Rabun Jauh

8:43 pm Pertiwi Soraya 2 Comments

"Biasanya rabun jauh dialami oleh anak-anak muda, sedangkan rabun dekat dialami oleh  para orang tua atau lansia".

Kurang lebih begitu kesimpulan yang ditanamkan guru-guru IPA-ku yang masih melekat di sel-sel abu-abu otakku.

Rabun jauh = tak tampak yang jauh-jauh.
Rabun dekat = tak tampak yang dekat-dekat.

Tanpa kaca mata, kita harus mendekat jika rabun jauh, dan harus menjauh jika rabun dekat, agar bisa melihat lebih jelas. 

.......

"Nobody knows my children better than me", said a mother or a father.

What do you think? Agree or agree to disagree?

Well, I would say that depends.

Do the parents actually follow their children's every moment? Like never miss a single momentous occasion.

Do the children never leave their parents' side at all?

Parents themselves were often surprised or even shocked when witnessing their one-year-old little babies said or did something they (remembered) never said or did. And then wondered,
"Where did they get it from?"

Semakin bertambah usia anak, semakin jauh jangkauan mainnya, semakin lama waktu berpisah darinya, dan semakin banyak pula hal-hal yang luput dari pantauan kita.

Melewatkan semenit kebersamaan saja bisa membuat para orang tua terkaget-kaget dengan kemampuan baru yang dimiliki sang anak. Konon lagi berjam-jam, berhari-hari bahkan bertahun-tahun.

Do we actually know "who" and "what kind of human" their friends are out there?

Do we actually witness everything they see and hear when they are not by our side?

Ironically, most parents have no idea about those things even when their children are by their side.

Apalagi kini, banyak orang tua bahkan 'absen' dari kehidupan media sosial anaknya.

Ironis. Orang tua duduk nonton tv bersama anak-anaknya di ruang keluarga. Yang dilihat orang tua, para anaknya sedang duduk baik-baik main ponsel, sedangkan anak-anaknya bisa jadi ada yang sedang memprospek calon pembeli, ada yang sedang membuli, ada yang sedang belajar mandiri, ada pula yang sedang berjudi.

Lalu besok-besoknya, si ayah atau si ibu dengan santai berucap ke tetangga, "Anaku, aku yang paling tahu".

Ini yang namanya tidak sadar akan kerabunjauhannya.

Ada 3 cara jitu untuk membongkar sifat asli manusia versi Umar bin Khattab:
1. Bersafar bersamanya
2. Bermuamalah bersamanya
3. Beramanah kepadanya

Kapan terakhir kali mengeksekusinya bersama anak?

Agaknya semakin anak-anak bertambah usianya, yang lebih tahu seperti apa " jiwa mereka" adalah para penghuni lingkungan 'sebenarnya' tempat mereka berinteraksi dan menghabiskan sebagian besar waktunya.

So, parents... Before saying that ultimate sentence, we might need to recalculate how much quality time we have spent to interact with them and how much time we have spent to understand how much our "little babies" have grown.

Because we probably need special glasses to see our children clearly.

Untuk Tiwi di masa depan
Dari Tiwi di 2 Maret 2022

You Might Also Like

2 comments:

  1. holo kakak Tiwi dihari ini, sehat sehat selalu ya sampai di masa kangen kita bisa ketemu peluk puluk :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. HaloIyik.... Sampai ketemu di masa bisa peluk-peluk mendatang :)

      Delete

Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄