Perbedaan Host, Presenter dan MC

Ceritanya tadi pagi nonton acara “Pagi-Pagi” di NET TV. Nah salah satu bintang tamunya adalah Sonny Tulung.  Hayo, pada tahu gak?

Ada yang tahu Kuis Family 100? Nah, pembawa acaranya ya beliau ini, Sonny Tulung. 

Ada salah satu pertanyaan yang ditanyakan Andre Taulani kepada Sonny, yaitu “Apa sih perbedaan antara host, presenter dan MC?”

Menurut Sonny, penggunaan ketiga kata ini sering tidak terlalu dipermasalahkan. Sering kali malah orang menggunakan kosakata di atas dengan terbalik-balik sehingga definisinya jadi tidak jelas alias membingungkan. Namun demikian Sonny menjelaskan menurut versinya arti dari ketiga kata ini.

Ilustrasi seorang pria berambut ikal, mengenakan setelan jas biru lengkap dengan dasi kupu-kupu merah, sambil memegang microphone dengan tangan kanannya, tangan kirinya melambung ke udara, dengan ekspresi bahagia dan bersemangat
http://kotakecilafrin.blogspot.co.id/2013/09/talk.html
 
Pertama “Host”. Host dalam bahasa inggris berarti tuan rumah. Biasanya pada acara yang mendatangkan bintang tamu, pemandu acaranya disebut Host. Misalnya  seperti  acara talk show.

Kedua “Presenter”.  Presenter juga bahasa Inggris yang berasal dari kata present yang berarti mempersembahkan. Jadi presenter adalah orang yang memperkenalkan atau mempresentasikan materi dari program yang dibawakan. Misalnya seperti penyiar atau pembaca  berita, kalau dalam bahasa inggris disebut news anchor. 

Ketiga “MC”. Kata MC adalah singkatan dari Master of Ceremony. Jika diartikan secara harfiah menjadi ahli acara. Kira-kira adalah orang yang mengarahkan, memandu jalannya acara tahap demi tahap. Biasanya MC adalah untuk acaranya yang bersifat off air.

Nah begitu penjelasan dari Sonny Tulung.

Ada banyak sekali memang julukan untuk orang-orang seperti ini, mulai dari pembawa acara, moderator, protokol, penyiar, anchorannouncer, interviewer, host, presenter, MC, sampai public speaker. Namun yang jelas semuanya termasuk public speaker.

Eh, kok malah jadi terlintas di pikiran pertanyaan ini; Apa pula perbedaan pembawa acara, moderator, protokol, MC? Eh, lebih tepatnya apakah Pembawa acara, moderator, protokol dan MC itu sama? Bagaimana menurutmu?

Sampah di Medan


Membahas topik sampah di Medan tak akan ada habisnya. Masalah sampah ini mungkin bisa dikatakan menempait peringkat pertama dari semua masalah yang dihadapi kota Medan ini.

Jumlah sampah yang terus naik tiap tahunnya dengan penanggulangannya yang bisa dikatakan jalan di tempat adalah masalah klasik yang memiliki bom waktu.
Beruntung Medan tidak seperti

Golongan Darah kamu Apa? (Pengantar Kepribadian)



Dari percakapan malam tadi di warung bakso Mas Ragil.

Memang tak ada habisnya jika membahas manusia dengan tingkah lakunya. Berbeda-beda pastinya. Namun ada pola-pola yang sama secara umum terjadi. Seperti siklus yang yang bisa diketahui apa yang terjadi di tahap selanjutnya. Ah berat amat bahasanya.

Topik pembahasan kami mengenai psikologi, tepatnya tentang tipe-tipe kepribadian. Bermula dari pertanyaan “Kak Ririn itu golongan darahnya apa?” 

Sabang, Parwisata Aceh yang Buat Ketagihan

Akhir-akhir ini kata”Sabang” gemar sekali singgah ke telinga. Sebentar-sebentar ada saja yang melayangkan kata “Sabang”. Apalagi tiap akhir pekan. Rekan kerja senyum-senyum udah pesan tiket. Ketika ditanya tujuannya, Sabang. Dari sekolah buat acara studi tur tujuannya Sabang. Di media sosial teman-teman dunia maya pada bicarakan Sabang. Di televisi, salah satu liputannya juga Sabang. Eh, di Instagram, saya malah menemukan lomba tentang Pesona Wisata Bahari Sabang.

Sudah pernah ke Sabang? Saya pernah sekali. Dulu sekali. Januari 2010. Saya ingat waktu itu kami nekat pergi di tengah carut –marut skripsi. Setelah pengajuan judul skripsi diterima, kami pun langsung cabut ke Sabang. Cerita selengkapnya bisa dibaca di sini.

Nah, segala sesuatunya di Sabang itu ngangenin banget deh. Sekembali dari sana langsung ingin kembali ke Sabang lagi.
Pantai Sabang

Laut yang airnya benar-benar biru hingga ke tepiannya
Berawal dari Banda Aceh. Laut di Aceh memang luar biasa indah. Ketika di pelabuhan Ulele, saya sontak melongo melihat pemandangan di sekeliling saya. Saya kira pemandangan tepi laut yang benar-benar berair biru sampai ke tepi-tepinya hanya ada di foto-foto majalah travel saja. Yang telah diedit sana-sini. Namun pemandangan yang biasanya hanya bisa dinikmati di majalah kini terbentang dihadapan saya.

Dan semakin terpana ketika tiba di pulau Weh. Semakin saya mengeksplorasi tempat-tempat wisatanya, semakin tak bisa berkata-kata saya dibuatnya. Pemandangan-pemandangan yang begitu memanjakan mata.
budget ke sabang

Exploring Sabang ^_^
Perpaduan pesona alamnya yang luar biasa indah itu buat pengunjungnya ketagihan untuk kembali lagi ke Sabang. Lautnya yang biru, kontur alamnya yang membuat saya kehabisan kata mendeskripsikannya, dan pesona baharinya yang menurut saya mengagumkan.

pantai sabang
Finding Nemo Mission

Niat ingin menyelam (diving) namun apa daya, karena tak bisa berenang, akhirnya kami berpuas diri dengan snorkling di pulau Rubiah. Banyak ikan-kan kecil warna warni, lalu ada juga bulu babi, bintang laut dan mahkluk laut lainnya yang tak kami ketahui namanya di sela-sela karang. Dan kami terobsesi mencari Nemo. It was all finding Nemo mission.

Pemandangannya cukup keren buat kami yang tak bisa berenang ini. Yang ikut diving pasti dapat pengalaman yang lebih keren.

Padahal waktu kami berkunjung ketika itu, para penduduk setempat mengatakan bahwa keindahan bawah air yang kini kami lihat adalah sisa-sisa keindahannya akibat tsunami di 2006. Sabang masih dalam pemulihan kala itu.

Lah, jika pesona yang kami nikmati kala itu adalah “sisa-sisanya”, bagaimana pula keindahan aslinya? Ah jadi benar-benar ingin sekali ke Sabang segera.

Selain pesona bawah airnya, pantai-pantai di Sabang tak kalah eksotiknya. Ada beberapa pantai yang kami kunjungi. Yang saya ingat namanya diantaranya Iboih, Anoi Hitam dan Tiga Sumur.
pantai sabang
@Anoi_Hitam
Ombak di pantai Iboih cenderung agak tenang kala itu. Di pantai anoi hitam, sesuai dengan namanya, pantainya berpasir hitam berpadu dengan birunya air, dan bebatuan besar di sepanjang pantai. Sedangkan di pantai tiga sumur, perpaduan pepohonan kelapa, birunya air, dan gulungan ombak putih benar-benar membut anda ingin berteriak lepas sejadi-jadinya.
pantai tiga sumur sabang
My Favourite Tiga Sumur Beach
Tak hanya wisata alam, Sabang juga kaya akan wisata sejarah. Ada Lubang jepang, dan benteng pertahanan yang lengkap dengan meriam-meriamnya. Letaknya yang ditepi lautan, ada yang di dataran tinggi, ada pula yang di dekat pantai.

benteng jepang sabang
Benteng Jepang
Lalu tempat yang wajib dikunjung jika ke Sabang, yaitu O Kilometer Indonesia atau Kilometer Nol. Belum ke Sabang kalau belum ke sini. Biasanya banyak yang sengaja datang di sore hari untuk berburu matahari terbenam alias sunset.

kilometer nol indonesia sabang
Seunset at Kilometer 0 Indonesia


Nah itu tadi foto-foto zaman dimana kamera digital masih susah diakses, apalagi kamera handphone dengan resolusi sebagus sekarang. Jadi salah satu alasan ke Sabang selain rindu dengan segala keindahan dan pesona Sabang, juga mau mengabadikan momen dengan teknologi yang ada. Apalagi ada Sabang Marine Festival 2016. Pasti keren banget.

Jadi siapa yang mau ikut ke Sabang?



Mengulang tanggal lahir, So What?


Melihat tanggal yang baru saja saya ketik, teringat kembali tanggal apa hari ini. Hari ini, 20 April 2016 merupakan berulangnya tanggal lahir ayah. Bukannya tak tahu, bahkan sejakawal bulan april saya sudah menyadari, dan pagi tadi diingatkan oleh notifikasi di Facebook. Dan sampai malam ini pun saya tidak menelepon rumah.

Hmm... entah sejak kapan, saya tak lagi mengucapkan selamat ulang tahun kepada siapapun. Atau lebih tepatnya berusaha untuk tidak mengatakan atau memberikan selamat pada yang berulang tahun. Mungkin karena pemikiran saya telah terjamah buku-buku dan terori-terori konspirasi yang berakar mula pada tradisi kaum pagan.

Bukan berarti saya tahu dan faham benar akan mana yang benar-benar benar dan benar-benar salah. Hanya saja karena logika dan agama berpadu, mencari kebenaran bukan pembenaran. Maka hati dan pikiran sebagan masih ragu dan sebagian yakin akan suatu hal, yaitu fakta dan  sebab akibat. Maka saya memilih untuk tidak mengikutinya. Bukankah suatu kaum yang menyerupai kaum yang lain termasuk dalam kaum tersebut? Ah, betapa bahasan yang ribet.

Baiklah, kembali pada ayah yang mengulang tahun lahirnya dan saya yang tak kunjung meneleponnya. Intinya adalah mendoakan seseorang untuk kebaikannya tak harus dikhususkan karena ia sedang mengulang tanggal kelahirannya.

Menjalin silaturahim tak mesti karena ada suatu peristiwa spesial. Memberi hadiah, tersenyum, bersedekah, berbagi, tak sepantasnya hanya dikhususkan karena ada suatu hari spesial yang dipercaya patut dirayakan. Apalagi jika budaya tersebut bukanlah budaya Islam. Bukankah semua itu bisa dilakukan kapan saja. Atau lebih tepatnya bukankah hal tersebut sebaiknya dilakukan kapan saja bahkan semakin sering semakin baik bukan?

Nah, menghindari hal “pengkhususan” itulah alasan utama saya untuk tidak mengucapkan dan merayakan pengulangan tanggal lahir alias ulang tahun. So, I don’t celebrate birthday, nor mine nor yours.

Jadi, maaf jika saya tidak menelepon atau sms, mengucapkan atau hadir dihari atau acara yang kamu anggap spesial. Bukan berarti sombong atau tidak menghargai, bukan berarti tidak setia kawan atau tidak peduli, bukan juga berarti melupakan (karena zaman ini ada facebook yang mengingatkan. Atau mungkin karena memang saya tidak tahu). Namun saya sedang berusaha untuk melakukan hal yang saya yakini benar sampai saat ini.

Rumah Kedua, Rabu 20 Mei 2016

Mengapa menulis?



Tiap orang pasti punya jawaban berbeda . Beberapa mungkin memiliki alasan sama. Ada yang karena tugas kuliah, ada ynag karena tuntutan profesi, ada pula karena hobi, ada pla dengan alasan-alasan unik seperti agar terkenal, agar dikenal, karena lagi stress, de el el.

Saya sendiri memiliki alasan yang tak konsisten. Dahulu, alasan saya menulis adalah untuk menyalurkan ide-ide, lalu berganti dengan mengikuti filosofi “aku menulis maka aku ada”. Dan akhir –akhir ini saya menemukan alasan yang cukup masuk akal buat saya, yaitu saya menulis agar tak lupa. Pasalnya tingkat kepelupaan itu kian hari kian bertambah saja.

Banyak ide, peristiwa, bahkan memori yang kuat auranya pada awalnya kian terlupakan hakikatnya seiring berlalunya waktu. Itulah yang saya rasakan. Saying sekali rasanya jika hal-hal yang luar biasa (menurut kategori saya), dibiarkan dengan sengaja menghilang perlahan. Dan suatu saat nanti bahkan untuk memanggil kembarli memori tersebut sangat susah, jangan kan detailnya, potongan-potongan ingata tersebut bahkan tercampur dengan potongan memori lainnya. Ah sayang sekali bukan.

Jadi untuk saat ini alasan inilah yang saya punya. Alasan ini jugalah yang mengikat saya untuk mulai dan tetap konsisten menulis, apapun itu. karena kelalaian untuk mencatat suatu peristiwa yang dialamai, ataupun dipikirkan dampaknya akan sangat mengecewakan kelak. And I don’t want to be disappointed. (Again and again). 

Jadi dengan catatan yang saya buat sendiri ini, merupakan awal dan ikrar yang wajb ditepati, merupakan komitmen untuk dilaksanakan. Semoga bermanfaat khususnya buat diri saya sendiri, sebagai pengingat kala lupa, sebagai cerminan ketika lalai, dan pembelajaran dalam mengisi rapor akhirat (meminjam kosakata seorang teman). Bismillahirrahmaanirrahiiim.

Bagaimana denganmu. mengapa kamu menulis?
 

Rumah Kedua, Rabu 20 April 2016.

7 Tips belanja online




Kian mudahnya akses internet dewasa ini, tak bisa dipungkiri juga bahwa kian banyak  perusahaan yang beralih memasarkan produknya via toko maya, alias online shop. Nah, apakah kamu adalah salah satunya yang suka belanja online?
 
Ada banyak