Supaya Nyaman Berkebun di Musim Banyak Nyamuk
Siapa bilang musim penghujan adalah musim yang paling banyak nyamuknya? Kalau aku bilang musim yang paling banyak nyamuk dan paling ganas serangan nyamuknya justru ada di musim kemarau, percaya gak?
Aku juga baru ngeh dengan fakta ini bulan lalu, Juli, saat kemarau sedang di puncak-puncaknya untuk kawasan Aek Loba dan sekitarnya. Selain penampakan awan hujan yang hampir sebulan gak pernah kelihatan, suhu pun tiap hari makin panas. Malam pun sampai 32 derajat Celcius. Rata-rata penduduk Aek Loba susah tidur di malam hari saking gerahnya ditambah lagi nyamuk yang luar biasa banyaknya. Hingga akhirnya banyak penduduk yang bertumbangan. Jadilah bulan Juni (hingga Agustus) tahun ini selain musim kemarau juga jadi musim nyamuk dan musim sakit di sini. Mentang-mentang di Aek Kuasan sini ada 99 musim ya. 😏
Aku ingat ada turun hujan 2 kali di pagi hari (sejenak) setelah setengah bulan tak hujan. Nah, besoknya kok jadi banyak nyamuk kecil-kecil masuk kamar, dan makin hari makin ngelunjak.
Halaman rumah kami kan rumput manis ya kan. Cuma lewat saja aku dari pintu depan ke rumah sebelah yang jaraknya kurleb 10 meter, nyamuk yang mengikutiku ada lebih dari 30 ekor, yang menempel di kulit bejibun. Ih, ngeri lah pokoknya. Padahal kalau soal air menggenang ya mana ada, pot bunga saja pun kering kerontang. Di mana lah nyamuk-nyamuk ini berkembang biaknya kok waw kali jumlahnya. Hujan yang waktu itu pun tak mampu membuat parit riul berair. Sat, kering.
Tapi nyamuk-nyamuk ini ramai di mana-mana. Di tanaman-tanaman bungaku, di rumput-rumput, di bawah pokok rambutan, di pagar-pagar bambu, di tanaman cabai-cabaiku yang di polibag dekat dinding rumah, di rimbunan tanaman kemangi, bahkan di tanah-tanah lokasi tanaman cabai caplakku. Apakah nyamuk juga bisa berkembang biak di tanah ya?
Sungguh fenomena nyamuk yang merajalela ini sedikit banyaknya jadi menurunkan tingkat kerajinan berkebunku awalnya. (Seh, sok rajin😅).Tapi ya cemana ya kan, cuaca udah lah panas terik plus kering-kerontang begini, kalau tak disiram tanaman-tanaman ini, pindah alam lah mereka🙄. Sehari wajib pagi sore disiram. Kalau tidak, sujud-sujud lah mereka, layu.
Rajin berkebun, sehat raga serta jiwa
Berkebun itu tak cuma petik-petik cabai kangkung dan semangka. Itu mah namanya panen bukan berkebun.
Bagiku berkebun itu... Mandi matahari sambil mencangkul lahan, buat kompos, mengangkut sampah sambil main tanah, memilah bahan bibit lalu dijemur sebelum membibit, buat penangkal hama, mencabuti gulma lalu dikasihkan ke anak lembu untuk cemilannya, menampung air cucian beras untuk dijadikan pupuk cair dan bahan semprotan hama, memindahkan bibit ke wadah yang lebih besar lalu dipindahkan lagi ke tanah kalau sudah besar, nyariin ulat satu-satu yang main petak umpet di daun-daun cabai, berburu bekicot malam-malam, pasang jaring supaya ayam tetangga gak mandi-mandi di bawah pokok cabai, memindahkan pot-pot bunga dan tanaman supaya gak diembat lembu pas mereka difungsikan jadi mesin potong rumput di halaman, mangkas pagar bambu biar rapi dan merapikan tanaman hias yang perlu dipangkas pakai pisau kater (berhubung gunting pagarku udah rusak). Mangkas pokok terung, rimbang, dan daun jeruk purut yang sudah terlalu rimbun supaya bertunas lagi (ya sambil dipanen lah pastinya), membabat daun ubi, daun katu dan daun ubi jakarta yang sudah menyemak tinggi, mencas batang daun pandan untuk stok masak nasi sambil dijadikan bunga meja sejenak, kadang juga sekadar metik bunga melati yang sudah mekar untuk dijadikan pengharum kamar.
Ya bukan berarti semuanya itu dilakukan tiap hari loh ya. Tapi tiap hari (kalau pas rajin) pasti ada kegiatan berkebun yang dibuat, paling gak aktivitas menyiram tanaman.
Bagiku berkebun itu aktivitas yang kompleks; bukan cuma sekadar kegiatan bersih-bersih pekarangan, tapi juga memungsikan lahan jadi cantik dan menghasilkan, lalu sebagai gerakan ikut merawat bumi lewat mengompos dan menambah pasokan oksigen, tak hanya menyehatkan badan tapi juga jiwa.
Beraktifitas di bawah sinar matahari pagi meningkatkan produksi serotonin dan endorfin. Tak usah pun memanen hasil tanaman sendiri, tiap kali melihat yang kita taman dan rawat tumbuh dengan baik, berbunga apalagi berbuah selalu ada dopamin yang dilepaskan tubuh. 3 dari 4 hormon bahagia meningkat produksinya dengan aktivitas berkebun. Jadi jika sehari tak turun berkebun, rasanya rugi. Walau hanya menyiram tanaman pun jadi.
Supaya Berkebun Tetap Nyaman dan Aman
Perihal banyak nyamuk ini, bagiku bukan hanya karena khawatir gigitannya menyebabkan penyakit malaria, DBD, cikungunya dan jenis penyakit lainnya yang dibawa nyamuk. Aku lebih khawatir dengan efeknya ke kulitku yang sensitif. Gatal sedikit saja efeknya langsung memicu alergiku. Lengkapnya ada di Cerita Alergi: Obat Absurd Tapi Ampuh.
Makanya kalau soal nyamuk, di rumah alat tempurku minimal ada kelambu, raket nyamuk, dan lotion nyamuk. Aku tak tahan anti nyamuk jenis bakar dan semprot. Dulu pernah pakai anti nyamuk elektrik sih, tapi merasa boros dari segi biaya, kurang ramah bagi organ pernapasanku, serta menghasilkan sampah juga, jadinya aku lebih pilih pakai kelambu dan raket listrik.
Nah, dalam hal berkebun ku merasa lebih nyaman memakai lotion nyamuk. Dan ketika puncak serangan nyamuk bulan Juli kemarin, ku tambahkan dukungan raket nyamuk. Wkkk.
Berikut 8 alat tempur yang wajib aku bawa dan gunakan saat berkebun:
1. Sunscreen alias tabir surya
Tabir surya ini wajib dipakai karena biasanya aku kalau udah keluar pasti banyak panas-panasannya. Apa lagi cuaca di Aek Loba ini kalau panas ya terik banget. Kadang kalau keasikan juga bisa sampai lewat tengah hari masih di luar. Ya walau kadang lupa pakai juga. Makanya sejak balik Aek Loba warna kulitku makin eksotis🙃.
2. Topi
Paling suka pakai topi petani yang lebar gitu, jadi mau seterik apapun matahari, wajah dan kepala tetap adem rasanya.
3. Kaos kaki
Bagiku kaos kaki ini wajib karena aku gak suka pakai booth karet, lebih suka pakai sandal jepit ketika berkebun. Kaos kaki ini manfaatnya banyak banget buatku; mencegah belang pada kaki, tak buat pasir dan tanah masuk di celah-celah kuku, dan tak membuat tumit kaki pecah-pecah (atau kalau pun sudah terlanjur tidak akan membuat tumit menjadi hitam retakannya), selain itu meminimalisasi kena gigitan semut dan serangga lainnya.
4. Sarung tangan
Baik main tanah atau pun enggak, sarung tangan ini tak boleh absen, apalagi ketika job desk hari ini bagian memangkas ranting daun jeruk purut, bunga mawar, bunga kertas dan mengambil serai. Selain bisa meminimalisasi tertusuk dan terbeset duri, juga bisa menghindari gatal dan pastinya tangan tetap bersih dari tanah.
5. Pisau kater
Meski sepele tapi ini termasuk yang kadang lupa ku bawa. Ketika butuh digunakan barulah teringat. Aku sih kalau sudah keluar paling malas masuk rumah lagi, dan paling anti menyuruh-nyuruh yang di dalam rumah untuk mengambilkan sesuatu. Makanya butuh atau enggak, kater, pisau dan parang selalu kubawa sebelum keluar rumah.
5. Pisau
Udah bawa kater kenapa bawa pisau lagi? Pisau ini bagiku gunanya bukan untuk memotong sih. Lebih untuk membuat lubang bibit ketika dipindahkan ke polibag yang lebih besar. Dan untuk mencungkil bibit yang akan dipindahkan.
6. Parang
Sama halnya dengan pisau, parang ini pun fungsinya sama, hanya saja lubangnya lebih besar dan lebih dalam. Biasanya untuk memindahkan tanaman dari polibag ke tanah. Kalau untuk memotong ranting dan batang besar, aku lebih suka pakai perpaduan cutter, parang dan gergaji.
7. Lotion nyamuk
Sejak 2 tahun terakhir aku selalu pakai lotion nyamuk dulu baru keluar rumah untuk aktivitas berkebun. Pasalnya area perbatasan dengan tanah tetangga, yaitu area di dekat pohon rambutan pagar bambu dan pohon kelapa bagian ujung, entah kenapa selalu ada nyamuknya besar-besar. Padahal dulu enggak ada. Mungkin karena lumayan teduh ya dan di bawahnya juga rumput dan sebelahnya tanah tetangga juga rumput. Makanya sejak itu ya sekalian saja pakai lotion anti nyamuk.
Nah, biasanya aku hanya pakai lotion saja ya kan, tapi semenjak Juli kemarin yang nyamuknya ngelunjak, aku tak hanya pakai di kulit saja, tapi juga ku usapkan ke jilbab, dan seluruh pakaian hingga kaos kaki. Lalu tube-nya ikut ku bawa ke luar rumah. Biasanya cukup sekali pakai saja, tapi nyamuk bulan Juli kemarin sungguh kurang ajar. Sekali pakai hanya tahan 1-2 jam saja, kadang harus pakai ulang beberapa kali.
Sengaja pilih lotion penolak nyamuk dee-dee dari Yuri Indonesia ini dengan pertimbangan lotion-nya aman untuk kulit anak-anak, jadi ya seharusnya aman untuk kulit sensitif ku ya kan. Lotion anti nyamuk ini cepat meresap di kulit dan ada sensasi lembab gitu di kulit dan telapak tangan. Gak ada rasa panas di kulitku dan gak terasa lengket. Ketika dioleskan ada wangi jeruknya gitu, segar macam pengharum ruangan. Wanginya bertahan kurang lebih semenit. Setelah itu hilang. Oiya, kuingat pernah cuci tangan setelah sejam pemakaian, dan saat cuci tangan pertama terasa lotion-nya tercuci gitu, berarti lotion-nya menempel tapi gak terasa lengket ketika kering ya kan. Dan yang tak kalah penting produk-produk dari Yuri ini tidak terafiliasi dan mendukung Si Rewel ya kan.
8. Raket nyamuk
Sebelumnya raket nyamuk tak pernah kubawa. Gara-gara nyamuk bulan Juli ini lah raket nyamuk ini menambah daftar alat tempur berkebunku. Fungsinya? Ya tentu menyetrum nyamuk. Jadi pagi sebelum memulai aktifitas berkebun, aku mencari korban dulu... Wkkk... Mencari nyamuk maksudnya. Sampai baterai habis. Lalu dicas lagi dan sorenya ku mencari mangsa lagi. Di kegiatan inilah ku menemukan kalau di tanah-tanah juga banyak nyamuk besar-besar. Heran sih. Aktivitas ini ku lakukan tiap hari selama sepekan. Dan hasilnya... Jumlah nyamuk berkurang drastis. Alhamdulillah. Kini raket nyamuk ini sudah bisa tidak ikut berkebun😁.
Nah, demikianlah sekilas pengalaman berkebunku di musim kemarau Juli lalu, musim yang nyamuknya ganas luar binasa. Semoga bermanfaat bagi kamu yang juga suka berkebun ya. Kalau kamu, biasanya supaya aktivitas berkebun tetap nyaman dan aman saat musim banyak nyamuk gimana, nih?
Aku senang banget berkebun kak apalagi kalau memanen. Hasil kebun itu ada rasa bahagia dan puas sekali. Sayang kadang lupa pakai sunscreen dan lotion nyamuk
ReplyDeleteBaru tahu kalau ada lotion nyamuk merek lain. Tahunya cuma soffel nih. Itu pun malasnya minta ampun. Auto badan ya bentol-bentol gitu.
ReplyDeleteDuh, berarti kalau selama ini yang ingin diputik hasilnya bukab berkebun ya. Namanya panen. Pantesan mau berkebung auto nggak jadi mulu. Karena yang dipikirin kapan panennya hihi.
Hmmm dh lama x kakak gk berkebun. Terakhir udh terniat kali, eh bibit tanaman wafat di tangan bocil. Ntah la, setelah itu kk gk berniat lg, mgkn nanti setelah rumah sndiri, lbh kondusif ya.
ReplyDeleteKok sama yaa mbak. Tiap hari di rumahku juga nyamuknya makin ganas dan banyak. Pasukannya banyak banget. Harusnya emang stok krim anti nyamuk. Apalagi buat berkebun banyak banget nyamuknya.
ReplyDeleteberkebun asyik tanpa halangan nyamuk nakal dengan bantuan lotion dee-dee, selamat berkebun!
ReplyDeleteTapi memang aku akui, justru musim kemarau ini nyamuk makin banyak dan ganas ya. Jadi harus nyetok obat nyamuk. Berkebun ini salah satu kegiatan yang bisa mencegah pikun kalau dilakukan lansia menurutku
ReplyDeleteNyamuk emang mengganggu apalagi saat berkebun. Alhamdulillah ada lotion dee-dee. Kk pikir lotion ini untuk anak bayi ternyata untuk orang dewasa juga bisa.
ReplyDelete