MemesonaItu Adalah Mereka yang Tulus Peduli

6:28 pm Pertiwi Soraya 15 Comments

Siapa yang hadir di benakmu jika diminta untuk menyebutkan sosok–sosok wanita yang memesona? Raline Shah, Putri Indonesia, Miss Universe, Oprah Winfrey, Siti Khadijah, atau bahkan ibunda kita tercinta? Saya yakin kita punya beberapa bahkan banyak nama yang hadir di kepala.

Begitupun saya. Alhamdulillah ada banyak sosok wanita memesona yang hadir dalam hidup saya. Sebut saja beberapa di antaranya ada Ibu, Sari, Lia, Fitri, Paku, Kak Rizky, Ririn, Salwa, Ucha, Dewi, Nurul, Putri dan Bu Uning, (Tuh, banyak bukan? Ini baru beberapa) yang saya yakin banyak dari pembaca yang tak tak kenal siapa mereka. Hehe.

Sosok mereka kerap membuat saya terkagum-kagum sekaligus iri. Iri? Ya, karena saya juga ingin seperti mereka dalam arti memiliki pemikiran-pemikiran dan perilakunya.

Lalu apa sebenarnya yang membuat saya begitu terpesona dengan mereka?

Jika dilihat dari paras dan penampilan, mereka adalah sosok yang beragam, tentu tak bisa disamakan. Jika orang yang pertama kali melihat mereka diberikan kertas yang berisi pilihan: sangat cantik, cantik, biasa, hingga jauh dari cantik, saya yakin kesemua opsi tersebut akan dicontreng. Kesimpulannya, bukan wajah dan penampilan yang membuat saya terpesona.

Karena memutuskan untuk menuliskan artikel ini, saya jadi berfikir, apa sebenarnya kesamaan yang ada pada mereka hingga membuat mereka memesona?

Saya ingat-ingat kembali hal-hal apa saja dari mereka yang membuat saya kagum, terinspirasi, tertegun, tertonjok, dan tergerak untuk menjadi seperti mereka, berfikir seperti mereka, dan berlaku seperti mereka. Hal-hal apa saja yang membuat saya berubah karena hadirnya sosok mereka.

Dalam rekaman ingatan saya, mereka adalah sosok-sosok seperti di bawah ini.

Mereka adalah sosok-sosok yang yang dengan senang hati membatu orang lain, baik itu hal-hal kecil maupun hal-hal besar yang bisa mereka lakukan.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang sigap turun dari mobil dan berlari membantu seorang bapak yang terjatuh karena motornya terserempet truk di jalan raya.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang rela menangguhkan melahap rotinya, demi menghampiri sekelompok mahasiswa yang sedang duduk-duduk di taman kota, lalu memungut bungkus makanan yang mereka buang begitu saja, kemudian ia serahkan pada mereka sembari tersenyum menunjuk ke arah tong sampah. Ia mengatakan sesuatu yang tak saya dengar namun saya paham maksudnya. Intinya mengingatkan untuk tidak menyampah.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang lemah lembut pada anak-anak, juga yang rela memungut kucing-kucing terlantar dan merawat mereka bak anak-anak kandungnya.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang kerap memasukkan namaku dalam doa-doanya tanpa saya tahu, padahal ia bukanlah ibu atau bagian keluarga saya.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang ketagihan untuk berbagi apa saja kecuali kesedihannya, di mana saja dan pada siapa saja, dengan harapan bahwa apa yang ia bagikan dapat bermanfaat dan ia mengharapkan balasan hanya dari Sang Pencipta.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang tak mau diketahui jika ia sedang sedih, sakit ataupun marah padahal saya tinggal di bawah atap yang sama. Jika pun berhasil diketahui, saya pasti mengetahuinya setelah ia sembuh, dan setelah masalahnya selesai. Sedangkan marah, saya tak pernah tahu ataupun melihatnya pernah menunjukkan gejala-gejalanya.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang kerap memutar balik motornya untuk membeli dagangan kerupuk, atau balon, atau koran, atau mainan parasut terjun milik bapak-bapak tua,   yang ia temui di jalanan.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang selalu bisa ngobrol asik dengan tiap tukang parkir yang ditemuinya sembari memarkirkan motornya, penjual gorengan di pinggir jalan, penjual es dawet, penjual pepaya dan ikan di pasar, sampai tukang sapu yang sedang duduk-duduk melepas penat, seolah mereka telah kenal lama.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang selalu berusaha agar boncengan motornya tak pernah kosong baik ketika pergi maupun pulang dari suatu acara. “Ada yang mau bareng saya?” Begitu selalu katanya.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang selalu berusaha agar tiap perbuatan yang dilakukan untuk dirinya juga bisa bermanfaat untuk orang sekitarnya.

Salah satu dari mereka adalah sosok yang melaluinya saya melihat penerapan langsung dari filosopi “belum beriman seseorang hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”.

Dan setelah saya ingat-ingat lagi, tiga poin terakhir bukanlah dilakukan oleh salah satu dari mereka, namun oleh mereka semua.

Nah, tiap kali saya memgingat masa-masa ini, saya merasa seperti yang saya sebutkan sebelumnya; kagum, terinspirasi, tertegun, tertonjok, dan tergerak untuk menjadi seperti mereka, berfikir seperti mereka, dan berlaku seperti mereka.

Apakah hal yang sama dari sosok pribadi mereka yang membuat saya terpesona? Saya simpulkan bahwa mereka adalah sosok-sosok yang tulus atas segala bentuk kepedulian mereka. Mengharapkan balasan hanya pada Tuhan. Mereka tulus peduli. Tak hanya pada teman, saudara dan orang-orang terdekatnya, tapi pada siapapun, manusia dan semua ciptaan sang Khalik. Oleh karena itu, di mata saya mereka jadi amat memesona.

Hadirnya mereka dalam kehidupan saya adalah satu anugrah yang sangat saya sukuri. Melalui mereka saya banyak belajar. Saya yang awalnya adalah pribadi yang hampir bisa dikatakan anti sosial dan masa bodoh dengan sekitar, merasa tertampar. Melalui mereka saya belajar bersilaturahim, berbagi, berempati, peduli dan perlahan-lahan saya belajar untuk menikmati manisnya rasa ketulusan. Saya ingat semuanya dimulai dengan mulai peduli pada hal-hal kecil di sekitar dan melakukannya dengan tulus.

Terima kasih telah hadir dalam hidup saya dan mengajarkan begitu banyak makna kehidupan. Semoga ketulusan kalian kian berkah dan kian banyak sosok-sosok lain yang tumbuh memesona berkat pesona yang ada pada kalian.

Seseorang mengatakan, “Be somebody you would like to meet”. Jadilah seseorang yang ingin kamu temui. Saya pribadi tak kan menolak bertemu dengan sosok-sosok memesona itu. That’s why I am being somebody I’d like to meet. Oleh karena itu saya sedang berusaha menjadi seseorang yang ingin saya temui. Dimulai dengan mulai peduli pada hal-hal kecil di sekitar dan melakukannya dengan tulus. Karena Memesonaitu adalah mereka yang tulus peduli.

Begitu versi saya tentang #MemesonaItu. Bagaimana MemesonaItu versi kamu? :D

You Might Also Like

15 comments:

  1. Memesona. Awak penasaran nama lengkap tokoh2 di atas. Ruar biasa mereka semuanya

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. setuju, sosok-sosok seperti itu memang memesona :)

    ReplyDelete
  4. kayaknya kamu nulisnya enggak pake laptop ya? Terus terang aja, pake hati, kan? asek. Ngalir tulisannya. Iya ya, enggak jauh2 kadang, walau gak ada yg sempurna tapi kerap ada bagian yg memesona dari orang sekitar kita, dan seringkali pada hal2 yg sederhana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oooo..jadi gini ya rasana nulis pake hati😄😄😄

      Padahal berasa curhat😁

      Nanti rirun yg bacanya gak pakai mata...pakai hati ya😁

      Delete
  5. Kak, nikmal memesona kakak ga? #inikomenmacemapa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaa....nikmal ada tersebut namanya yaaa..iya la kalau gitu😂

      Delete
  6. Kok jadi pengen kenalan sama kakak-kakak memesona itu
    Siapakah dia?

    ReplyDelete
  7. Aku jadi pengen memesona yang lain juga. Hehehe bisa Nggak yah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cieeee.....awak pasang kacamata dulu lah...meleleh ntar😆

      Delete
  8. Memesona itu yang tulus apa adanya, yg ikhlas lahir batin dan nggak melulu pake make up itu versi saya wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Versi nya mbak keren juga....gak perlu pake make up. Setujuuuu😁

      Delete

Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄