Mengulang tanggal lahir, So What?

8:07 pm Pertiwi Soraya 0 Comments


Melihat tanggal yang baru saja saya ketik, teringat kembali tanggal apa hari ini. Hari ini, 20 April 2016 merupakan berulangnya tanggal lahir ayah. Bukannya tak tahu, bahkan sejakawal bulan april saya sudah menyadari, dan pagi tadi diingatkan oleh notifikasi di Facebook. Dan sampai malam ini pun saya tidak menelepon rumah.

Hmm... entah sejak kapan, saya tak lagi mengucapkan selamat ulang tahun kepada siapapun. Atau lebih tepatnya berusaha untuk tidak mengatakan atau memberikan selamat pada yang berulang tahun. Mungkin karena pemikiran saya telah terjamah buku-buku dan terori-terori konspirasi yang berakar mula pada tradisi kaum pagan.

Bukan berarti saya tahu dan faham benar akan mana yang benar-benar benar dan benar-benar salah. Hanya saja karena logika dan agama berpadu, mencari kebenaran bukan pembenaran. Maka hati dan pikiran sebagan masih ragu dan sebagian yakin akan suatu hal, yaitu fakta dan  sebab akibat. Maka saya memilih untuk tidak mengikutinya. Bukankah suatu kaum yang menyerupai kaum yang lain termasuk dalam kaum tersebut? Ah, betapa bahasan yang ribet.

Baiklah, kembali pada ayah yang mengulang tahun lahirnya dan saya yang tak kunjung meneleponnya. Intinya adalah mendoakan seseorang untuk kebaikannya tak harus dikhususkan karena ia sedang mengulang tanggal kelahirannya.

Menjalin silaturahim tak mesti karena ada suatu peristiwa spesial. Memberi hadiah, tersenyum, bersedekah, berbagi, tak sepantasnya hanya dikhususkan karena ada suatu hari spesial yang dipercaya patut dirayakan. Apalagi jika budaya tersebut bukanlah budaya Islam. Bukankah semua itu bisa dilakukan kapan saja. Atau lebih tepatnya bukankah hal tersebut sebaiknya dilakukan kapan saja bahkan semakin sering semakin baik bukan?

Nah, menghindari hal “pengkhususan” itulah alasan utama saya untuk tidak mengucapkan dan merayakan pengulangan tanggal lahir alias ulang tahun. So, I don’t celebrate birthday, nor mine nor yours.

Jadi, maaf jika saya tidak menelepon atau sms, mengucapkan atau hadir dihari atau acara yang kamu anggap spesial. Bukan berarti sombong atau tidak menghargai, bukan berarti tidak setia kawan atau tidak peduli, bukan juga berarti melupakan (karena zaman ini ada facebook yang mengingatkan. Atau mungkin karena memang saya tidak tahu). Namun saya sedang berusaha untuk melakukan hal yang saya yakini benar sampai saat ini.

Rumah Kedua, Rabu 20 Mei 2016

You Might Also Like

0 comments:

Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄