Coretan Kala Galau (Edisi Tentang Tetangga)

10:18 pm Pertiwi Soraya 0 Comments

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Hmm...malam ini lagi cari-cari bahan buat nulis opini. Eee....bahan yang dicari tak dapat-dapat. Perasaan pernah baca tu hadis entah di mana. Tetiba di cari di Google, tak satupun muncul hadis yang dimaksud. Ada sih yang agak mendukung. Tapi tetap aja bukan itu yang dimaksud.
Yaasudahla. Jadinya ngalor ngidul nggak jelas. Apalagi tetangga yang ekstrim ini datang berkunjung dan menetap di sini pake bawa-bawa laptopnya yang hmm...susah mengetikkan ekspresinya ^_^.

Maksud dan tujuannya sih baik. Dia mau bantu mencarikan hadis yang dimaksud di applikasi yang ada di laptopnya. Tapi ya tetap saja tidak ketemu. Ujung-ujungnya dia malah main game. Wedeeehhh.

Wokelah. Kali ini saya mau mengulas tentang hati.
Walaaa...kok nggak nyambung ya. Panjang lebar dari atas bahas hadis, ee..kandasnya ke hati bro. Tapi boleh la ya.

Ehem...jadi begini. Sebenarnya ada hubungannya dengan tetangga yang saya jelaskan di atas tadi. Jadi ceritanya ia sedang galau. Masalah hati yang kompleks.

Masalah cintakah? Bukan. Bukan tentang cinta atau asmara. Lebih tepatnya tentang uang dan hubungan keluarga. Kali ini saya bahas tentang hubungan keluarga lebih dulu ya. Masalah keuangan akan disambung di lain cerita. Insyaallah.

Jadi ceritanya si tetangga ekstrim ini punya anak ayam, eeee...maksud saya anak asuh. Dari curhat-curhatannya si tetangga (kita sebut saja namanya Bunga). Nah dari curhatannya si Bunga, anak asuhnya ini (kita sebut saja namanya Bika), si Bika orangnya pendiam dan cenderung peduli dengan dirinya sendiri. Dikatakan egois sih tidak juga, mungkin lebih tepatnya kurang perhatian dengan lingkungan sekitar, hmm...terlalu cuek sih iya juga.

Si Bunga ini tipe manusia bergolongan darah O yang rameeeee banget, cerewet iyaaaa banget, humoris, ceria  (pas lagi bahagia ceria, pas lagi sedih pun iya bisa ketawa ketiwi), unik, pintar? Kadang pintar, kadang malah genius sangat, namun kalau udah lemot, nggak ketulungan. Ampun dah. Tapi secara keseluruhan si Bunga ini muslimah yang baik lah ahklahnya. Cieee

Nah, sedangkan si Bika, ia adalah tipe golongan darah B, yang cuek, (cuek banget malah pun), tipe anak mami, baik budi, pelupa tingkat hampir tinggi, penakut, tipe yang segan ini segan itu. dan pendiam tingkat dewa. Ceritanya ini tahun pertamanya bersalaman sama bangku kuliah.

Si Bunga adalah kakak sepupunya Si Bika. Jadi Emaknya si Bika menitipkan buah hati kesayangannya ke Si Bunga yang sudah berpengalaman menjaga anak-anak labil yang masih dalam masa pencarian jati diri. Hehe. Si bunga ini sudah beberapa kali dititipi amanah menjaga adik-adik kandung dan sepupunyadi kota medan ini. Ada yang baru masuk SMA, sampai kuliah. Emak-emak banget dah si Bunga ini.

Nah, menurut si Bunga, Si Bika ini kurang banget perhatiannya sama kondisi kos-kosan yang mereka tempati bersama. Dia juga akhirnya merasa tidak enak sendiri jika harus tiap hari menyuruh si Bika untuk melakukan ini dan itu. Ya, misalya saja buang sampah, masak sarapan, beres ini beres itu. “Kan udah dewasa. Masak tiap hari mesti dibilangi. Ya sadar sendiri aja la. Toh ini kan rumah bersama, ya angga aja la rumah sendiri, kalau ada yang kotor di bersihkan, kalau lapar masak, toh fasilitas lengkap kok. Kan sayang kiriman paket bahan makanan dari maminya kalau gak diolah.” cerocosnya.

Nah, di lain pihak, Si Bika ini ngakunya (ketika kami wawancarai,...ceritanya tetangga sebelahnya ini mau mendamaikan masalah tak enak hati si Bunga dan Si Bika ini ), segan menggunakan peralatan yang ada di kamar mereka. Alasannya karena ini kan kamar nya si Bunga, bla bla bla. Trus dia juga ngakunya takut sama si Bunga. Ketika kami Tanya takut kenapa, dia jawabnya “Yaa  takut aja” hedeeehhh...

Sudah lelah deh, tetangga sebelah yang berbaik hati ini menjelaskan ke kedua belah pihak akan keinginan dan perasaan masng-masing. Ya, paling tidak ada lah perbaikan dari keduanya setelah ini. (Pikir para tetangga yang baik hati nya ini).

Eee....gak taunya si Bunga ini curhat lagi, ada sih perubahannya, udah mau si Bika masak. Namun dari segi sosialisasi dan empati masih sama aja. Dan akhirnya iya baper lagi deh hati nya yang kemaren-kemaren tu. Cape deh para tetangga ni. (tepok jidat)
Nah, Kini dari persfektinya tetangga dulu ya.

Hari-berganti minggu, minggu berganti bulan. Bulan berganti tahun. (belum la...belum sampai 1 semester kok si Bika di sini). Ehem...para tetangga yang baik hati nya ini pun juga punya pandangan yang tak jauh beda rupanya terhadap si Bika. Imbang-imbang la sama si Bunga.

Berdasarkan pengamatan lensa tetangga, si Bika ini memang kurang perhatianya terhadap keberlangsungan dan kebersamaan hidup di area lingkungan kos (berat  bahasanya bro). Nah, pernah suatu hari, token listrik sudah hampir habis, waktu itu hanya ada 3 orang saja di kos. Beberapa anggota kos sedang di luar kota. Ciee..

Nah, jadi si Bika SMS minta nomor token karena mau diisi. (Jadi sistem pembayaran listrik kami dengan sistem pulsa. Biasanya kalau mengisi token bareng-bareng biar lebih ekonomis). Ada seorang lagi yang menghubungi via BBM. Berhubung intenet lola saat itu, jadilah hanya si Bika yg di respon. Nah, SMS pun dibalas. Nomor token diberikan, dengan pesan tambahan minta diduluankan saja skalian untuk seluruh penghuni kos. Entah si Bika ini lupa atau tidak ada uangnya, akhirnya ia hanya mengisi untuk 2 orang saja.

Nah, tetangga bingung. Tak tau mau bilang apa. Padahal ada 3 orang yang saat itu menghuni kos. Kenapa hanya diisi untuk 2 orang saja. Berarti yang 1 lagi tidak ditanyai. Kalaupun uangnya tidak cukup untuk menduluankan, paling tidak Si Bika bisa balas SMS. (Susah bilang la tetangga ni kalau sudah begini.)

Nah, semingu kemudian tokennya hampir habis lagi. Jadi, sisa yang belum jadi mengisi ini pun beraksi. Salah seorang mengajak si Bika keluar untuk menemaninya. Tapi nasib si kawan lagi tak beruntung. Ia ditolak si Bika, dengan alasan tidak ada baju. Ya sudah la...

Sebelumnya si kawaan sudah agak-agak main hati juga dengan si Bika. Pasalnya dia sudah berulang kali mengajak si Bika untuk berbaur bersama ke kamar sebelah. Tak enak juga rasanya, jika di kamar sebelah lagi tertawa-tawa ria bersama, Si Bika yang menyendiri dan tak melakukan apapun di sana tak diajak ikut bersama. Padahal induknya, Si Bunga juga ikut nimbrung di kamar sebelah. Dan jawaban si Bunga ketika itu cuma “IYA Kak”, tapi sampai keesokan harinya tak muncul-muncul juga batang hidungnya. Hhh....kebiasaaaaan memang.

Oke. Balik lagi ke soal token tadi. Malamnya listrik mati. Karena tokennya sudah habis. Kami para tetangga dan Si Bunga sengaja memang untuk tidak langsung mengisi tokennya, hanya membeli vouchernya saja. Maksudnya mau melihat respon si Bika. Peduli atau tidak. And we got nothing. Gak ada bro. Gak ada tanya2 malah. Hmmm...yaa..akhirnya semuanya pada bawa-bawa hati la..mau tak mau. Hhhh.

So, ketika listrinya sudah mati pun dia Si Bika pun masih tak komen apa-apa. Normalnya seseorang pasti bertanya bagaimana nasib listrik malam itu. tapi....tetap tidak ada respon apapun. Si Bunga yang juga takut gelap pun akhirnya palak dan hijrah dari kamarnya ke kamar tetangga sebelah. Kesal setengah mati. Dan dia pun merepet-repet dalam bahasa Inggris. Ya... sudah naluri.. Tak sanggup lagi dia berdiam diri. Tetangga juga  deh yang kena semprot. Kami tunguuuu juga responnya, tetap nihil.

Dan paling parahnya lagi, ketika kami beramai-ramai keluar, bermaksud memasukkan nomor vouchernya, Si Bika tetap tidak bergeming dari tempat tidurnya. Luar biasa P A R A H deh. Barulah Si Bika akhirnya ikut keluar setelah si Bunga memanggilnya untuk PEDULI.

Sudah bisa ditebak jika diwawancarai kembali tentang waktu itu, Si Bika akan bilang Kalau ia segan dan takut. TYPICAL.

Sifat cuek memang bawaan lahir, dan itu merupakan hak seseorang, dan itu bukan lah sesuatu hal yang buruk. Bahkan sikap cuek merupakan hal yang sangat keren. Namun jika terlalu cuek...?

Kita bisa saja berprinsip hidup sebagai seseorang yang mandiri dan tak mau menyusahkan orang lain. Sangat bagus malah. Tapi bukan berarti kita bisa hidup sendiri dan tak bersosialisasi. Mentang-mentang bawaan lahir, bukan berarti sikap cuek tersebut tak bisa diubah. Tak perlu bilang SUSAH. Hanya MAU atau TIDAK mengubahnya.




Rumah kedua, 10.00 pm

You Might Also Like

0 comments:

Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄