabu 20 Mei 2016

Mengapa menulis?



Tiap orang pasti punya jawaban berbeda . Beberapa mungkin memiliki alasan sama. Ada yang karena tugas kuliah, ada ynag karena tuntutan profesi, ada pula karena hobi, ada pla dengan alasan-alasan unik seperti agar terkenal, agar dikenal, karena lagi stress, de el el.

Saya sendiri memiliki alasan yang tak konsisten. Dahulu, alasan saya menulis adalah untuk menyalurkan ide-ide, lalu berganti dengan mengikuti filosofi “aku menulis maka aku ada”. Dan akhir –akhir ini saya menemukan alasan yang cukup masuk akal buat saya, yaitu saya menulis agar tak lupa. Pasalnya tingkat kepelupaan itu kian hari kian bertambah saja.

Banyak ide, peristiwa, bahkan memori yang kuat auranya pada awalnya kian terlupakan hakikatnya seiring berlalunya waktu. Itulah yang saya rasakan. Saying sekali rasanya jika hal-hal yang luar biasa (menurut kategori saya), dibiarkan dengan sengaja menghilang perlahan. Dan suatu saat nanti bahkan untuk memanggil kembarli memori tersebut sangat susah, jangan kan detailnya, potongan-potongan ingata tersebut bahkan tercampur dengan potongan memori lainnya. Ah sayang sekali bukan.

Jadi untuk saat ini alasan inilah yang saya punya. Alasan ini jugalah yang mengikat saya untuk mulai dan tetap konsisten menulis, apapun itu. karena kelalaian untuk mencatat suatu peristiwa yang dialamai, ataupun dipikirkan dampaknya akan sangat mengecewakan kelak. And I don’t want to be disappointed. (Again and again). 

Jadi dengan catatan yang saya buat sendiri ini, merupakan awal dan ikrar yang wajb ditepati, merupakan komitmen untuk dilaksanakan. Semoga bermanfaat khususnya buat diri saya sendiri, sebagai pengingat kala lupa, sebagai cerminan ketika lalai, dan pembelajaran dalam mengisi rapor akhirat (meminjam kosakata seorang teman). Bismillahirrahmaanirrahiiim.

Bagaimana denganmu. mengapa kamu menulis?
 

Rumah Kedua, Rabu 20 April 2016.

Setahuku Pernah Ada

Di kota Medan ini, setahuku...

Pernah ada sebuah institut keguruan di Jl. Merbau, yang aku rasa aku belum pernah melewatinya.

Pernah ada sebuah wahana permainan bernama Taman Ria. Ku ingat mengunjunginya sekali bersama bibiku ketika pertama kalinya menginjakkan kaki di kota ini.

Pernah ada sebuah loket bus “Korona” di suatu tempat di kota ini. Kini telah bermetamorfosis nama, warna, bahkan bentuknya.

Pernah ada seorang bayi yang tak sengaja lepas dari tangan ibunya sehingga menjadi santapan siang para reptil penghuni taman buaya Asam Kumbang.

Pernah ada penggerebekan terduga teroris oleh Densus 88 di sekitar jl. Tuasan beberapa tahun silam.

Pernah ada nama jalan yang diadopsi menjadi nama seorang penulis asal Medan. Kini ia sedang merampungkan film yang diangkat dari novelnya, dimana novel tersebut juga diangkat dari cerpen karyanya. Kabarnya film tersebut akan dirilis Januari 2016.

Pernah ada sebuah artikel yang dimuat dua kali di harian yang sama dalam satu bulan yang sama pula pada 2015.

Pernah ada seorang pemuda yang melanjutkan studinya di FBS UNIMED setelah menamatkan pemondokannya di Gontor.

Pernah ada seorang non-muslim yang lulus seleksi penerimaan anggota di suatu organisasi yang salah satu pilarnya adalah keislaman.

Pernah ada seorang pemuda yang memenangkan ajang pencarian bakat periode pertama di salah satu TV swasta nasional.

Pernah ada seorang pemudi kelahiran Medan yang menjadi juara ke-3 di kontes kecantikan Putri Indonesia.

Pernah ada sebuah kedai kopi di Jl. Setiabudi yang kini pendah ke Jl. Sei Serayu.

Pernah ada sebuah “Waroeng Pisang” di depan SD Pertiwi di Jl. Bilal Ujung.

Pernah ada jejeran  tempat bermain billiard di sepanjang Jl. Willem Iskandar.

Pernah ada sebuah cabang kursus bahasa Inggris  di Jl. Karya, Johor sampai pertengahan 2015.

Pernah ada sebuah pusat bimbingan belajar di Jl. Syailendra yang kini pindah ke Jl. Kangkung.

Pernah ada barisan kios-kios kecil yang menjajakan aneka bacaan dengan harga miring di depan Stasiun Besar Kereta Api.

Pernah ada sebuah Ring Ice Skating di lantai dasar Sun Plaza.

Pernah ada banyak fasilitas telepon umum baru di ruas-ruas Jl. kampus UNIMED yang sebulan kemudian tak bisa berfungsi lagi.

Pernah ada masa dimana wajah Medan di selimuti salju (jika dilihat dari atas).

Pernah ada masa ketika 90% warganya mengenakan masker di Jalanan.

Pernah ada masa dimana peristiwa gubernur yang beralih status menjadi tersangka bukanlah hal yang pertama.

Pernah ada masa Jalanan kota diramaikan oleh iring-iringan 10 Lamborghini yang tak bisa sengebut suaranya.

Pernah ada masa ketika rute jalan yang normalnya macet, tiba-tiba lengang karena diamankan oleh polisi tiap 10 meternya, karena seorang pejabat tinggi negara akan melintasinya dalam rangka bukan urusan kenegaraan.

Pernah ada masa ketika berbagai usia terjangkiti demam batu.

Pernah ada masa ketika setiap sekolah terobsesi mendapatkan pengakuan berstandar internasional.

Pernah ada masa dimana para akademia berbondong-bondong berburu “sertifikat”.

Pernah ada masa dimana alumni universitas digalaukan oleh tindak para petinggi yayasan yang bersitegang.

Pernah ada sebuah peristiwa di lembaga pendidikan yang mengaku berstandar internasional, dimana dalam jangka waktu 1 bulan 33% pegawainya yang kesemuanya pegawai terlama, mengundurkan diri secara tak langsung.

Pernah ada seorang penulis muda yang baik hatinya, terjerat kasus penipuan hingga puluhan juta lewat hipnosis telepon.

Pernah ada masa tren hijab selendang yang dipakai sedemikian rupa sehingga bagian depan rambut pemakainya wajib kelihatan .Lalu disusul tren kebalikannya pada anak remaja, dimana hijab yang dipakai, bagian depannya sampai melewati alis mata, sehingga hampir tak kelihatan mata penggunanya.

Pernah ada seorang wanita berketerbelakangan mental yang tewas hanyut saat sungai Deli meluap.

Pernah ada sepasang sahabat yang bertemu kembali setelah lama berpisah. Dan disela waktu yang berbatas, menyempatkan mengunjungi mesjid Al-Musannif hanya untuk melepas kerinduan menapaki nostalgia ber-moon-gazing.

Dan setahuku pasti pernah ada banyak hal yang tak terekam jejak dan sejarahnya tentang kota Medan ini oleh manusia. Jadi, setahu kamu pernah ada apa? ^_^

Jangan Makan Plastik



Plastik adalah istilah umum untuk polimer. Termasuk dalam jenis benda anorganik yang tak bisa terurai secara alami. Jika alam saja butuh waktu lama untuk mencernanya, bagaimana pula jika tubuh manusia yang mencernanya?

Plastik mengandung banyak senyawa yang sangat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi. Salah satunya adalah karsiogenik, yaitu senyawa yang menyebabkan kanker. Tapi tahukah anda, jika kita mungkin malah sering mengkonsumsi plastik secara tidak sengaja?

Kemungkinan itu biasanya datang dari alat-alat yang kita gunakan saat mengolah bahan makanan dan mengonsumsi makanan.

Para produsen makanan yang menggunakan plastik sebagai kemasan biasanya mencantumkan kode plastik pada kemasan tersebut. Kode tersebut dimaksudkan untuk mempermudah proses daur ulang
Sebagai konsumen, kita juga sebaiknya memperhatikan kode –kode tersebut agar makanan yang kita konsumsi tidak tercemari oleh zat-zat berbahaya pada plastik, dan memastikan apakah bahan plastik tersebut aman digunakan.

No Berapa?
Jika Anda membeli bahan makanan dalam kemasan plastik, misalnya minuman kemasan, coba perhatikan bagian bawah kemasan tersebut. Anda akan melihat tanda segitiga dengan angka di dalamnya. Kode angka tersebut memiliki makna yang berbeda-beda. Ada 7 kode angka .

Kode 1 adalah PET atau PETE (Polyethylene Etilen Terephalate). Biasa dipakai untuk botol plastik, seperti pada botol air mineral. Berwarna jernih dan tembus pandang. Plastik jenis ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jika dipakai berulang-ulang apalagi dengan air hangat bahkan panas, akan menyebabkan lapisan pelindung polimernya meleleh. Jika bercampur dengan minuman dan terkonsumsi, efek jangka panjangnya akan menyebabkan kanker.

Ada baiknya untuk merusak plastik jenis ini sebelum membuangnya. Dikhawatirkan pihak lain menggunakannya kembali sebagai wadah bahan makanan serupa. Fakta di lapangan, tingkat daur ulang jenis ini hanya 20%, padahal permintaan untuk produksi begitu banyak. Juga hindari pembakaran. Sering terhirup senyawa yang dihasilkan akan menyebabkan iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi wanita dapat meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran.

Ironisnya, banyak diantara kita yang menggunakannya berkali-kali. Botol  kemasan minyak goreng misalnya. Dengan alasan lebih ekonomis, kita cenderung membeli minyak goreng kemasaan isi ulang lalu mengisi kembali botol yang sudah kosong berkali-kali. Belum lagi botol-botol lainnya dengan kode nomor 1 yang kita perlakukan seperti botol minyak goreng tadi.

Angka 2 yaitu HDPE (High Density Polyethylene). Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih, galon air, peralatan makan dan minum. Plastik jenis ini bersifat lebih keras, kuat dan buram. Lebih tahan lama terhadap suhu tinggi. Jadi aman untuk digunakan berulang kali.

Angka 3 adalah PVC (Polyvinyl Chloride). Biasanya dipakai sebagai plastik pembungkus dan botol-botol. PVC tidak boleh digunakan dalam menyiapkan makanan ataupun kemasan makanan. Jika makanan bersentuhan dengan PVC, DEHA (diethylhydroxylamine) yang terkandung didalamnya akan bereaksi. Jika makanan tadi dikonsumsi, akan membahayakan ginjal, hati dan berat badan. Selain itu jangan membakar PVC, karena bahan ini mengandung klorin. Jika dibakar akan mengeluarkan racun yang mematikan.

Angka 4 berarti LDPE (low density polyethylene). Digunakan sebagai tempat makanan, boto-botol lembek, pakaian, mebel, dll. Plastik jenis ini bersifat kuat, tembus pandang, fleksibel, dan permukaan agak berlemak. Barang berbahan LDPE sangat sulit dihancurkan, namun sangat baik untuk peralatan makan dan minum karena sulit bereaksi secara kimiawi.

Angka 5 merupakan kode untuk PP (polypropylene). Plastik jenis ini bersifat lebih kuat dan ringan, transparan dan cukup mengkilap. Daya tembus uap rendah dan sangat stabil terhadap suhu tinggi. Berdasarkan sumber, jenis polypropylene ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman bayi. Maka, carilah kode angka 5 bila membeli barang plastik untuk peralatan makanan minum.

Angka 6 merupakan kode untuk PS (polystyrene). Umumnya digunakan sebagai bahan tempat makan Styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Polysteyrene merupakan polimer aromatik. Sama dengan plastik berkode angka 3, Polysteyrene juga bereaksi jika bersentuhan dengan makanan, yaitu dengan mengeluarkan bahan styrene. Styrene sangat berbahaya bagi kesehatan otak. Pada wanita mengganggu hormon estrogen yang berdampak pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf.

Selain itu, plastik jenis Polystyrene sangat sulit untuk didaur ulang. Jikapun didaur ulang, diperlukan waktu yang sangat lama dengan proses yang sangat panjang. Dan sangat tidak disarankan membakar plastik jenis ini, karena bahan ini mengandung senyawa benzene yang meneyebabkan kanker jika dibakar.
Selalu biasakan memperhatikan kode plastik pada kemasan ^_^

Angka 7 merupakan kode untuk OTHER (Polycarbonate). Ada 4 macam bahan untuk jenis plastik ini; SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC and Nylon.
SAN dan ABS memiliki daya tahan tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu. Tingkat kekerasan, kekakuan dan kekuatannya telah ditingkatkan. Biasaya digunakan untuk mangkuk mixer, piring, alat makan, sikat gigi, dan produk keras lainnya. Sangat baik digunakan sebagai peralatan makan dan minum. ABS juga digunakan untuk pipa dan bahan mainan seperti lego.

PC atau Polycarbonate dapat dijumpai pada botol susu bayi, botol minum polikarbonat, kaleng kemasan makanan dan minuman, seperti kaleng susu formula. PC yang berbahan utama Bisphenol-A sangat mungkin mengeluarkan zat utamanya ketika bersentuhan dengan makanan. Di dalam tubuh, zat ini merusak sistem hormon, menurunkan produksi sperma, merusak kromosom pada ovarium dan mengubah fungsi imunitas. Selain itu zat ini juga menjadi bahan hormon pengganggu kehamilan dan pertumbuhan janin. Sangat tidak dianjurkan untuk digunakan peralatan makan dan minum.

Sebagai konsumen yang cerdas, ada baiknya jika kita mengenali kode angka pada bahan plastik. Dengan demikian kita bisa memastikan apa saja yang aman untuk dilakukan dan sebaiknya tidak dilakukan. Pengetahuan dasar kode angka tersebut juga sangat membantu kita untuk memastikan bahwa bahan plastik di rumah cukup aman untuk kita dan anak-anak kita, terutama mainan anak dan benda-benda dalam interaksi kita sehari-hari.

Ironis memang seperti dalam hal botol susu bayi. Ternyata tidak semua botol susu bayi aman untuk digunakan. Tergantung dari jenis plastiknya. Padahal sering kali botol susu bayi mengalami proses pemanasan, misalnya dengan tujuan sterilisasi dengan microwave, direbus atau dituang air panas. Jika ternyata selama ini botol susu yang digunakan dibuat dari bahan plastik yang tidak tahan panas dan rentan reaksi kimia, tentunya akan sangat berdampak pada bayi kita. Padahal maksud kita memberikan susu adalah sebagai nutrisi, namun malah jadi racun mematikan.

Jadi, berhati-hatilah dalam menggunakan plastik. Terutama untuk yang berkode angka 1,3,6, dan 7 (PC), sebab semuanya sangat rentan akan reaksi kimia dan suhu. Gunakan cukup sekali saja. Dan jangan lupa untuk merusaknya sebelum membuangnya. Dengan begitu anda akan menyelamatkan nyawa orang lain.

Nah, kalau kamu sering berinteraksi dengan plastik yang mana nih?


Dimuat di Harian Analisa Senin, 7 Desember 2015

Karena Bahagia itu Menular


 Bahagia kami sederhana.

Lagi kelaparan tengah malam, ada tetangga yang dengan senang hati mau ngolah tepung jadi camilan mengenyangkan.

Mau masak sambal, kekurangan bawang putih, ada tetangga yang yang nyetok buanyak.

Lagi masak kehabisan gas, ada tetangga yang  pakai  tabung gas biru.

Lagi gak ada uang buat jajan, ada tetangga yang ngajak traktiran.

Waspada Penipuan Alfamart


Anda mungkin pernah mendengar atau membaca artikel tentang penipuan yang terjadi di sejumlah mini market. Di medan, usaha mini market ini bagai jamur di musim hujan. Hampir setiap 100  meter, kita bisa menemukan minimarket seperti Alfamart, Indomaret, dan teman-temannya di sepanjang jalan lintas.

Beberapa hari lalu saya dan teman saya mengunjungi Alfamart yang berada di

Dekonstruksi

Dekonstruksi. Kata ini sedang naik daun di kisaran anggota FLP-Sumut. Pasalnya beberapa waktu lalu, kata tersebut diperkenalkan pada kami sebagai materi diskusi oleh salah seorang anggota angkatan IV yang sedang menghabiskan libur akademisnya dari UGM. Jarang bahkan belum pernah mendengar kata ini, kami pun beragumen ini itu atas penjelasan sang narasumber. Menyertakan contoh teks, kasus, bahkan hal-hal kecil yang biasa dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Sejauh yang saya pahami, dekonstruksi