Balada Kue Nastar

8:00 pm Pertiwi Soraya 4 Comments



Akan tiba masa di mana sesuatu yang bahkan untuk menyentuhnya saja ogah, akan menjadi sesuatu yang paling dicari dan dinikmati senikmat-nikmatnya.

Seperti halnya kue nastar ini. selagi di rumah, setoples tinggi kue nastar ini tak diterge. Melihatnya saja sekilas pun menerbitkan rasa eneg untuk menyantap panganan lainnya. Namun, pengalaman berbicara. Hukum alam ini selalu berulang. Setidaknya bagi saya dan keluarga. 

Ibu memutuskan untuk memasukkan sepelastik kue nastar dalam kotak keripik yang akan saya bawa ke Medan. “Percaya lah, pasti enak ini nanti rasanya” ujarnya. Yah, cukup sadar dengan kebenaran kata-katanya itu. Namun untuk memasukkannya sebagai daftar barang bawaan kok rasanya enggak banget. Namun ibu rela membungkuskannya dengan cantik dan meletakkannya di dalam kotak.

Dan taraa....malam ini adalah masa itu. Malam di mana gigi sudah lelah mengunyah keripik pisang, tak sengaja terlihat bungkusan kue nastar yang enggak banget itu. Namun rasanya memang jadi luar biasa enak. Padahal tak ada yang berubah dari rasa sebenarnya. Rasanya ya tetap sama seperti segigit di hari pertama lebaran, di mana kuputuskan untuk tak menelan segigit itu.

Karena nastar bukanlah seperti dodol yang mengalami peubahan rasa seiring bertambahnya waktu. Namun di lain sisi, ada sebuah rasa yang memang berbeda yang membuat nastar ini, kue lebaran yang sebelumya membuat sensai eneg, kini terasa begitu memabukkan.
 
kue Nastar
Jangan sampai kalap melalap nastar.
Lalu, apakah sebuah rasa itu? Rindu mungkin? Atau bukan sebuah rasa itu saja yang menjadi biang keroknya. Kembalinya menyandang status “merantau” menjadikan suatu rasa menjadi berbeda. Ah, perasaan memang mudah berubah-ubah. Seperti hati yang mudah berbolak-balik. Maka mintalah sang maha pembolak-balik hati utuk menetapkan hati pada agama-Nya. Karena hati terletak pada jari- jemari-Nya.

Lalu hubungannya dengan kue nastar? 

Jangan lupa bersukur atas semua nikmat yang ada. Karena akan bertambah nikmat jika disukuri. Bukankah nastarmu jadi terasa lebih nikmat? Padahal sebelumnya ogah untuk menyantapnya. Siapa tahu setelah ini akan mendarat nikmat-nikmat lainnya entah dari mana. Sesuatu yang telah lama diidam-idamkan. Entah itu makanan, traktiran, kebahagian, teman, kejutan, keberuntungan, atau bahkan Mas itu. ^_^’’

Ah, sudah lah. Kue nastar ini tak hanya sekedar nikmat saja sepertinya. Tapi juga memabukkan. Hingga penikmatnya pun ikut mabuk pikirannya. Itadakimasu ^_^

Apa kamu juga suka Kue Nastar?

You Might Also Like

4 comments:

  1. Hmmm jadi nastarbun bisa difilosofikan dengan cuaca hati ya...

    ReplyDelete
  2. Cuaca hati n juga sikon tempat makannya😆

    ReplyDelete
  3. Uhh ini dia.. nickname kakak: remah remah kenangan kue nastar. Disingkat R2K2N 😂

    ReplyDelete
  4. Uhh ini dia.. nickname kakak: remah remah kenangan kue nastar. Disingkat R2K2N 😂

    ReplyDelete

Thank you for visiting. Feel free to leave your response. 🙏😁😄