Me and Angkot

2:57 pm Pertiwi Soraya 10 Comments

Tinggal di Medan namun gak pernah naik angkot? Ada. Tinggal di Medan tapi tak pernah lihat angkot? Pasti Ia tinggalnya di “medan” perang. Yang dilihat motor tank :D
Angkot Medan
Jurusan mana yang merah-merah itu coba? ^_^

Medan tanpa angkot rasanya tak mungkin. Malah Medan kerap dengan cerita angkot yang ugal-ugalan. Kebut-kebutan sesama angkot yang bernomor sama dalam mencari penumpang. Pembalap yang menguasai jalanan. Tak hanya jalan raya bahkan trotoar. Selama masih mungin untuk dilewati maka jalanan angkotlah itu.

Mungkin pernah mendengar celutukan ini, “Kalau sedang di jalan raya, hanya tuhan dan supir angkotlah yang tahu kapan angkot di depan kita akan menepi”. Di Medan, praktek pemandangan begini mah sudah biasa. Yah, benginilah memang wajah perangkotan Medan ini.

Rambu-rambu lalu lintas sering tak mampu mematuhkan para supir angkot untuk menjadi pengemudi yang baik berlalu lintas. Namun adanya polisi yang berdiri di pinggir trotoar saja akan mengubah para sopir menjadi jinak. (Sebenarnya seluruh pengendara bermotor sih :D)

Walaupun begitu, tak jarang pula karena ugal-ugalan dan kebut-kebutannya itu, saya malah jadi bisa tiba tepat waktu saat telat keluar dari rumah, tiba lebih cepat di tujuan dari pada jika naik motor, sampai juga sering jadi tak berpanas ria bermacet-macetan di jalan karena sang supir lihai meliuk di trotoar dan piawai menjajah pejalan kaki, bahkan melewati gang-gang kecil hingga mendapatkan serapah dari ibu-ibu yang sedang ngerumpi di pinggiran gang. Ah, sebagai penumpang saya juga merasa bersalah, namun ya bagaimana lagi.

Selain sensasi adrenalin saat di jalanan, angkot Medan juga menawarkan sensasi kortisol, yaitu stress. Seperti ketika sang supir mendesak-desakkan penumpang, penumpang yang seolah-olah menduduki harta karun hingga tak mau bergeser, penumpang yang merokok secara tak tahu diri (yang gak mau menelan asap rokoknya sendiri), sampai penumpang yang senang didesak-desakkan. -_-

So, siapa yang belum pernah naik angkot di Medan ini? Atau jangan-jangan kamu adalah angkoter sejati? Seperti saya yang kemana-mana pasti diantar sopir. Tiap hari ganti-ganti  sopir dan kendaraannya :D

Nah, bagi kamu yang akan memulai atau sedang menjalani kehidupan sebagai angkoter Medan, ada beberapa tips untuk memaksimalkan kenyamanan saat berangkot ria versi saya.

Ketika di dalam angkot

Duduk paling ujung

Memang tak selamanya, namun bisa dikatakan 90 % dari pengalaman saya, duduk paling ujung lebih nyaman ketimbang duduk di dekat pintu ataupun di tengah-tengah meskipun angkot sedang kosong. Karena posisi ujung membebaskan kita dari harus bergeser ketika ada penumpang lain dan angkot semakin penuh. Kita juga bisa bersandar menikmati perjalanan. Apalagi jika jarak tempuh lumayan jauh.

Selain itu, jika ada penumpang yang merokok, akan lebih kecil volume asap rokoknya yang mengenai kita selama angkot berjalan.
(Posisi duduk ini tidak di rekomendasikan ketika ada ban serep).

Duduk di belakang sopir

Posisi ini juga termasuk aman dari keharusan untuk menggeser atau terpasa bergeser. Namun jika sang sopir merokok maka tidak direkomendasikan. Dan juga tidak direkomendasikan jika ada penumpang yang merokok di bangku tengah atau dekan pintu. Karena asap rokok akan menyerbu kita dengan volume yang besar. Sebaiknya duduk lebih ke belakang dan paling jauh dari si perokok. Karena saat angkot berjalan, aliran udara bergerak dari belakang ke depan bukan sebaliknya.

Menghindari asap rokok dengan pendekatan frontal

Posisi duduk di atas memang bisa mengurangi volume asap yang menerpa kita. Namun untuk menghindari asap rokok dengan sebenar-benarnya, kenapa tidak mencoba pendekatan frontal. Maksudnya dengan langsung menyapa si perokok. Mungkin redaksi pengaturan ini bisa dicoba. “Maaf bang, bisa tolong rokoknya dimatikan? Saya ada gangguan pernafasan. Maaf ya Bang. Gak apa kan Bang”. Disampaikan dengan intonasi lambat dengan wajah senyum manis. “Makasih banyak Bang”. Insyaallah berhasil deh :D

Letakkan tas di samping

Kebanyakan penumpang akan meletakkan tasnya di pangkuan atau memeluk tasnya ketika duduk. Saya biasanya meletakkan tas di samping terutama ketika duduk di belakang supir. Tujuannya sih untuk menghindari penumpang yang suka didesak-deakkan. Karena biasanya kecendrugan penumpang pria lebih tinggi untuk mengambi posisi duduk di ujung belakang, dekat pintu dan di belakang sopir.

Ketika menunggu angkot

Nunggu angkot gak harus di Halte ^_^

Hindari genangan air

Jauh-jauhlah dari genangan air baik banyak ataupun hanya sedikit saat menunggu angkot. Bukan tak jarang ada angkot yang mungkin sedang ngebut ataupun sedang iseng atau tak sengaja melewati genangan air sehingga akan kita terkena cipratannya. Apalagi jika keadaan sedang atau baru saja hujan. Beware of water.

Teliti memilih

Ketika sedang atau bakal telat, tak jarang angkot yang muncul lebih dahulu akan kita serbu. Nah, ketika kita sedang butuh angkot yang cepat (baca: ugal-ugalan) eh, kita malah terjebak dalam angkot berkecepatan siput. Kortisol pun merajalela, karena pikiran stress.

Meskipun ingin segera namun kepala harus tetap dingin. Baiknya kita teliti sebelum menyetop angkot. Jangan terburu-buru memanggilnya. Dari jauh kita bisa perhatikan tingkat kecepatannya mendekati kita. Jika kecepatannya lambat baiknya biarkan saja. Tunggu yang selanjutnya. Namun ini hanya untuk angkot yang lalu lintasnya banyak lho ya. Jika angkot ini temasuk daftar yang langka, ya terima sajalah :D

Say No

Mengatakan tidak sering kali sulit. Namun jika berniat tidak menyesal kemudian, mengatakan tidak adalah solusinya. Bayak supir yang akan menghentikan angkotnya ketika kita menyetopnya, tapi di dalamnya ternyata sudah penuh, bahkan mungkin berdesakan. Jika tak ingin menyesal, tanyakan pada penumpangnya “Masih bisa, Bu?” Jangan tanya pada supirnya. Kalau Si ibu kelihatan bersungut-sungut, baiknya tunggu yang berikutnya.

Nah, itu dia beberapa tips ala saya yang telah malang melintang di dunia perangkoteran Medan. Semoga bermanfaat.

5th Anniversary Cerita Medan
wall art nya keren ^_^
By the way, tulisan ini diikutsertakan untuk meramaikan #BlogContestCeritaMedan dalam rangka perayaan #5thAnniversaryCeritaMedan. Karena belum jadi-jadi buat mampir ke kantornya Cerita Medan, kali aja bisa ikutan candle light dinnernya. :D

oiya, akun IG Cerita Medan termasuk salah satu yang notifikasiya saya hidupkan. Jadi tiap kali posting akan muncul notifikasinya.  Soalnya tak mau ketinggalan dengan info-info terbaru seputar Medan dan kegiatan komunitasnya :D (Sama sekali bukan kode)
5th Anniversary Cerita Medan
Lomba menghitung: Cokelatnya ada berapa potong?
So, finally, Happy 5th Anniversary Cerita Medan. Semoga semakin sukses mengembangkan sayapnya sebagai kiblat cerita tentang Medan. Dan semoga tambahan umurnya selalu memberikan tak hanya citra positif bagi kota Medan tercinta namun juga perubahan karakter masyarakat kita :D. Amin.
Yang belum ikutan, yuk ramaikan salah satu event Medan yang kece ini. Kali aja bisa ketemuan pada Candle Light Dinner nya Cerita Medan :D

10 comments:

Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄

Me and Cats

6:54 pm Pertiwi Soraya 2 Comments

Jika dikatakan sebagai cat lover alias pecinta kucing, saya tak berhak menyebut diri atau menyandang gelar itu.


Saya suka kucing, lebih tepatnya mengagumi kucing. Pecinta kucing? Apalagi ditambah kata sejati...saya tidak sampai pada tingkat demikian. Memelihara seekor anak kucing terlantar, mungkin masih akan saya lakukan. Namun anak-anak kucing terlantar, saya akan pikir beberapa kali dengan hasilnya kemudian adalah tidak.

Ada banyak pertimbangan untuk tidak. Yang paling dasar adalah karena saya tidak tinggal di rumah sendiri dan tidak sendirian, alias nge-kos. Kedua kalau pun tinggal di rumah sendiri (rumah orang tua maksudnya), terakhir kali saya cek di rumah sudah ada 3 ekor kucing :D. Ketiga, seumur-umur belum pernah merawat anak kucing yang tak ada ibunya.

Sejauh ini kalau induk kucing di rumah melahirkan, ibunya bertanggung jawab pada anak-anaknya. Menyusui bayi-bayinya, merawat dan menjaga mereka. Jadi ya bisa dikatakan saya tak pernah merawat anak kucing. Karena lebih tepatnya saya adalah pengamat induk kucing yang merawat anaknya. :D.
Induk dan anak kucing
Emaknya lagi natar si anak supaya murah senyum ^_^
Pernah sih kata Ibu, di rumah induk kucing yang lain melahirkan. Lalu si induknya menelantarkan anaknya begitu saja. Tak mau menyusui bayi-bayinya bahkan. Akhirnya nasib para bayi kucing itu tak diketahui rimbanya. Dan pada saat kejadian itu, saya lagi merantau di negeri orang :’(.

Nah, balik lagi pada status saya sebagai pengagum kucing. Bagi saya, kucing bisa memberikan efek yang sama seperti ketika orang makan cokelat atau es krim. (Bukan berarti kucingnya dimakan ya). Maksud saya, kucing memiliki efek sebagai mood booster. Penghilang stress seketika. Hal yang sama seperti ketika melihat bayi. :D. Huaaa...Bawaannya senyum-senyum sendiri. Mau dikatai gila juga bodo amat. Namanya juga kena dopamine. Efeknya ya bahagia :D.

Meskipun begitu, tak semua kucing mampu memberikan efek bahagia yang sama. Misalnya saja, ketika saya sedang berjalan kaki. Lalu terlihat ada seekor kucing. Ada karakteristik yang dimiliki atau tak dimiliki kucing tersebut yang akan membuat saya tertarik mengamatinya berlama-lama. Bahkan mungkin menghampirinya. Sesuatu yang masih belum bisa saya jelaskan seperti apa karakteristik yang menarik tersebut.
anak kucing
Ini termasuk kategori yang menarik perhatian
Mungkin lebih kepada bentuk dan proporsi wajahnya. Ada sebagian bentuk mata dan pola warna bola mata yang jika saya memandangnya tidak akan menghasilkan dopamine. Malah cenderung sebaliknya. Memandangnya malah merasa dan mendapatkan aura tak suka, defensive, garang, pengganggu, jahat, bahkan sombong. Intinya mereka jadi tidak terlihat menggemaskan sama sekali.

Kebanyakan saya menemui tipe kucing yang tak membawa efek bahagia ini pada kucing dewasa. Khusunya kucing jantan dewasa. Berjumpa dengan mereka rasanya benar-benar menyebalkan. Sombongnya minta ampun. Apalagi dengan gaya berjalannya yang khas. Gaya berjalan mereka seperti merasa merekalah yang paling hebat, merasa seolah-olah tubuh mereka seperti singa. Angkuh. Arrghhh...sungguh menyebalkan.

Selain gaya jalannya yang memuakkan itu, satu lagi hal yang tak saya sukai dari  mereka adalah perilakunya yang tak senonoh, yaitu suka pipis sembarangan. Memang sih itu adalah cara memreka menandai daerahnya. Tapi kok ya bisa-bisanya ketika salah satu dari mereka kepergok sedang berjalan-jalan mengunjungi lorong kos-an dan saya mengusirnya, dengan mengejutkannya, sempat-sempatnya ia meninggalkan tandanya padahal saya sedang mengejarnya. Grrhhh.

Jaraaang sekali bisa menjumpai kucing jantan dewasa yang down to earth. Ketika dipanggil akan memperhatikan. Dan punya sopan santun yang baik. (Kucing yang tinggal di  Kraton Jogja apa sopan santunnya baik juga kah?) Bisa dikatakan seribu satu. Dan dari seribu itu, satunya akhirnya pernah saya jumpai. Kucing jantannya Kyo. Sakti namanya. Awalnya saya pikir Sakti adalah betina karena gaya berjalannya tak sombong. Namun setelah diperhatikan seksama ia memang memiliki karisma berjalan ala kucing jantan. Baru kali itu kucing jantan yang saya panggil merespon dengan sopan. Biasanya perlu digertak agar mau merespon. Itu pun responnya ampun dah :D

Selain kucing jantan, jenis kucing yang tak saya sukai adalah kucing yang tak kelihatan bulunya. Seperti pada kucing khas Mesir atau dikenal dengan Sphinx. Ia terlihat seperti hanya memiliki kulit saya dengan telinga runcing. Aiii...seram rasanya.
Sphinx cat
(catloversblogs.blogspot.com) Seram kan...

Nah, dari semua jenis-jenis kucing, baik yang berbulu lebat panjang seperti kucing-kucing Persia dan Anggora, maupun yang seperti basa kita lihat (kalau kata orang kucing kampung), saya paling suka dengan anak kucingnya..ahaha. (kecuali yang tipe kucing Mesir tadi ya).  Kalau yang namanya anak kucing, melihatnya itu aaa...melayang-layang rasanya. Apalagi kalau bertemu yang tipenya benar-benar menggemaskan. Mulut mereka yang imut-imut, matanya yang tak terkatakan, bulu-bulunya yang awut-awutan seperti baru bangun tidur, dan kepalanya yang akan bergerak mengikuti gerakan jari tangan. Huaaa...Meleleh rasanya. :D
Kucing mengantuk
Habis makan kue dia pun terkantuk :D
Tapi ternyata memang benar, kittens atau anak kucing merupakan salah satu dari kata kunci yang paling banyak dicari di google. Dan saya juga pernah membaca disalah satu (lupa) entah novel atau internet, yang intinya adalah orang-orang lebih banyak menghabiskan waktunya tanpa disadari untuk membuka-buka hal yang tak penting di internet, dan salah satunya adalah melihat foto kucing-kucing lucu. Hmm...kalau buat wanita mungkin benar, tapi kalau buat pria???

2 comments:

Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄

3 Hal yang Wajib Dilakukan Sekarang Aja

4:00 pm Pertiwi Soraya 2 Comments

Kalau kamu sudah baligh, dan  pernah, sedang atau berniat punya pacar, maka kamu wajib melakukan 3 hal di bawah ini Sekarang Aja.

Putuskan Pacarmu Sekarang Aja

What the..? Nyari pacar aja susah, eh, malah mau diputusin. Yang bener aja?

Wop...sabar dulu. Dengar dulu penjelasan saya.

Pertama mari kita pikirkan dengan kepala dingin. Apa sih alasan utama kamu punya pacar? Lebih tepatnya tujuannya apa? Mau cari pasangan hidup atau buat have fun? Atau karena cinta?

Kalau buat have fun, yang fun siapa? Kamu atau dia? yang selalu traktir dia makan, nonton dan jalan-jalan? Yang ditraktir sih enak, la yang bayari? Waah, banyak pengeluaran ya kan.

Karena cinta? Ah, coba dipikir lagi. Kalau kamu bilang cinta, namun tak mampu membuatmu berani mengambil keputusan untuk memintanya secara resmi pada walinya, itu yang kamu sebut cinta? Dengan segudang alasan yang kamu punya; masih muda, belum mapan, bla la bla.
putuskan pacarmu
Yang gak pasti ditunggu-tunggu, yang pasti malah diabaikan
Karena cinta sama Abang itu? Kamu mungkin punya rasa itu. Namun coba pikir,  menanti (bertahun-tahun) yang tak pasti apa ia akan memutuskan untuk melamarmu atau tidak? Ah, buang-buang jatah hidup.

Yang baru akil baligh mungkin lebih kepada have fun kali ya.  Ada yang nanyain sudah makan atau belum, sudah mandi atau belum, sudah bernafas atau belum, dan saudara-saudara pertanyaan sejenis, ada yang mengantarkan kemana-mana, dan segala kemudahan hidup yang sering kali terlihat dari mereka yang mempraktekkannya. Maka yang belum mempraktekkannya pun tergoda untuk meramaikan dunia perpacaran. Padahal di dalamnya penuh drama konyol yang tak penting.

Belum lagi jika bicara tentang dosanya. Tak perlulah bicara tentang genre pacaran yang “kelewatan”. Kita bicara tentang pacaran yang kata mereka pacaran yang Syar’i. Memangnya ada? Itu lho, yang panggilannya ukhti dan akhi, yang tak pakai acara berdua-duaan, atau bersentuhan di dunia nyata. Tapi kominukasi di  dunia maya dengan bawa-bawa hati. Ada rasa bahagia, berbunga-bunga, melayang-layang kala berinteraksi atau pun ketika mengingat-ingatnya. Itu mah sama aja. Tetap saja termasuk ke dalam bentuk zina. Zina hati namanya. Dan segala bentuk zina itu haram hukumnya bro.
pacaran syar'i
Pacaran Syar'i? -_-
Silahkan bertanya pada yang telah berpengalaman menyelami seluk-beluk dunia perpacaran. Tanya pada mereka, lebih banyak mana, baiknya atau mudharatnya.

Bermain-main dengan rasa dan menikmati pacuan endorphin rasanya memang menyenangkan. Sebuah ungkapan menyebutkan untuk untuk  hati-hati membawa hati, karena hati berbolak-balik.

Info lebih jelasnya tentang gak penting dan haramnya pacaran ini bisa di googling deh. Teknologi kan sudah mudah di akses. Tinggal kitanya saja yang mau buka mata dan pikiran.

So, putuskan pacarmu sekarang aja. Hari gini masih pacaran sebelum nikah? Pemikiran yang masih primitif. Ups.


Menikah Sekarang Aja

Gampang mengatakannya. Nah, melakukannya? Emang situ udah?

Ahaha...gak perlu sampai diproklamasikan gitu juga kali. Yups, kamu benar. Lebih mudah mengatakannya dari pada mengaplikasikannya.

Namun, maksud poin ke dua ini ada hubungannya dengan poin pertama tadi. Coba kita balik pola pikir kita tentang pacaran sebelum menikah (yang primitif tadi) menjadi pacaran sesudah menikah.

Nah, berarti jika kita berniat pacaran maka harus siap nikah dong. Kalau belum siap nikah, ya jangan pernah punya pikiran untuk pacaran. :D
menikah sekarang aja
Sah? Sah! ^_^
Baiklah, semua orang tahu lah ya, untuk menikah butuh banyak persiapan. Materi, fisik, dan psikis. Kebanyakan alasan-alasan akan bermunculan dikemukakan ketika dibenturkan pada sisi materi. Alasan yang paling tipikal adalah belum mapan.

Sebenarnya yang dikatakan mapan itu seperti apa sih? Apa standarnya? Apa menunggu harus punya rumah bertingkat dulu, 1 mobil, dan sebidang sawah? Harus S2 dulu? Memiliki karier yang bagus? (sebagus apa?) Atau memiliki pekerjaan dengan pendapatan tetap saja sudah cukup? Maka mapan adalah relatif.

Kesiapan fisik bisa dikatakan sudah lulus ketika sudah akil baligh. Maka tak ada masalah.

Kesiapan psikis berupa kematangan berfikir dan juga agama. Usia seseorang tak selamanya menjadi patokan ukuran kematangan berfikir dan agamanya. Usia matang tak menjamin matang pula cara pandangnya. Pola asuh keluarga dan gemblengan lingkungan yang mematangkan manusia. Makanya tak sedikit yang memutuskan untuk menikah muda (usia 17-22 tahun).

Semua terpulang pada niat dan kesiapan masing-masing. Mau mengulur-ulur karena merasa belum mapan, belum siap dan belum baik. Sampai kapan?

Menikah adalah salah satu solusi ampuh untuk menghindari mudharat pada pacaran ala primitif (pacaran sebelum menikah maksudnya), menghindari perangkap zina. Karena perasaan berbunga-bunga dan mesra-mesraan setelah menikah justru berbuah pahala.

Mengutip pesan ibunya Fahri pada novel Ayat-ayat Cinta 2, “Hunna libasun lakum wa lakum libasun lahunna”. Istri adalah pakaian bagi suami dan suami pakaian bagi istri. Dan kamu harus tetap memiliki pakaian. Nah, dengan kata lain yang sampai saat ini masih jomblo berarti belum memiliki pakaian -_-.

So, yang ingin punya pakaian dan mampu, menikahnya sekarang aja.


Investasi Sekarang Aja

Lah, dari tadi bahasannya pacaran dan nikah. Kok ini malah bahas investasi sih?

Iya dong, karena investasi yang akan dibahas ini bisa jadi salah satu solusi untuk kegalauan yang menunda-nunda nikah karena katanya belum mapan tadi. Yang alasannya tabungannya belum cukup buat mahar dan beli rumah. Makanya mari perhatikan pemaparannya ya ^_^.

Nah, kalau dengar kata investasi, apa yang terpikir olehmu?

Hmm, properti, emas, deposito dan orang kaya, soalnya investasi butuh modal besar.

Yup kebanyakan orang akan berfikir begitu. Investasi butuh modal besar. Meskipun kita kepikiran untuk berinvestasi, kita akan memilih menabung dulu, menabung sekarang, menabung lagi, lagi, dan menabung nanti, sampai isi tabungan kita cukup untuk dibuat jadi investasi. Betul?

Nah, ternyata ada satu jenis investasi yang saya juga baru tahunya ketika DURIAN (DiskUsi RIngan Anak medaN) Blogger Medan pada Minggu 14 Agustus lau di Bangi Kopi, bahwa ada investasi yang jenisnya pasar uang.

Pasar uang? Seperti pasar modal atau saham?

Bukan. Pasar uang berbeda dengan pasar saham.

Pasar uang bersifat peminjaman jangka pendek (kurang dari 1 tahun). Produk yang dihasilkan berupa surat-surat berharga berupa sertifikat deposito, tabungan, SBI, dan commercial paper. Pasar uang memiliki resiko rendah dengan keuntungan yang juga rendah. Pasar uang diatur oleh Bank sentral yaitu Bank Indonesia. Keuntungan yang diperoleh investor dari meminjamkan dananya adalah berupa bunga.

Sedangkan pasar modal bersifat jangka panjang. Poduk yang dihasilkan juga berupa surat-surat berharga namun berbentuk obligasi, reksadana dan saham. Pasar modal memiliki resiko tinggi dengan keuntungan yang juga tinggi. Pasar modal diatur oleh Departemen keuangan. Keuntungan yang diperoleh investor dengan meminjamkan dananya adalah berupa bagi hasil (deviden) dan pertumuhan modal (capital gains).
investasi klikMAMI
Bang Ade dari Manulife yang jadi salah satu pemateri di DURIAN
Nah, di DURIAN waktu itu, khusus bagi para pemula yang berencana memulai berinvestasi, Bang Ade dari Manulife menyarankan untuk memilih investasi yang berbasis pasar uang ini, namanya Manulife Dana Kas II. Beresiko rendah namun keuntungannya juga rendah.

Manulife Dana Kas II memiliki beberapa kelebihan. Diantaranya merupakan salah satu produk reksadana Manulife yang pertumbuhannya stabil, dapat dicairkan kapan saja tanpa penalty, keuntungannya mencapai 6,73 %, transaksi bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja melalui klikMAMI, data investor dijamin aman dari kejahatan dunia maya alias cyber crime, dan untuk memulai investasi ini sangat murah, cukup dengan Rp. 100.000,- saja.

DI klikMami kita bisa memantau uang kita kapan dan di mana saja. Kita bisa menarik investasi kita dengan menjual investasi kita, redemption namanya.

Untuk menjadi investor klikMami juga sangat mudah. Hanya butuh KTP dan nomor rekenening. Jadi kalau belum punya rekening bank silahkan buat terlebih dahulu :D. Bisa langsung daftar online di sini. Lengkapi data-data yang dibutuhkan dan aktivasi akun melalui e-mail kita. Selanjutnya tunggu konfirmasi dari CS Manulife dan akun klikMami kita sudah aktif dan bisa mulai bertransaksi.
klikMAMI
Di klikMAMI bisa diakses kapan pun dan di mana pun
Di Manulife kita bisa menghitung nilai investasi kita dengan menggunakan kalkulator Manulife yang terdapat di websitenya.

Nah, mudah, murah dan menguntungkan bukan? Bisa juga kalau kamu lebih nyaman dengan yang berbasis syariah. Manulife juga memiliki investasi berbasis syariah kok :D

Dari pada uang kita hanya mendekam di tabungan saja, sebaiknya dimanfaatkan dengan berinvestasi. Karena jika uang dibiarkan lama-lama tidur di dalam tabungan, jumlahnya mungkin bertambah, namun nlainya justru berkurang. Seperti hal nya 10 tahun lalu, uang Rp. 100,- rupiah bisa digunakan untuk membeli 2 buah permen. Sekarang uang dengan jumlah yang sama untuk membeli 1 permen yang sama pun tak cukup. Ini salah satu contoh inflasi.

Sama dengan tabungan di bank. Uang yang sekarang bisa untuk membeli mahar cincin emas 5 gram, sepuluh tahun kemudian dengan jumlah yang sama mungkin hanya bisa untuk membeli cincin emas 2 gram dengan kualitas yang sama.

Makanya mari mulai berinvestasi untuk bekal menyunting yang kamu sebut dia cinta :D. Biar tak ada alasan untuk menunda-nunda. Apalagi jika mapan menjadi sebab sang Cinta ditikung sahabat yang lebih mapan. :D

2 comments:

Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄

Me and Camera

8:00 pm Pertiwi Soraya 6 Comments

Kamera. Saya menyebutnya sebagai teman baik.


Teman baik dalam arti “penolong”.  Kami sangat baik ketika disandingkan berdua. Yah, berdua saja. Berdua menatap arah yang sama. Namun sebaiknya  kami  tidak dihadapkan untuk menatap satu sama lain. Karena saat itu kami ogah dan jengah.

Kamera merupakan sang penolong bagi saya ketika harus melihat dalam jarak jauh. Ia membantu menjernihkan wajah yang kabur di mata saya, enjelaskan tulisan-tulisan nun beberapa meter di hadapan mata. Maklum, saya tak begitu bersahabat dengan kaca mata, terlebih lagi lensa kontak.  Jadi kalau ada yang bilang “Kakak itu cuek kali ya. Lewat gak mau lihat apalagi nyapa” itu sudah biasa.

Ada kalanya wajah orang baru akan terlihat jelas dalam jarak pandang 5 meter. Ketika di jalanan, kalau kamu wanita mungkin masih akan diperhatikan wajahnya, tapi kalau kamunya dari jauh berwujud bukan wanita, aha, maaf ya, kamu pastinya akan di plengosin (apa sih bahasa Indonesia yang baik dan benarnya, diabaikan kali ya). Kecuali jika saya memang sedang mencari kamu :D.

NIkkon
And there you are.
Nah, Si kamera saya ini, Nikki namanya, benar-benar membantu sekali untuk memukanmu dari jarak jauh. (kok terdengar agak-akgak gimana gitu ya). Tak jarang ia mengorbankan dirinya digunakan hanya untuk mengeker, bukan untuk memotret.

Melalui matanya, saya dapat menemukan wajah, mata dan emosimu. Jadi Nikki adalah mata ketiga buat saya. (Karena yang pertama adalah sepasang mata yang diberkan Allah, dan mata kedua adalah “feeling” – yang ini masih perlu dioptimalkan lagi. Sabar menanti paparan tentang Si “feeling” ini ya :D) Begitu kira-kira.

Selain sebagai penolong, Nikki juga sering membuat saya bahagia. Membekukan momen-momen tertentu melalui dirinya menjadi kesenangan tersendiri. Menangkap beragam ekspresi mikro pada manusia dan mahkluk bergerak selalu saja mampu memompa banyak endorpin.

Melakukan eksperimen bersamanya tak mesti diajak bicara ketika lagi tak mood untuk bicara. Ia rela didesak-desakkan dengan isi ransel ketika saya tak membawa tas khususnya. Ia juga tak rewel ketika bukan saya yang berengkrama dengannya.

Namun akhir-akhir ini saya cukup was-was dibuatnya. Lebih-lebih jika mengingat perlakuan saya terhadapnya. Kalau diingat-ingat ia memang tak pernah menerima perlakuan yang istimewa. Membawanya ke tempat servis misalnya. Membersihknannya saja tak teratur. Hmm...muncul rasa bersalah yang bertambah-tambah. Jadi belakangan, terkadang ia seperti menolak untuk diajak bereksperimen ini dan itu. Mungkin ia lelah.

Pernah suatu hari, Nikki baik-baik saja. Kerjasamanya juga baik sekali sejak pagi saya membawanya. Lalu seorang teman meminjamnya sebentar. Tak sampai 2 menit ia pun kembali ke tangan saya. Dan ketika saya akan mengambil sebuah momen lewat lensanya, hasilnya tak seperti yang saya harapkan. Blur. Berulang kali saya coba ia tak menunjukkan respon yang biasa ia lakukan. Jiwanya seakan menghilang dari raganya. Ia beroperasi sebagai layaknya kamera, namun tidak dengan hasilnya, tak peduli seberapa banyak pengaturan telah saya coba.
Nikon
You and I looking at the same direction

Hingga malam tiba, Nikki tak menunjukkan adanya perbaikan. Biasaya jika ia merajuk , ia akan kembali seperti semula setelah seharian didiamkan, diberikan waktu me time nya. Namun tidak hari itu. Saya pun hampir putus asa. mendadang ada rasa panas di bola mata. “Baiklah, besok kita akan menyervismu.” Pikir saya.

Setelah Niki dibersihkan, dan siap dikembalikan ke rumahnya, mata saya tertuju pada suatu bagian di samping lensanya. Sebuah tombol. A dan M. “Ah jangan-jangan...” belum sempat terbahasakan pikiran yang terlintas, tangan telah lebih dulu menukar tombol itu dari M ke A, dan lalu mencobanya.

Subhanallah...ternyata saya memang tak tahu apa-apa tentang dirimu. Padahal telah lewat 18 bulan kebersamaan kita. Ternyata saya memang hanya melihat dari sudut pandang kebahagiaan saya sendiri, tanpa benar-benar memperhatikan ataupun meperdulikanmu. Cinta yang disebut-sebut itu ternyata hanyalah kata dan perasaan sebelah pihak saja.

Maafkan daku wahai kameraku. Maafkan ketololan dan ketidaktahuanku akan apa-apa yang ada pada dirimu dan yang mampu kau lakukan. Maaf karena telah menganggapmu rusak. Padahal temanku yang meminjammu tadi hanya menggeser tombol auto-mu menjadi manual.

Gomennne Nikki.

6 comments:

Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄